Thursday, May 5, 2016

Tanah subur dan tanah sehat

Tanah Subur dan Sehat

Artinya, tanah yang subur belum tentu sehat, sebaliknya tanah yang sehat belum tentu subur.
Tanah mempunyai peranan sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar tanaman, tempat persediaan udara bagi pernapasan akar, tempat persediaan unsur-unsur makanan bagi tumbuhan, tempat persediaan air bagi tumbuh-tumbuhan dan tempat berkembangnya mikro dan makroorganisme yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Untuk dapat menjalankan perannya itu dengan sempurna maka tanah selain harus subur juga harus sehat.

Lalu apa beda kedua kata itu?
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dengan sifat kimia, fisika, dan biologi yang dimilikinya.
Sedangkan kesehatan tanah bisa diartikan, suatu keadaan tanah yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman secara sehat tanpa adanya gangguan apapun.

Beberapa faktor penyebab menurunnya kesuburan tanah di antaranya yaitu penyerapan zat hara oleh tanaman, penguapan elemen hara ke atmosfer, resapan ke dalam tanah, dan terjadinya erosi.

Sedangkan faktor-faktor penyebab menurunnya kesehatan tanah di antaranya, tidak pernah diberi bahan organik, pemakaian pupuk yang berlebihan, terjadinya pencemaran bahan kimia berbahaya seperti pestisida kimia, melakukan pembakaran di atas lahan yang berakibat rusaknya tekstur tanah dan juga erosi.

Dari pemahaman itu, kita bisa menilai betapa pentingnya upaya untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang kesuburan dan kesehatan tanah pada para petani.
Mereka seharusnya mengetahui, selain harus subur, tanah juga harus sehat dan tidak sakit.
Berbagai upaya untuk membuat tanah tetap subur dan sehat harus disosialisasikan pada para petani agar mereka bisa lebih optimal mengelola lahannya.
Salah satu hal terpenting adalah menyebarluaskan pemahaman tentang cara dan aplikasi pemupukan yang baik dan benar, karena pemupukan menjadi salah satu variabel menentukan yang akan membuat tanah menjadi subur dan sehat.
Pemupukan yang salah akan membuat tanah menjadi sakit sekaligus bisa menyusut kesuburannya.

Sayangnya pemahaman itu sering diabaikan para petani karena cara berpikir mereka yang cenderung instan. Mereka tidak lagi berpikir jangka panjang tentang prospek kesuburan dan kesehatan tanah yang akan membuat tanah bisa memberi hasil lebih berlimpah.
Contoh paling mudah, penggunaan pupuk organik yang baru bisa menunjukkan hasil setelah tahun ketiga bahkan keempat setelah aplikasi.
Karena hasilnya tidak langsung tampak maka banyak petani enggan menggunakan pupuk organik.
Demikian juga ketika petani disarankan ‘memasukkan’ jerami sisa panen ke tanah sawah, kebanyakan mereka enggan bahkan tidak mau karena dinilai merepotkan bahkan mengganggu proses pengolahan tanah.
Padahal sesungguhnya jerami itu bisa menjadi pupuk yang membuat tanah menjadi lebih subur dan sehat, sekaligus dapat mengurangi biaya pemupukan.

Tampaknya memang masih dibutuhkan waktu untuk membuat petani lebih memahami arti pentingnya tanah yang subur dan sehat.

Go Green - Go Freedom

Cara membuat pupuk organik padat

MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT
Pupuk organik padat yaitu pupuk organik yang secara fsik berbentuk padat. Pupuk Organik Padat (POP) mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembalikan kesuburan tanah, terlebih terkait dengan karakter fisik tanah, karakter kimia tanah, serta karakter biologi tanah. Aplikasi pupuk organik padat akan memberi penambahan unsur-unsur kimia dalam tanah baik makro ataupun mikro, yang sangatl diperlukan tanaman. Disamping itu juga meningkatkan daya serap tanaman serta menambah unsur hara pada tanah. Pupuk organik dapat melindungi kelembaban tanah, hingga pelarutan unsur hara bisa berlangsung  dengan baik. Perkembangan akar juga jadi prima. Pemberian pupuk organik akan meningkatkan kegemburan tanah, hingga perakaran tanaman mudah menembus susunan tanah yang remah. Dari sisi keragaman biologi, pupuk organik padat juga dapat menyediakan material organik yang sangat diperlukan sebagai sumber daya untuk kehidupan mikroorganisme tanah.  Di bawah ini dijabarkan secara singkat tentang langkah membuatnya:

Bahan Yang Diperlukan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan pupuk organik padat adalah bahan-bahan organik yang berasal dari  kotoran hewan maupun sisa-sisa tanaman yang tidak terpakai. Beberapa bahan utama yang dibutuhkan adalah kotoran ternak atau kotoran unggas, jerami padi, sekam bakar atau merang, dan dedak. Bahan tambahan atau pendukung yang diperlukan adalah: bahan organik yang mengandung unsur phospat (P) tinggi, misalnya daun bambu, azolla atau paku air dan blotong. Bahan organik yang mengandung kalium, misalnya  batang atau pelepah pisang sebagai penambah unsur kalium (K), bahan organik tinggi nitrogen, diantaranya daun pegagan, kacang-kacangan dan daun gamal sebagai penambah unsur (N) dan (K), daun lamtoro sebagai penambah (N) dan (K) dan bahan organik lain, misalnya sisa-sisa rumah tangga.

Bahan-bahan lain untuk mempercepat proses pengkomposan adalah mikroba dekomposer yang banyak tersedia di pasaran, misalnya  EM4 (EM4 diganti dengan bioboost) Sebagai penambah energi, mikroba diperlukan molase atau tetes tebu atau dapat juga menggunakan gula pasir.

Komposisi bahan
Komposisi bahan-bahan organik adalah kotoran ternak atau unggas sebanyak 40%, jerami padi 30%, bahan organik lain 10%, sekam bakar 10%, dedak 10%.
Jika molase susah didapat, bisa digantikan menggunakan gula pasir sebesar 250 gr tambahkan air 50-100 liter agar tercapai kadar air 30-40% (setara dengan 1 liter molase)

Cara Membuat Pupuk Organik
Potong seluruhnya bahan yang berukuran besar dengan ukuran potongan lebih kurang 15 cm. Bila mempunyai mesin pemotong, lebih mempercepat pekerjaan. Campur seluruhnya bahan sampai rata. Encerkan  bioboost dengan molase atau gula pasir yang telah dalam 50-100 liter air dan siramkan larutan ini pada campuran bahan  organik secara merata. Lalu bahan organik organik   digelar di atas lantai ubin atau tanah kering yang beratap. Tinggi gundukan bahan organik  tidak lebih dari 15-20 cm, lalu gundukan ditutup memakai karung goni atau terpal. Pertahankan suhu selama proses fermentasi stabil pada angka 50 derajat Celcius.. Pengecekan suhu dilakukan setiap hari. Bila terlampau tinggi, bukalah karung goni dan   gundukan diaduk.   Bila suhu terlalu  tinggi, proses pengomposan gagal dan mengakibatkan bahan organik rusak atau membusuk. Sesudah 10-15 hari, pupuk sudahd dapat dipakai.

Penyakit Cascado Pada Sapi Karena Infestasi Cacing

Penyakit Cascado Pada Sapi Karena Infestasi Cacing

Penyakit Cascado adalah suatu penyakit kulit pada ternak dengan bentukan seperti keropeng yang disebabkan oleh infeksi cacing stephanofilaria sp.
Sering dijumpai pada daerah sekitar mata pada ternak sapi, dengan tingkat keparahan penyakit yang bervariasi.
Penyakit ini sering disalah artikan dengan luka karena trauma mekanis seperti terkena tali, tembok, kayu dan lain sebagainya.
Padahal sebenarnya penyakit cascado pada sapi disebabkan oleh infestasi parasit cacing.

Ternak sapi dapat tertular cascado dengan perantara lalat tanduk haematobia irritans.
Dalam lalat, cacing ini berkembang menjadi larva infektif.
Waktu larva cacing berkembang dalam lalat antara 16–21 hari.
Penularan terjadi bila lalat menggigit sapi, dan menyebarkan stadium infektif dari cacing stephanofilaria ini.

Penyakit kulit yang disebabkan oleh cacing nematoda ini, bila dibiarkan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan dermatitis kronis, dengan keadaan kulit yang menebal dan permukaannya keras.
Pada beberapa kasus dijumpai jendolan darah dan serum yang mengering hingga membentuk seperti sisik pada kulit dan mengeras.

Cacing nematoda penyebab cascado ini adalah cacing yang motil dan selalu berpindah membentuk radang pada daerah kulit.
Tempat cacing ini berada pada bagian lapisan sel kutis.
Folikel rambut pada kulit dan juga jaringan epitel menjadi rusak akibat cacing ini.
Akibatnya sel-sel radang muncul pada epitel kulit.

Di dalam vektor perantaranya yaitu lalat haematobia irritans, berkembang larva stadium ketiga yang merupakan stadium infektif untuk cacing ini.
Lalat ini menghisap tubuh hospes akhir cacing dan menghisap darah serta cairan lainnya.
Pada tahap inilah larva cacing yang sedang berada pada stadium infektif tadi masuk ke dalam tubuh sapi.

Untuk mendiagnosa penyakit cascado pada sapi dapat dilihat dari gejala klinisnya yang berupa dermatitis pada kulit dengan ulser yang terlihat jelas.
Sebagian besar kasus cascado berada pada daerah sekitar mata sapi.
Penyakit ini disertai gatal-gatal sehingga hewan nampak seperti berusaha menggosokkan anggota badannya yang diserang penyakit tersebut.
Untuk meneguhkan diagnosa dapat dilakukan dengan mengambil sample berupa kerokan kuit pada daerah yang diduga terinfeksi.
Kerokan tersebut dimasukkan dalam formalin 10% untuk selanjutnya dilihat secara histopatologi pada pemeriksaan laboratorium.
Differential diagnosa dengan berbagai penyakit kulit yang mirip juga perlu dipertimbangkan saat melakukan diagnosa dan juga pengobatan.
Penyakit yang mirip, seperti scabies, luka karena trauma mekanis dan juga penyakit kulit lainnya perlu untuk dibedakan.

Untuk pengobatan penyakit cascado pada sapi dapat menggunakan Bioboost.
Bioboost bisa diaplikasikan sebagai desinfektan dan semprotkan pada lukanya sebagai pencegahan infeksi dan percepatan kesembuhan lukanya tanpa dicampur air.

Sebagai pencegahan terhadap penyakit cascado dan juga penyakit ternak lainnya, sanitasi dan biosecurity kandang perlu dijaga.

Ternak aman dari serangan penyakit, manusia yang memelihara juga aman dan tetap sehat.

Semoga Bermanfaat..

CARA SUPAYA Buah naga ingin berbuah cepat dan lebat

CARA SUPAYA Buah naga ingin berbuah cepat dan lebat sepanjang tahun
perlu dipenuhi unsur-unsur berikut ini:

1. Lama penyinaran untuk fotosintesis selama 14 jam.

2. Pemupukan organik berupa kompos, setahun 2 kali (awal dan akhir musim penghujan), sebanyak 20 kg setiap kali aplikasi.

3. Pemupukan NPK setiap bulan dengan dosis 25 gr/aplikasi/pohon.
Jika 4 pohon berarti 100 gr NPK.
Sebaiknya diaduk dengan kompos hal ini akan mempercepat dan mengoptimalkan penyerapan unsur hara oleh tanaan tsb.

4. Penyiraman dengan cara selalu menjaga kelembaban di sekitar pangkal batang (jangan sampai tergenang).

5. Bunga mekar pada malam hari, apabila mengandalkan penyerbukan alami tingkat keberhasilan menjadi buah sekitar 30-50%, karena serangga penyerbuk banyak yang sedang tidur pulas.
Untuk meningkatkan keberhasilan berbuah hingga 85%, bisa dibantu secara manual dengan menggunakan cotton bud untuk menyerbuk benang sari pada putik.

6. Pemangkasan. Ini sangat penting untuk selalu menjaga fase generatif.

Rumus pemangkasannya adalah:
a. Dari pangkal batang hingga kepala tiang buah naga, hanya disisakan batang primer/utama, apabila tumbuh percabangan sekunder semuanya harus dipangkas.
b. Saat batang utama mencapai kepala tiang, perlu dipangkas agar tumbuh 4-8 percabangan/sulur sekunder yang menyebar merata seperti air mancur dari kepala tiang buah naga.
c. Apabila sulur air mancur hampir menyentuh tanah, maka perlu dipangkas dengan jarak 50 cm dari permukaan tanah.
d. Batang yang yang sudah 3-4 kali berbuah harus dipangkas, agar terganti oleh batang baru yang siap berbuah.

7. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan hanya seperlunya saja, apabila ada serangan.

8. Pengaplikasian Bioboost 1 bulan sekali; 1 L + 49-100 L air, 1 L campuran untuk 1 batang ajir.

Semoga bermanfaat..

Solusi untuk hama kumbang semangka

Solusi utk kumbang semangka

Kumbang daun (Epilacna sp dan Aulocophora sp). Penanggulangan pasang beracun dalam botol aqua berupa protein hodrosilat atau metil eugenol, atau semprotkan insektisida Decis 2,5 EC (0,04%)

Hama lain adalah tungau ( Tetrancyshus sp) atau istilah lain adalah hama oteng oteng menyerang dauan semangka pada musim kering dengan mengisap cairan sel daun atau pucuk tanaman, akibatnya dau menjadi bintik2 kuning atau keputihan. Pengendalian dengan insektisida Omite 57 EC (0,2%) atau Mitac 200 EC.

Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Jambu Mente

Pengendalian Hama Penyakit Pada Tanaman Jambu Mente

Tanaman jambu mente tidak luput dari serangan hama dan penyakit, beberapa hama yang menyerang tanaman jambu mete antara lain ulat kipas, kutu daun, penggerek batang dan akar, pengendaliannya dapat dilakukan dengan memungut ulat-ulat yang berkelompok pada daun, lalu memusnahkannya dengan menyemprotkan insektisida, memangkas bagian tanaman yang terserang, serta memoles sekitar permukaan pangkal batang/akar dengan suspensi BMC.

Begitu pula dengan penyakit yang menyerang tanaman ini ada beberapa jenis penyakit yang menyerang seperti layu pada bibit, mati pucuk, busuk kering pada buah dan biji, anthracnosis pada daun dan lain-lain.
Dapat pula dikendalikan dengan cara pengolahan tanah secara intensif, penyemprotan dengan fungisida men-desinfektan benih dan bibit, menanam dengan jarak tanam yang sesuai serta sanitasi kebun.

Menurut beberapa panduan dan literatur, hama-hama dan penyakit penting yang sering menyerang tanaman jambu mente antara lain :

Trylooptila panrosema
Hama ini menyerang buah mentor jambu mete, yaitu dengan menggerek masuk ke dalam buah atau mentor.
Mengakibatkan mutu mentor menjadi rendah, serangan berat mengakibatkan buah gugur sebelum waktunya.
Warna ulat gelap kemerah-merahan.

Hephotettyx spp
Hama ini juga merupakan hama penggerek buah dan dapat mengeluarkan sisa-sisa kotoran dari dalam buah.
Kerugian yang ditimbulkan antara 20-60%.
Hama ini menyerang mentor pada semua tingkatan umur, sehingga menyebabkan buah gugur sebelum waktunya.

Paradasynus rostratus
Hama ini mengisap cairan biji mente yang masih muda/lunak dan dapat menyebabkan biji mengkerut sampai akhirnya mengering.
Serangan berat dapat menyebabkan mutu biji mete menjadi sangat rendah.
Hama ini meletakkan telurnya di sekitar permukaan bagian bawah daun.

Helopelthis antonii
Hama ini bentuknya hampir menyerupai nyamuk biasa, tetapi ukurannya lebih besar dan gemuk. Imago berwarna hitam dengan garis-garis putih di bagian perut.
Hama ini menyebabkan kerugian ekonomi paling tinggi dibandingkan hama-hama lain.
Menyerang tunas muda, daun, cabang-cabang, mentor dan buah yang sedang berkembang dengan cara menghisap cairan dari dalamnya.
Hama ini juga mengeluarkan sekresi berupa gums atau lendir yang dapat menjadi media tumbuh cendawan, sehingga daun atau mentor bekas serangan menjadi kotor.
Rata-rata kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%, terutama bila sampai menyerang tunas muda.

Hypatina halygramma
Berwarna coklat kehijauan dan ada yang berwarna coklat kekuningan.
Menyerang ujung tunas muda dengan cara menggerek masuk sampai kira-kira 20-25 mm.
Menyebabkan tunas menjadi kerdil sampai akhirnya mati.
Kerugian yang ditimbulkan bisa mencapai 25%.


Penyakit pada Jambu Mete

Gloesporium spp
Bagian tanaman yang diserang adalah akar, cabang dan daun.
Dapat menyebabkan mati pucuk (die back).
Penyebaran melalui bekas luka pada tanaman, kurang pemeliharaan/perawatan dan kelembaban yang tinggi.

Botrydiplodia spp
Gejala serangan terjadi pada akar dan batang.
Serangan sering terjadi di daerah panas dan kering.
Pada jaringan tanaman yang diserang dapat timbul semacam bunga karang (spongy rot) kemudian ditumbuhi mycelia.

Phytophtora palmivora
Penyakit ini dapat menyerang tanaman pada pembibitan, termasuk tanaman yang paling berbahaya karena dapat menyerang akar, pangkal akar dan daun sehingga menyebabkan kematian tanaman.
Cara penularannya melalui tanah.

Semoga Bermanfaat..

Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Hidroponik Yang Sering Terjadi

Cara Pengendalian Hama Dan Penyakit Hidroponik Yang Sering Terjadi

Pada umumnya benih tanaman hidroponik yang digunakan bukanlah asli dari Indonesia, sehingga belum beradaptasi secara luas dengan iklim indonesia.
Hal tersebut tentu akan menjadikan tanaman rentan terhadap serangan hama dan penyakit.
Pengamatan dini terhadap gejala serangan hama dan penyakit merupakan cara yang lebih mudah dalam menentukan jenis hama dan penyakit yang menyerang, sehingga dapat mempermudah tindakan dan pengendaliannya.

Tanaman Hidroponik juga sangat rentang terhadap kekurangan unsur hara.
Gejala kekurangan unsur hara ini mirip dengan gejala awal serangan penyakit.
Oleh karena itu, diperlukan keahlian dan ketelitian dalam menentukan apakah tanaman terserang penyakit atau kekurangan salah satu unsur hara.

Hama dan penyakit juga memegang peranan penting dalam budidaya tanaman, baik hidroponik maupun non hidroponik, hama penyakit ini perlu diantisipasi lebih awal dengan pengamatan rutin seperti halnya dengan pengecekan pH maupun EC .

Pengendalian hama dan penyakit dapat dapat dilakukan dengan penyemprotan peptisida kimia maupun biologi atau bio pestisida.
Bio pestisida merupakan salah satu cara penggunaan peptisida dengan bahan baku utama mikroorganisme.
Seperti, bakteri, virus, dan cendawan. berbeda dengan hama yang merugikan petani, pasukan bio pestisida ini bertugas menyerang hama tertentu.
Hama yang terkena semprotan bio peptisida ini akan terhambat perkembanggannya bahkan bisa mati.
Meskipun demikian, dalam penggunaannya memerlukan lingkungan khusus.
Hama dan penyakit memang dapat dikenali dan diantisipasi dengan pencegahan.
Namun, pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida baik alami atau kimia merupakan langkah terakhir setelah semua cara penggendalian di lakukan..

Langkah sebelum mengunakan pestisida untuk menanggulangi hama dan penyakit, lakukanlah langkah berikut terlebih dahulu.
- Jagalah kebersihan air yang digunakan untuk melarutkan nutrisi.
- Jagalah kebersihan lingkungan.
- Buanglah sisa tanaman atau gulma jauh dari lokasi hidroponik.
- Dapat dimasukan ke dalam bak sampah atau dibakar.
- Sterilisasi lingkungan hidroponik setiap awal musim tanam dengan mengunakan lysol, formalin dan pestisida.
- Pasanglah bak disinfeksi kaki untuk mencegah masuknya telur atau larva dan patogen penyakit yang terbawa oleh alas kaki.
- Gunakanlah varietas yang resisten.
- Masukannlah tanaman yang terkena penyakit ke dalam kantong atau karung pelastik, kemudian buang jauh dari lokasi hidroponik.
- Gunakanlah pestisida dengan tepat dan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
- Lakukanlah pengendalian bersama-sama dengan kebun di sekitar hidroponik agar pengendalian hama dan penyakit lebih efektif.

Semoga Bermanfaat..

Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan kopi

Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan kopi


Cara mengatasi hama dan penyakit dengan pengendalian misalnya pemangkasan, mengurangi kelembapan kebun, memperhatikan kebersihan tanaman, dan lainnya.


Hama dan Penyakit Tanaman Kopi

HAMA
Cacing Akar/Pratylenchus coffeae
Gejala Serangan:
Pada bagian akar tampak berwarna cokelat menjadi kehitam-hitaman kemudian akar mati.
Kerusakan terjadi karena cairan sel akar serabut dan akar yang masih muda diisap cacing akar.
Kalau beberapa akar mengalami gejala demikian, akibat serangga, meskipun anaman masih hidup, tapi menderita.
Hal tersebut tampak pada buah yang tidak normal, sedikit, dan kecil-kecil.

Cara Hidup:
Cacing akar bersifat polifag berukuran kecil, yaitu jantan 0,42-0,61 mm, sedangkan betina 0,46-0,65 mm.
Betina mampu meletakkan telur dalam jaringan akar.
Selama 5 minggu, total telur kurang lebih 60 butir.

Pengendalian:
Tanah untuk pembibitan maupun tanah perkebunan didesinfeksi terlebih dahulu.
Menggunakan pemupukan yang berimbang.
Sanitasi, yaitu pencabutan tanaman yang terkena gejala serangan cacing akar.
Penggunaan nematisida.


Kutu Daun/ Coccus viridis
Gejala Serangan:
Pertumbuhan daun terhambat kemudian layu, akhirnya tanaman mati.
Kutu selain menyerang daun dan merusak pucuk, juga merusak daun yang masih muda.

Cara Hidup:
Kutu berbentuk lonjong dan simetris.
Panjang tubuh 4-5 mm, berwarna cokelat agak kehitam-hitaman.
Kutu betina meletakkan telur pada daun muda, rata-rata dapat diproduksi ratusan butir telur dalam setiap daur hidupnya.
Daur hidup kutu daun kurang lebih 45 hari.
Setelah telur menetas, induk betina segera mati.
Masa perkembangbiakan kutu pada kemarau.
Kutu dapat hidup bersama dengan semut rang-rang.

Pengendalian:
Secara mekanis, yaitu menghilangkan sarang semut rang-rang.
Kutu daun dan semut rang-rang dapat hidup bersimbiosis, sehingga dengan membersihkan sarang semut rang-rang maka kutu daun dapat ikut terbawa.
Penambahan tanaman pelindung pada tanaman kopi, agar kelembapan kebun menjadi agak tinggi.
Penggunaan insektisida pada sarang-sarang semut rang-rang.


Bubuk Buah Kopi (Stephanoderes hampei)
Gejala Serangan:
Buah kopi muda yang terserang menjadi kuning, mengalami pembusukan, akhirnya gugur.
Sedangkan serangan pada buah kopi tua, dari luar buah kopi tampak tumbuh dengan baik (tidak ada perubahan warna dan buah), padahal di bagian dalamnya keropos.

Cara Hidup:
Mula-mula bubuk dewasa menggerek bagian ujung buah pada satu keeping biji kopi.
Betina meletakkan telur dalam rongga pada keeping biji yang digerek.
Produksi telur tiap betina rata-rata 15-56 butir.
Setelah telur menetas, larva merusak keeping biji, sehingga kerusakan buah menjadi lebih berat.
Stadium telur 9-14 hari, stadium larva 19-25 hari, stadium Pupa 5-15 hari.
Daur hidup bubuk buah kopi kurang lebih 95-196 hari.

Pengendalian:
Melakukan pembudidayaan tanaman dengan baik, sejak pengolahan tanah, pemilihan bibit, dan pengaturan pohon pelindung dengan aturan pemangkasannya.
Secara mekanis, dengan memetik buah yang terserang dan megumpulkan buah yang jatuh sebelum waktunya.
Pemetikan masal pada buah bila terlihat ada serangan hebat. Atau dengan memetik buah yang tertinggal pada saat panen.
Penggunaan insektisida.


PENYAKIT
Karat Daun
Penyebab Penyakit:
Jamur Hemileia vastatrix

Gejala Serangan:
Pada sisi bawah daun terdapat bercak-bercak berwarna kuning muda kemudian berubah menjadi kuning tua.
Pada bercak terdapat tepung berwarna jingga cerah yang terdiri atas jamur karat.
Bercak yang tua berwarna cokelat tua sampai hitam mengering.
Daun yang terserang akan gugur, sehingga pohon menjadi gundul.

Daur Hidup:
Jamur membentuk spora dalam jumlah yang banyak kemudian terjadi penetrasi ke dalam jaringan daun.
Infeksi terjadi melalui permukaan bawah daun.
Perkecambahan spora memerlukan air lama waktu perkecambahan tergantung dari suhu.
Pada suhu optimum 21-250C diperlukan waktu 1-3 jam untuk berkecambah.

Faktor yang Berpengaruh:
Air berperan dalam penyebaran penyakit.Angin berperan dalam penyebaran spora.
Umur daun menentukan kerentanan terhadap penyakit.
Daun yang paling rentan adalah yang membuka penuh.
Pohon atau cabang yang berbuah lebat lebih rentan.

Pengendalian:
Menggunakan varietas kopi yang tahan penyakit.
Menggunakan mikrobia yang bersifat berlawanan, yaitu bakteri Bacillus thuringiensis dan jamur Verticillium hemileiae.
Penggunaan fungisida.


Jamur Upas
Penyebab Penyakit:
Jamur Upasia salmonicolor

Gejala Serangan:
Infeksi terjadi karena pada percabangan atau sisi bawah cabang dan ranting.
Mula-mula jamur membentuk miselium tipis, mengkilat seperti sutera atau perak, disebut stadium rumah laba-laba.
Pada stadium tersebut jamur belum masuk ke dalam kulit.
Pada bagian ranting yang tidak terlindung, stadium rumah laba-laba akan berkembang menjadi stadium bongkol kemudian membentuk banyak sporodokium berwarna merah, disebut stadium anamorf.

Daur Hidup:
Jamur upas membentuk basidiospora, berbentuk seperti buah peer, bersifat polifag.

Tanaman inang lain:
karet, teh, kakao, mangga, kelengkeng, dan melinjo.

Faktor yang Berpengaruh:
Tanaman pupuk hijau (Tepharosia candida) sering menjadi sumber infeksi.
Penyakit banyak terjadi pada kebun yang lembab, pemangkasan kurang, dan pohon pelindung terlalu rapat.
Penyakit lebih banyak terdapat di daerah dengan curah hujan tinggi.

Pengendalian:
Sanitasi, yaitu:
Mengurangi kelembapan kebun, dengan memangkas pohon pelindung atau ranting-ranting kopi yang tidak produktif.
Membersihkan sumber infeksi yang ada di sekitar misalnya tanaman pupuk hijau yang sakit.
Penggunaan fungisida, dengan cara melumasikan fungisida pada batang atau cabang besar yang terserang jamur.

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CENGKEH

PENGENALAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CENGKEH


HAMA TANAMAN CENGKEH

Penggerek Batang
Penggerek batang mulai menyerang pada tanaman cengkeh berumur 4–8 tahun ke atas (pada umumnya mulai tanaman berbunga).
Pada sebelah bawah batang keluar air kotor dan kayu gerekan dari lubang gerekan yang menyerupai tahi gergaji.

Macam penggerek batang cengkeh :
Nothopeus hemipterus Oliv.
Nothopeus fasciatipennis Watt.
Hexamitodera semivelutina Hell.

Nothopeus hemipterus Oliv. merupakan penggerek batang dan ranting
Nothopeus fasciatipennis Watt merupakan penggerek batang melingkar yang mempercepat kematian pohon karena yang dilingkari bukan hanya bagian kulit tetapi juga kambiumnya.
Penggerek biasanya meletakkan telur pada bagian celah-celah kulit batang dekat permukaan tanah.
Telur-telur ini kemudian menetas timbul larva yang masuk ke dalam kulit batang kemudian setelah membesar.

Cara pengendalian :
Pengendalian dilakukan dengan menutup lubang dengan pasak bambu sepanjang ±10 cm.
Pasak ini setiap 2 minggu sekali harus dipukuli lagi ujungnya agar menutup lubang gerekan rapat-rapat.
Tiap lubang baru harus selalu diberi pasak.
Bila tersedia ke dalam lubang dimasukkan kapas yang dibasahi dengan insektisida sistemik untuk mematikan penggerek di dalamnya.


Rayap
Rayap kebanyakan menyerang pada tanaman muda yang baru ditanam (2-3 tahun) dan tanaman-tanaman yang kurang sehat dan juga dipersemaian.

Gejala serangan tanaman layu secara keseluruhan, daun mengering tidak rontok dan bila digali sampai 10 cm di bawah permukaan tanah akan tampak bekas serangan rayap.
Serangan rayap merupakan serangan sekunder, serangan primer biasanya disebabkan pembusukan akar seperti serangan jamur akar (Pythium atau Rhizoctonia), tanahnya becek, dll.

Pada waktu membuat/memperlebar petakan harus diperhatikan tanah yang galian jangan diletakkan pada tanaman cengkeh karena bila tanah galiannya baik dan yang terkubur hanya beberapa centimeter saja tidak bermasalah tetapi jika sampai 10 cm atau lebih dan tanahnya jelek maka timbul keadaan yang anaerob dan perakaran menjadi busuk karena keracunan gas CO, SO2 dan lain-lainnya.

Cara pengendalian :
Sebelum bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam supaya diberi diberi afval tembakau dari pabrik rokok yang telah tercampur dengan cengkeh.
Debu afval tembakau selain mengandung nicotine dan minyak cengkeh juga dapat menjadi humus selain dapat mematikan rayap.


Uret Melolontha
Rayap biasanya merusak kulit akar tunggang mulai dari permukaan tanah sampai beberapa cm ke dalam tanah yang menyebabkan dedaunan layu mendadak dan menyeluruh.
Sedangkan uret kebanyakan menyerang pada bagian akar samping dan bila serangan serentak daunnya menguning dan layu kemudian kering dan mati.
Serangan tanaman cengkeh oleh uret tidak menyebabkan kematian tanaman secara mendadak seperti serangan rayap.

Kumbang dari ordo Coleoptera bertelur yang dimasukkan ke dalam tanah dan larvanya hidup di dalam tanah dan merusak akar tanaman muda cengkeh.
Serangan uret ini paling banyak pada kebun-kebun yang dekat dengan hutan karena pada fase kumbang senang daun muda/tua dari pohon puspa (Schima Noronhae REINW).

Cara pengendalian :
Uret Melolontha sangat sulit dikendalikan karena biasanya bersembunyi di ketiak-ketiak akar besar persis di bawah pohon atau akar tunggang dimana yang dimakan adalah kulit akar sampai leher akar.

Pengendalian dilakukan dengan menyiram insektisida/afval tembakau pada tiap-tiap pohon cengkeh yang larutannya lebih pekat pada pangkal batang (sebaiknya tanah-tanah pada pangkal batang dibuka dahulu).

Cara lain dengan menggunakan insektisida sistemik yang dimasukkan dengan cara suntik atau infus ke dalam tanaman.

Cara yang lebih praktis biasanya menjelang Bulan September–Oktober biasanya kumbang ini keluar dan tanah pada bokoran atau petakan cengkeh dibersihkan dari mulsa yang bisa dijadikan tempat bertelur dan menjadi bahan makanan uret yang masih muda.


Kutu Hijau (Coccus viridis Gr.)
Kutu hijau menghisap cairan pucuk-pucuk ranting cengkeh baik masih muda maupun yang dewasa.
Biasanya hidup bersimbiose dengan semut gramang karena kutu hijau mengeluarkan zat gula yang disenangi oleh semut dan kotoran dari semut tersebut menempel pada daun-daun yang menimbulkan penyakit embun jelaga yang mengganggu proses asimilasi sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, bunganya kecil-kecil dan mudah rontok.

Cara pengendalian :
Dengan pelestarian musuh alami kumbang helem dan jamur Verticilum dapat menekan pertumbuhan kutu hijau.
Pemakaian pestisida ASM (Air Sabun Minyak) secara terus menerus dapat mematikan kutu hijau sehingga semut dan embun jelaga dapat dikendalikan.

Pengendalian kutu hijau dapat dilakukan dengan pestisida kimia diazinon, sedangkan embun jelaga dapat disemprot dengan kapur sirih/kapur kembang (10 liter air dicampur dengan ¼ kg kapur)


Ulat Siwur
Dinamakan ulat siwur karena kepalanya (bagian dari punggung ulat) yang membesar berbentuk bundar serta tubuh yang memanjang menyerupai siwur.
Yang dimakan adalah bagian pucuk dan daun muda cengkeh sampai gundul.

Cara pengendalian :
Walaupun kepala ulat tampaknya tahan tetapi penyemprotan dengan pestisida berulang-ulang dapat menghentikan serangan eksplosif dari ulat ini.
Pohon-pohon yang terserang sebaiknya diberi pupuk ekstra (pupuk daun) seperti gandasil, wuxal, dll.


PENYAKIT TANAMAN CENGKEH

Penyakit Mati Ranting (Die Back )
Gejala :
Daun berwarna kekuning-kuningan, tampak layu kemudian berguguran sehingga ujung ranting tampak gundul.
Kematian daun dan ranting mulai dari ujung ranting di bawah puncak pohon terus menjalar sampai ke batang.

Penyebab :
Karena kekurangan hara/kehabisan hara setelah panen “tahun besar “ tanpa pemeliharaan yang cukup.

Pengendalian :
Menjelang “tahun besar“ yang sudah dapat dilihat pada Bulan Januari – Februari kelebatan bakal bunga, pemupukan NPK dan pupuk organik harus diulang di Bulan Januari paling lambat Maret.

Sebulan sebelum panen perlu dipupuk urea untuk mempercepat keluarnya serung baru setelah habis pemetikan.

Ditengah-tengah musim panen pohon-pohon yang lebat perlu diberi pupuk daun seminggu sekali selama 5 – 6 kali.


Serangan cendawan akar :
Ganoderma sp (Akar Merah), Rosellinia sp danFomes lignosus.

Pengendalian :
Tidak menanam di tempat-tempat bekas serangan penyakit cendawan.
Bila ingin menanam perlu perlakuan sterilisasi tempat penanaman dengan cara membuat saluran isolasi sedalam 1- 1,5 m kemudian tempat penanaman dibuat lubang diberi kapur dan didiamkan selama 1 tahun untuk mematikan spora jamur yang tertinggal.

Sebelum menanam pergunakan pupuk organik yang dicampur dengan JamurTricoderma sp untuk mengendalikan serangan penyakit jamur akar.

Perakaran yang tertimbun tanah terlalu dalam (lebih dari 5 cm), lebih-lebih bila tertimbun tanah liat.
Keadaan ini menyebabkan kondisi anaerob dalam tanah yang menyebabkan timbulnya gas beracun bagi tanaman seperti CO, SO2 yang menyebabkan busuknya akar.

Pengendalian :
Bila belum terlalu parah bisa diatasi dengan mengeruk tanah timbunan sampai tampak perakaran halus dan tanah timbunan yang liat dijauhkan dari pohon kemudian tanah disekitar batang digemburkan diberi pupuk organik dan bila telah tampak sembuh baru diberi pupuk an organik.
Perakaran yang tidak dapat menembus lapisan padas, tanah liat atau tanah berwarna kuning (yellow podsolic).
Pada umur 3-5 tahun biasanya tampak gejala mati ranting.

Pengendalian :
Pengendalian memerlukan biaya yang tinggi karena perlu mengeluarkan tanah padas, tanah liat atau tanah berwarna kuning dan diisi kembali dengan tanah yang gembur dan subur.
Disarankan supaya tidak menanam tanaman pada tanah yang tidak dapat ditembus akar tanaman.


Serangan cendawan Exobasidium spec.
Dimana sepintas seperti penyakit panu yang suit untuk dikelupas tetapi cendawan Exobasidium spec. mudah untuk dikelupas.

Pengendalian :
Pengendalian yang ramah lingkungan dengan cara mengelupas serangan jamur bila serangan masih sedikit.
Jika telah meluas perlu mempergunakan fungisida.


Penyakit Mati Bujang / Mati Gadis
Gejala :
Gejala yang tampak dengan jatuhnya daun mulai dari puncak kemudian meluas ke bawah pohon yang mengakibatkan tajuk menjadi hampir gundul dan menjadi berwarna kelabu karena yang tampak warna ranting-ranting.
Daun yang tertinggal berwarna hijau suram, kadang-kadang kuning, banyak layu.
Proses penyakit ini lamanya 2 – 3 tahun sebelum pohon-pohon yang diserang mati.

Penyebab :
Penyebab utama adalah keadaan tanah yang tidak cocok untuk tanaman cengkeh yaitu tanah-tanah yang drainase-nya jelek, adanya lapisan tanah pada yang dangkal yang tidak dapat meresapkan air atau adanya lapisan tanah liat yang menyebabkan tanah selalu becek dimusim hujan dan kering/membelah di musim kemarau.

Setelah ”tahun besar” dimana pembungaan yang lebat tanaman tidak dapat memulihkan kondisi ditambah serangan cendawan, bakteri dan penggerek dapat mempercepat matinya pohon.

Pengendalian :
Penyakit mati bujang/mati gadis dapat dihindari dengan memilih tanah yang cocok yaiti berstruktur baik (gembur) dalamnya sampai beberapa meter, tidak berpadas dan/atau berlapis tanah liat, bukan tanah pasir/berpasir yang mudah kehilangan air.

Tanaman yang belum lanjut terserang dapat ditolong dengan membuat rorak sedalam 1 meter atau lebih dengan jarak 6 – 8 meter dari batang atau membuat saluran memanjang menurut kontur tanah dengan ukuran lebar 1,5 m dan dalam 1,5 m.

Tanah disekitar batang digemburkan dan diberi pupuk organik.
Pemakaian pupuk an organik hanya diberikan bila pohon sudah sembuh.


Mati Kekeringan
Mati kekeringan kebanyakan melanda cengkeh-cengkeh muda umur 1-4 tahun.

Pengendalian :
Pemasangan peteduh, mulsa dan kalau memungkinkan penyiraman yang jenuh pada musim kemarau dapat menghindari mati kekeringan.


Bercak Daun
Penyebab : Cendawan Gloeosporium .
Cendawan Cylindrocladium.

Gejala :
Gejala becak daun akibat serangan cendawan

Gloeosporium :
Timbul bercak-bercak berwarna kuning coklat pada daun agak tua.
Serangan biasanya timbul mendadak dan meluas setelah angin kencang yang menimbulkan luka-luka.
Gejala bercak daun akibat serangan cendawan

Cylindrocladium :
Timbul bercak-bercak berwarna merah atau merah cokelat dengan bagian tengahnya berwarna putih dan pinggir becak berwarna merah.

Serangan biasanya pada musim penghujan dan peneduh yang rapat.
Serangan Cylindrocladium lebih cepat dibandingkan serangan Gloeosporium.
Serangan juga terdapat pada pucuk dan tangkai batang.
Daun yang telah terserang Cylindrocladium lebih mudah diserang oleh Gloeosporium.

Pengendalian :
a.Mengurangi peneduh pada musim penghujan.
b.Pemberian pupuk yang memiliki unsur K (pupuk NPK atau KCl).


Busuk Akar
Penyebab :
Cendawan Pythium.
Cendawan Rhizoctonia.
Cendawan Phytopthora.

Gejala :
Penyakit ini banyak timbul dipersemaian, sewaktu-waktu juga timbul dipertanaman.
Daun-daun mulai berwarna kekuning-kuningan kemudian layu seluruhnya dan kering.
Seringkali mati mendadak karena diikuti oleh serangan rayap.
Sesungguhnya rayap merupakan serangan sekunder dimana penyakit busuk akar menyebabkan tanaman lemah memudahkan rayap untuk menyerang.

Pengendalian :
Penyakit ini dapat dihindari dengan membuat drainasi yang baik.
Sebaiknya tidak menanam di tempat-tempat bekas serangan penyakit cendawan.
Bila ingin menanam perlu perlakuan sterilisasi tempat penanaman dengan cara membuat saluran isolasi sedalam 1- 1,5 m kemudian tempat penanaman dibuat lubang diberi kapur dan didiamkan selama 1 tahun untuk mematikan spora jamur yang tertinggal.

Sebelum menanam pergunakan pupuk Bioboost untuk mengendalikan serangan penyakit busuk akar.


Penyakit Panu
Penyebab :
Simbiosis dari algae dan cendawan.

Gejala :
Timbul becak-becak berwarna putih kelabu yang menempel di atas kulit cabang/ranting.
Bila sudah menutupi ketiak ranting maka ranting mudah sekali patah bila terkena angin.

Walaupun tampak hanya menempel cabang dan ranting yang menyebabkan kematian ranting-ranting kecil juga mengganggu pertumbuhan pohon cengkeh.

Pengendalian :
Disarankan untuk menyemprot dengan larutan kapur kembang 2% untuk cabang/ranting yang kecil.
Sedangkan untuk untuk batang/cabang yang besar-besar dipulas dengan larutan kapur kembang atau kapur tembok 5%.

Cara Menanam Buah Naga Dalam Pot

Cara Menanam Buah Naga Dalam Pot

Buah naga adalah buah yang sangat luar biasa karena memiliki warna yang sangat cerah dan juga memiliki kandungan vitamin yang besar sehingga banyak sekali yang menyukai bahkan daya beli sangat besar di pasaran bahkan di toko jus sampai saat ini.

Daya beli berpengaruh juga terhadap cara membudidayakan buah naga ini, hal ini memacunya produksi buah yang berkualitas.
Beberapa tahun ini sangatlah populer penanam menggunakan pot karena metode ini sangatlah mudah dan juga sederhana.
Bahkan sangat mudah karena dapat di tanam sekitar perumahan kita.


Cara Budidaya Buah Naga Dalam Pot

1. Persiapan Pot
Penyediaan pot untuk buah naga kita bisa menggunakan pot bunga, kaleng bekas bahkan drum yang sudah anda desain untuk tanaman buah naga.


2. Penyangga
Penyangga ini bertujuan untk menyokong tanaman buah naga yang mulai dewasa dan memilki buah agar tidak mengalami kerusakan akibat terkena angin yang berlebihan dan fungsi penyangga ini dapat juga menguatkan tanaman yang sudah tidak bisa tegak lagi, dengan cara mengitari tanaman buah naga ke penyangga.


3. Media Tanam
Sebaiknya media tanam pada tanman buah naga menggunakan tanah yang sudah di olah dengan pupuk kandang, Bioboost dan 3-5 berikutnya pupuk urea, hal ini bertujuan agar tanaman dapat berkembang dan bertumbuh cepat dengan hasil buah yang berlimpah.


4. Penanaman Bibit
Masukan bibit yang sudah layak tanam dengan panjang 30 cm dan dengan kedalam 10 cm dari permukaan tanah yang sudah di isi di dalam pot.
Sebaiknya menggunakan bibit yang sudah berkualitas dan juga sudah lulus seleksi dari kementerian pertanian.
Pada penanaman bibit dilakukan dengan cahaya matahari yang cukup memadai atau terkena cahaya matahari.


5. Perawatan Tanaman
Setelah itu rawat tanaman yang sudah ditanami dengan cara memupuknya secara berkala, dengan aplikasi Bioboost 2 minggu sekali dan lakukanlah pengairan 2 kali dalam sehari dan jangan sampai terlalu berlebihan melakukan pengairan karena akan membuat pertumbuhan pada buah naga terhambat.

Selamat Mencoba..

Jenis – Jenis Tanaman Buah Menggunakan Pot

Jenis – Jenis Tanaman Buah Menggunakan Pot

Tanaman pot memanglah sangat populer sekali beberapa tahun ini.
Karena selain dapat untuk pohon pelindung atau perindang tanaman ini juga berguna untuk menghasilkan produksi buah yang bisa di konsumsi.

Pada umumnya keterbatasam lahan tidaklah menjadi sebuah alasan untuk bercocok tanam buah.
Tetapi memerlukan sebuah strategi untuk mengatasi hal tersebut, jangan sampai penanaman buah dengan menggunakan pot ini malah menggangu sebuah aktivitas, namun malah sebaliknya membuat ketenangan dan kesejukan suasana.

Memang bibit yang digunakan bisa dibuat sendiri atau dapat dibeli di tempat penjualan bibit tanaman buah.
Tetapi perlu diperhatikan tanaman yang paling cocok untuk media pot dan tanaman yang dapat menyesuaikan dengan media tanam.

Biasanya para penjual bibit sudah paham akan kondisi seperti ini yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik menggunakan media pot.
Pastinya akan menyarankan bahwa tanaman buah tersebut bisa tumbuh dengan baik di media tanah yang relatif kecil atau sedikit.

Penanaman ini tidaklah jauh beda dengan penanaman lainnya di lahan.
Namun hanya perbedaan media tanam saja yang relatif kecil dan terbatas.
Meskipun menggunakan metode penanaman menggunakan pot, tetapi harus juga memperhatikan jenis tanaman dan lokasi penanaman yang baik.
Hal ini akan dapat mempercepat tanaman berbuah dan berkembang dengan baik di lingkungan yang relatif terbatas.

Jika sudah menguasai hal tersebut maka harus memperhatikan perawatan berupa penyiraman teratur dan pemupukan secara berskala dengan baik.
Dan juga mengantisipasi serangan hama dan penyakit pada tanaman.

Ada beberapa tanaman yang baik untuk di tanam dengan menggunakan media pot, baik di halaman rumah maupun di lahan terdekat.

Untuk penghematan lahan di sekitar :
- Durian
- Jeruk Nipis
- Mangga
- Jambu Biji
- Jambu Air
- Buah Naga
- Kelengkeng
- Rambutan
- Sawo
- Belimbing
- Matoa

Tanaman tersebutlah yang dapat menggunakan media tanam di dalam pot.
Untuk melakukan penanaman dengan maksimal dan menghasilkan produksi buah yang baik harus melakukan beberapa hal berikut:

a. Penyiangan
Penyiangan merupakan salah satu membersihkan sebuah gulma dan tanaman liar yang menggangu disekitar tanaman buah.

b. Penyulaman
Penyulaman merupakan salah satu menganti sebuah tanaman yang sudah mati dengan tanaman baru. Hal ini dilakukan bertujuan agar tanaman serentak atau tumbuh dengan sama tanaman buah lainnya.

c.Penyiraman
Penyiraman ini dilakukan setiap harinya yaitu 2 kali dalam satu hari.
Namun apabila musim hujan tiba sebaiknya mengurangi penyiraman bertujuan agar tanaman tetap tumbuh dengan baik.

d. Pemupukan
Pemupukan dengan teratur dan berkala akan mempercepat pertumbuhan dengan menyuburkan tanah dan menormalkan pH tanah.

e. Penjarang
Penjarangan merupakan hal yang sangat penting juga untuk media pot.
Penjarangan ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi kontak langsung dengan daun dan ranting pada tanaman.
Jika kontak langsung daun akan menghambat pertumbuhan pada tanaman buah pot.

Cara Budidaya Tanaman Nilam

Budidaya Tanaman Nilam

Tanaman Nilam (Progestemon cablin bent) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang baik dan bagus.
Tanaman ini memiliki daya jual yang tinggi karena tanaman ini memiliki minyak yang sangat tinggi di jual.
Untuk membudidayakan tanaman ini ada tiga jenis tanaman yang dapat dibudidayakan :
Nilam variates Sidikalang
Nilam varietes Lhokseumawe
Nilam Tapaktuan.

Untuk membudidayakan ketiga varietes ini sangat lama tergantung perawatan dan cara pemeliharaan tanaman ini.
Namun, cara membudidayakan tanaman nilam ini untuk mendapatkan hasil maksimal dan mendapatkan produksi yang baik adalah dengan cara:


Syarat Tumbuh
- Tanaman ini dapat tumbuh baik pada ketinggian 200-600 m dpl
- Memiliki curah hujan 2.000-3.500 mm/tahun
- Menggunakan media tanah bahan mengandung organik
- Memiliki pH 6-7,0
- Air dalam dan berdrainase baik


Persiapan Lahan
Pengelolahan tanah dengan mencangkul atau membajak tanah sebelum 1-2 bulan penanaman dilakukan.
Bertujuan untuk mendapatkan kondisi tanah gembur dan remah, sekaligus membersihkan gulma.

Setelah tanah diolah lakukan pembuatan bedengan dengan tinggi 20-30 cm, lebar 1-1,5 meter dan panjang disesuaikan dengan kondisi lahan.
Jarak antara bedengan satu dengan lainnya antara 40-50 cm.

Kemudian pemberian pupuk kandang dan pupuk buatan di campurkan didalam bedengan tersebut hingga rata, diamkan 1-2 minggu.
Satu minggu sebelum melakukan penanaman sebaiknya buat lubang tanam dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm, dengan jarak tanam 40 x 40  cm atau lebih.


Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan.
Satu lubang tanam bisa disis 1-2 stek, pada tanaman ini mengunakan stek atau cangkokan.
Sebaiknya dalam penanaman hindari dengan tanaman dangkal yang akan memudahkan untuk jadi roboh.

Jarak tanam yang digunakan tanaman ini sesuai dengan kondisi dataran berupa daratan rendah yang subur 100 x 100 cm, sedangkan pada tanah lipatit 75 x 75 cm dan tanah berbukit 50 x 100 cm.


Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dapat dilakukan 4 hal yaitu penyulaman, penyiraman, penyiangan dan pemupukan.

Penyiangan dilakukan 3 minggu setelah tanam dengan melakukan penanaman bibit yang sudah mati dan mengganti tanaman nilam baru.

Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari, tetapi perhatikan kondisi tanah jika sudah berlebihan air hujan maka mengurangi penyiraman.

Penyiangan adalah melakukan pembersihan gulma atau tanaman yang menganggu di sekitar tanaman nilam.
Penyiangan ini sebaiknya dilakukan sebelum pemupukan berlangsung.


Pemupukan tanaman nilam dilakukan dengan Bioboost, pupuk buatan maupun pupuk kompos.


Pengendalian Hama dan Penyakit Nilam

Beberapa hama yang sering menyerang tanaman berupa tungau merah, belalang, criket pemakan daun, ulat pengulung daun, dan nemotoda pada nilam.
Dalam pengendalian hama ini sebenarnya dapat dilakukan dengan cara alami dan kimiawi.
Dengan cara alami menggunakan musuh hewan atau membuat perangkap dan menggunakan kimia.
Menggunakan pestisida dan herbisida dengan dosis yang harus disesuaikan.

Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman nilam adalah penyakit kusta, penyakit kuning daun dan penyakit layu bakteri.
Pengendalian penyakit ini jarang sekali menggunakan bahan alami atau buatan, tetapi membasminya dengan cara kimiawi yaitu menggunakan fungisida.


Panen dan Pasca Panen

Pemanen dilakukan pada umur 6 bulan dan panen berikutnya dilakukan pada umur 4 bulan sampai tanaman nilam berumur tiga tahun baru tanaman ini di remajakan.

Pemanenan tanaman nilam dapat dilakukan dengan pemangkasan atau pemotongan daun dengan menggunakan alat bantuan pisau, arit dan parang kilat.

Cara Membuat Pakan Alternatif Bebek dan Entok

Cara Membuat Pakan Alternatif Bebek dan Entok

Pakan altenatif merupakan salah satu jenis pakan pengganti ternak.
Dengan membuat pakan pengganti ini akan mengurangi biaya pengeluaran pada peternak.
Oleh karena, itu banyak peternak yang ingin membuat pakan pengganti ini dengan berbagai cara.

Selain itu, pakan penganti ini sangat memberikan keuntungan yang tidak jauh berbeda dengan pada umumnya.
Namun, hanya saja harus melakukan pembuatan ini dengan teliti dan juga butuh kesabaran.
Jika ingin membuat pakan penganti ini, harus memperhatikan beberapa hal dalam pembuatannya berupa pengelolahannya, takaran pembuatan, dan juga bahan dan alat yang di perlukan.


Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan alat dan bahan ini di perlukan dan sangat penting, karena alat dan bahan ini sangat mempengaruhi pakan alternatif yang akan di buat.

ALAT
Ember plastik besar (terpal).
Larutan BIOBOOST.
Timbangan (takaran).
Plastik penutup.
Gunting atau pisau tajam.
Air secukupnya.

BAHAN
Bekatul, rumput kering, dan juga limbah rumah tangga.
Limbah pertanian (jerami, buah busuk dan juga tanaman kering)
Ampas tahu, ampas kelapa dan juga kedelai.
Dan lainnya yang dapat terurai (bukan Asrori, karena dia cukup difermentasikan saja).

Pembuatan Pakan Alternatif
Pembuatan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Menghaluskan semua bahan yang akan di jadikan pakan ternak bebak atau entok.
Dengan bantuan penggilingan, penyincangan dan juga pemotongan hingga halus.

Persiapkan juga ember plastik atau terpal terbuka yang berukuran 1 x 1 x 1 meter.
Lalu lakukan penuangan bahan yang sudah di haluskan tersebut di dalam ember plastik besar.

Dalam pembuatan ini sebaiknya menggunakan ember plastik yang akan memudahkan untuk proses penguraian (fermentasi) bahan yang dihaluskan.

Setelah dimasukan ke dalam wadah, lakukan pengadukan bahan hingga merata dengan bantuan alat aduk kayu maupun tangan secara langsung.

Lalu campurkan bahan selanjutnya berupa zat pengurai seperti nanas yang digiling, Bioboost.
Lakukan pengadukan hingga merata dan juga tercampur, dan tuangkan air secukupnya.

Selanjutnya buatlah penutup ember plastik menggunakan plastik besar, yang di ikat dengan karet atau tali lainnya dengan rapat.
Dan diamkan selama 5-7 hari

Setelah itu, buka penutup dan keringkan pakan alternatif dengan cahaya matahari hingga kering dan siap untuk di berikan pada pakan ternak bebek atau entok (ingat.. bukan Asrori).

Jika hal ini gagal anda lakukan, buat kembali dengan terpal terbuka agar lebih memudahkan anda dalam pengadukan dan pembuatan
Tetapi kita juga harus memperhatikan cara pembuatan yang sudah dijelaskan di atas

Kerontokan Bunga dan Buah serta Usaha Pengendaliannya

Kerontokan Bunga dan Buah serta Usaha Pengendaliannya

Kerontokan organ atau bagian-bagian bunga tanaman buah-buahan ini terjadi pada bagian yang disebut lapisan atau jaringan rontok atau lapisan absciccion.
Lapisan rontok ini merupakan selapis atau beberapa lapis sel tipis yang terbentuk pada saat organ-organ bunga tersebut tumbuh
Bila saatnya tiba, sel-sel lapisan rontok dindingnya akan mengering, menipis dan saling lepas sehingga oleh angin kecil atau oleh beratnya sendiri, bunga atau bagian-bagian bunga atau pentil-pentil bunga akan gugur.
Dengan demikian, kerontokan atau gugurnya bunga dan buah terjadi antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah terjadi di antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah yang melekat ke cabang, ranting atau malai.

Umumnya kerontokan daun hanya ditemukan pada tanaman buah-buahan berkeping dua (dikotil).
Daun-daun tanaman pisang dan herba lainnya tidak memiliki lapisan rontok.
Oleh karena itu, daun-daunnya tidak pernah gugur.
Daun-daun tanaman tersebut meskipun telah kering atau mati tetap melekat pada pohonnya.
Baru setelah busuk daun-daun ini terlepas dengan sendirinya dari pohonnya.

Selain kerontokan bunga, buah dan daun, ranting dan cabang dapat patah atau pepohonan dapat pula roboh oleh angin.
Daya lentur ranting dan cabang serta daya tahan atau daya cengkeram akar kadang tidak kuat menerima terpaan angin keras pada kecepatan tertentu.
Terpaan angin keras ini telah dihitung menurut kecepatan tiap kilometernya dan ditetapkan sebagai skala Beaufort.

Skala ini membagi kecepatan angin menjadi 13, yaitu dari skala 0 sampai 12, diantaranya sebagai berikut :
- Skala 0 disebut angin tenang dengan kecepatan kurang dari 1,6 km/jam

- Skala 11 disebut angin topan dengan kecepatan antara 102,4 – 120 km/jam

- Skala 12 disebut badai hurricane dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam


Kerontokan bunga dan  buah berdasarkan penyebabnya dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu
kerontokan bunga dan buah alami
kerontokan bunga dan buah non patogen
kerontokan bunga dan buah oleh hama
kerontokan bunga dan buah oleh penyakit.


Kerontokan bunga dan buah alami
Penyebab kerontokan :
Bunga tanaman buah-buahan dapat berbentuk bunga jantan, bunga betina atau bunga sempurna yang akan mekar bila telah masak.
Bila telah masak, bunga jantan akan mengeluarkan butir serbuk sari yang cukup banyak dari kepala sarinya.
Namun, butir serbuk sari yang banyak ternyata memiliki daya kemampuan yang tidak sama pada setiap varietas atau individunya: Ada yang hampa, ada yang cacat, ada yang tidak cocok dan ada yang bernas.
Gugurnya bunga, pentil dan buah oleh faktor-faktor yang berasal dari bunga itu sendiri, seperti serbuk sari hampa dan cacat serta tidak compatible, serbuk sari rendah atau tidak mampu berkecambah, putik atau sel telur cacat atau usaha pohon buah-buahan menyelaraskan kekuatan pertumbuhannya disebut gugur alami.
Gugur pada masa pembungaan, 1 – 3 hari setelah bunga mekar dan gugur pada masa pentil, 1 -2 minggu setelah mahkota bunga gugur tampaknya banyak juga terjadi.
Namun keguguran alami ini adalah suatu hal yang wajar karena memang fungsi organ-organ tersebut hanya sampai demikian saja.
Keguguran seperti itu sering ditemukan pada pelbagai jenis atau varietas buah-buahan di daerah tropis dan subtropis.
Keguguran alami ini sulit ditetapkan begitu saja, artinya sulit dibedakan dengan keguguran oleh sebab-sebab lain yang berasal dari luar bunga seperti faktor iklim, kesuburan lahan, atau keguguran oleh hama dan penyakit.
Keguguran-keguguran ini baik itu keguguran alami, keguguran oleh hama dan penyakit atau non parasit lainnya senantiasa dapat terjadi bersamaan atau saling mengikuti.

Usaha Pengendalian
Usaha pengendalian keguguran bunga atau buah alami di antaranya adalah sebagai berikut:
Bila bunga jantan, bunga betina atau kedua oleh sifat pembawaannya masing-masing memang tidak berfungsi (serbuk sari hampa dan kepala putik atau sel telur cacat) maka setelah 1–3 hari mekar, bunga-bunga ini akan berguguran.
Gugurnya bunga ini tidak perlu dirisaukan bila bibit yang digunakan adalah bibit unggul yang telah direkomendasi.
Sifat bunga seperti ini masih dapat diperbaiki oleh para pemulia tanaman melalui seleksi atau perbaikan sifat tanaman secara hibridisasi.
Bila keguguran ini melebihi batas kewajaran, maka perlu dicari penyebab lain :
Apakah oleh faktor non patogen, hama atau penyakit.Pengenalan terhadap gejala kerusakan ini diperlukan agar dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat.

Umumnya pohon buah-buahan memang memerlukan penyerbukan silang.
Oleh karena itu akan lebih aman bila menanam beberapa varietas atau kultivar.

Di luar negeri telah digunakan bantuan lebah madu guna menjamin penyerbukan pohon buah-buahan.
Budidaya buah dan budidaya lebah madu merupakan kombinasi usaha tani yang serasi.
Keduanya akan saling meningkatkan pertambahan hasil.


Kerontokan Bunga dan Buah Nonpatogen Penyebab

Kerontokan
Berbeda dengan kerontokan bunga dan buah alami, kerontokan bunga dan buah non patogen terjadi oleh pengaruh atau akibat dari luar tanaman.
Faktor luar tanaman yang berpengaruh langsung maupun tak langsung terhadap kerontokan bunga dan buah di antaranya adalah iklim dan kesuburan lahan pertanaman.

Iklim
Unsur iklim yang berpengaruh buruk terhadap bunga dan buah di antaranya adalah hujan, suhu dan angin

Hujan
Beberapa jenis bunga dan pentil buah tanaman buah-buahan peka bila terkena air hujan.
Organ-organ bunganya juga pentil buahnya sangat lunak dan bila terkena air hujan akan rusak membusuk.
Bunga dan pentil buah seperti ini ditemukan antara lain pada tanaman mangsa, jambu mete, semangka dan melon.
Hujan lebat juga dapat menyebabkan bunga dan pentil buah berguguran.

Air hujan yang membasahi butir-butir tepung sari, akan menyebabkan butir tepung sari membesar, membengkak kemudian berkecambah atau saling menggumpal berlekatan.
Butir-butir tepung sari yang terkenan air hujan menjadi tidak berfungsi atau tidak dapat menyerbuk dan membuahi putik dan bakal buah.
Bunga-bunga yang tidak diserbuk akan berguguran setelah 1-2 hari.
Embun, kabut dan kelembaban yang tinggi juga berpengaruh seperti air hujan.

Pada saat hari hujan atau berkabut lebah dan serangga penyerbuk lainnya lebih banyak berdiam diri.
Dengan demikian proses penyerbukan dan pembuahan akan terganggu secara tidak langsung.
Bunga-bunga yang tidak diserbuk atau penyerbukan tidak sempurna ini akhirnya berguguran.

Bila hujan berkepanjangan sedangkan areal lahan jelek maka air yang berlebihan tersebut akan menyebabkan lahan kekurangan udara sehingga akar-akar rambut mati dan membusuk.
Akibatnya proses fisiologi pohon menjadi terganggu sehingga pentil buah yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan berguguran.

Suhu
Suhu udara antara 15-30°C merupakan suhu optimal bagi penyerbukan dan perkecambahan serbuk sari.
Tentunya unsur cahaya dan kelembaban optimal juga berperan dalam proses ini.
Di atas atau di bawah suhu optimal serbuk sari sulit berkecambah.
Secara tidak langsung bunga dan buah akhirnya akan berguguran.
Suhu antara 40-50°C akan merusak jaringan organ bunga dan pentil buah hingga berguguran.

Bila suhu tinggi berkepanjangan atau musim kering berkelanjutan sedangkan air tanah sudah cukup dalam, maka pohon buah-buahan yang sedang berbuah akan mengalami gangguan fisiologi berupa kekurangan air dan asimilat.

Akibatnya buah-buahan yang sedang mengalami pertumbuhan akan layu, mengerut kemudian berguguran.
Sedangkan suhu yang lebih rendah dari titik beku hujan salju di daerah subtropis dan dingin serta embun dingin di daerah tropis akan merusak bunga dan buah-buahan lainnya.

Angin
Angin senantiasa berhembus lemah bermanfaat bagi pertumbuhan dan pembuahan tanaman buah-buahan khususnya bagi pertukaran udara dan penyerbukan butir tepung sari.
Namun, angin sama seperti unsur iklim lainnya senantiasa berubah-ubah.
Angin keras dapat menerbangkan debu atau pasir sehingga kepala putik menjadi berlapis debu atau pasir.
Dengan angin keras dapat mematahkan ranting atau cabang pohon.
Kelenjar madu dan kepala putik menjadi kering dibuatnya.
Dengan demikian angin keras secara tidak langsung akan mengurangi daya tarik serangga penyerbuk karena kelenjar madu menjadi kering dan mengurangi kesuburan kepala putik sebagai media kecambah serbuk sari karena kering dan berlapis madu.
Angin keras juga membuat serangga penyerbuk malas beterbangan.

Kesuburan Lahan
Kesuburan lahan menentukan pertumbuhan dan pembuahan normal tanaman buah-buahan.
Untuk tumbuh dan berbuah normal, tanaman buah-buahan memerlukan unsur-unsur penyusun tumbuh (C,H,O,N,S,P dan Mg), unsur katalisator (Fe, Cu, Zn, Mn dan Co), unsur-unsur perangsang (Na dan Cl), dan unsur-unsur fisiologis penting lainnya (K, Ca, Bo, Mo, Si, He dan Al) dalam jumlah tertentu pada setiap tingkat pertumbuhannya. Dengan demikian, kebutuhan hara pohon buah-buahan harus lengkap secara kualitatif dan kuantitatif.
Oleh karena itu, guna menjamin pembuahan normal secara teratur masalah pemupukan tanaman buah-buahan tidak boleh terabaikan terutama pada saat menjelang pembungaan dan pembuahan.

Upaya Pengendalian
Usaha pencegahan kerontokan bunga dan buah non patogen yang disebabkan oleh unsur-unsur iklim umumnya dilakukan secara tidak langsung, diantaranya seperti di bawah ini :
Unsur iklim merupakan faktor alami yang sulit diperhitungkan dan dihindari.
Oleh karena itu ramalan cuaca perlu dijadikan dasar untuk menetapkan masa tanam dan tindakan-tindakan agronomi lainnya seperti pola pengerjaan tanah, pemupukan, pemberantasan hama penyakit, pengairan dan sebagainya.
Selain itu kita juga perlu mengetahui sifat dan kebutuhan setiap jenis tanaman yang berbeda.
Penggunaan hormon tumbuh juga dapat mengatasi kerontokan bunga dan buah.
Pemupukan merupakan tindakan agronomi yang harus dilakukan pada setiap usaha tani buah.


Kerontokan Bunga dan Buah oleh Hama
Hama yang menyerang, merusak dan memakan organ-organ tanaman buah-buahan dan tanaman lain disebut fitofagus (Phytophagous).
Bila suatu jenis hama, misalnya serangga menyerang dan memakan bunga suatu jenis tanaman buah-buahan maka bagian-bagian bunga atau keutuhan bunga menjadi rusak dan akhirnya gugur.
Serangan itu dapat pula dilakukan oleh larvanya, yaitu ulat yang menetas dari telur serangga,

Kerontokan bunga oleh hama
Jenis hamaKerontokan bunga oleh hama biasanya terjadi oleh serangan jenis-jenis hama dari bangsa atau ordo kepik dan kutu (Hemiptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), Kumbang (Coleoptera) serta lalat dan nyamuk (Diptera)

Usaha pengendalian
Pengendalian kerontokan bunga oleh hama dapat dilakukan diantaranya dengan memanfaatkan musuh alami, penggunaan insektisida.


Kerontokan buah oleh hama
Jenis hama
Kerontokan buah oleh hama biasanya disebabkan oleh beragam jenis hama
Dari bangsa atau ordo tungau (Acarina),
Kepik dan kutu (Hemiptera),
Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera),
Kumbang (Coleoptera),
Kalong (Chiroptera),
Hewan pengerat (Rodentia),
Hewan buas (Carnivora)
Burung nuri (Psittaciformes).

Usaha Pengendalian
Penggunaan akarisida untuk tungau, insektisida dan musuh alami untuk kepik dan kutu, insektisida untuk serangan ngengat dan kumbang, pemasangan umpan beracun, diburu atau ditembak dan dijerat untuk serangan kalong, bajin, musang dan burung

Kerontokan Bunga dan Buah oleh Penyakit
Kerontokan bunga dan buah oleh penyakit ini terbatas ditimbulkan oleh jenis :
Cendawan kantong (Ascomycetes),
Cendawan tidak sempurna (Deuteromycetes),
Fungi imperfecti dan virus.

Kerontokan bunga penyakit
Serangan cendawan pada bunga umumnya dilakukan oleh jenis dari anggota keluarga Erysiphaceae.
Jenis cendawan ini merupakan parasit obligat penyebab penyakit tepung (powdery mildew).
Cendawan ini tidak hanya menyerang bunga, tetapi juga menyerang pentil, daun dan ranting tanaman buah-buahan baik di daerah tropismaupun di daerah subtropis dan dingin.
Gejala penyakitnya beragam menurut jenis virus dan jenis tanamannya.

Kerontokan bunga oleh cendawan
Satu-satunya serangan cendawan pada bunga dan menyebabkan kerontokan ditimbulkan oleh jenis cendawan dari keluarga Erysiphaceae penyebab penyakit tepung.
Infeksi ke dalam jaringan bunga dan lainnya hanya terjadi di sekitar lapisan atau jaringan epidermis dan penyebaran konidia sangat mudah dibantu oleh hembusan angin.

Kerontokan bunga oleh virus
Umumnya terjadi oleh serangan virus ke seluruh organ tanaman. Jadi, tidak khusus menyerang dan merontokkan bunga.
Bentuk dan gejala serangannya berbeda-beda menurut jenis tanamannya. Namun, gejala umum yang tampak adalah kekuatan tanaman berkurang, daun menjadi berbercak kuning dan cepat menua, ranting-ranting mati, bentuk dan jumlah bunga yang keluar tidak normal, akar rambut dan akar cabang mati, kemudian daun menjadi layu akhirnya tanaman akan mati.
Ada dua jenis penyakit oleh virus yang menimbulkan kerontokan bunga yaitu penyakit likubin dan penyakit leaf curl.
Penyakit likubin menunjukkan gejala klorosis, tulang-tulang daun tampak menguning, demikian juga jaringan mesofil dan sekitarnya.
Setelah daun-daun berguguran, daun-daun yang terbentuk kemudaan tampak menjadi lebih kecil dan lebih pucat.
Tanaman berbunga lebih cepat dan lebih lebat tetapi bunga yang muncul kecil-kecil dan berbentik tidak seperti biasanya. Bunga-bunga ini gugur lebih cepat dan tidak bisa menjadi buah.
Tunas-tunas pucuk tampak mati, kerontokan daun dapat terjadi hanya pada sebelah tajuk sedangkan sebelah lainnya tampak berdaun normal.

Sedangkan gejala yang ditunjukkan oleh penyakit leaf curl dimana gejala awal tampak pada daun di beberapa cabang.
Tulang daunnya menjadi menonjol jelas kemudian menjadi kuning lalu rontok.
Tunas-tunas baru tumbuh lebat pada cabang ini.
Namun daun yang tumbuh kecil-kecil dan melengkung seperti terserang kutu.
Cabang-cabang ikut tertular kemudian mati.
Bunga yang tumbuh sangat lebat namun hanya beberapa saja yang dapat menjadi buah dan buahnya pun kecil-kecil.Kerontokan buah oleh penyakit

Kerontokan buah yang terjadi pada tanaman jeruk disebabkan oleh penyakit virus yang disebut penyakit grening (greening disease).
Penyakit ini tergolong penyakit berbahaya di antara penyakit –penyakit virus lainnya.

Gejala mencolok dari penyakit ini tampak pada daun dan buah.
Daun menjadi klorosis, berwarna kuning keruh atau kuning dengan bintik-bintik dan tulang daun hijau mirip dengan gejala defisiensi seng.
Kemudian tulang daun utama pada daun-daun tua menjadi kuning tidak normal.
Akhirnya seluruh daun dan tulang daun menjadi kuning.
Daun-daun ini dapat juga berbercak-bercak atau bintil-bintil.

Bunga sering muncul di luar musim dan sangat lebat namun buah-buah yang terbentuk kemudian berguguran.
Bila buah menjadi masak warnanya pun tidak menarik.
Kulit buah yang terkena sinar matahari menjadi kuning sedang yang terlindung menjadi hijau pudar kepucatan.
Ranting-ranting pun lalu mati.

Usaha Pengendalian
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit tepung yang ditimbulkan oleh jenis-jenis cendawan berkantong (Ascomycetes) dan cendawan tidak sempurna (fungi imperfecti) pada pelbagai pohon buah-buahan pada prinsipnya sama, diantaranya adalah :
Sanitasi kebun; dimana ranting dan cabang yang mati bekas serangan penyakit tepung segera dipangkas dan dimusnahkan dengan cara dibakar karena cabang dan ranting ini merupakan inokulum bagi penyakit ini.
Pemberian belerang telah melalui hasil penelitian dapat memberantas serangan penyakit ini.
Perlakuan tepung belerang hendaknya dilakukan pada pagi hari saat bunga dan daun masih basah oleh embun, karena embun membantu tepung untuk melekat serta penggunaan fungisida yang dianjurkan seperti Benomyl, Mankozeb, Propineb dsb.

Penyakit virus pada pohon buah-buahan belum dapat disembuhkan atau diberantas dengan pestisida.
Oleh karena itu tindakan-tindakan pencegahan perlu dilakukan diantaranya :
Bila diketahui secara jelas suatu tanaman terserang virus sebaiknya segera dilakukan eradiksi dengan jalan membongkar.
Penanaman kembali baru boleh dilakukan setelah 1-2 tahun pembongkaran.
Menggunakan bibit yang bebas dari virus.
Penyakit likubin disebar oleh vektor kutu Toxoptera citricida.
Kutu ini harus senantiasa di berantas dengan menggunakan Bayrusil 250 EC, Hostathion 40 EC, dan Lannate 25 WP.
Bila memangkas ranting dan cabang atau saat mengokulasi gunakanlah alat-alat yang steril dengan cara memanaskan gunting, pisau dsb di atas api selama 10 -15 menit.
Musnahkan tanaman-tanaman yang merupakan pohon inang kutu Toxoptera citricida.
Mematuhi peraturan karantina dengan tidak sembarang mengirim atau memasukkan bibit dari tanpa ada izin dari dinas terkait.

Semoga Bermanfaat..
MZF

Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi Kakao

Pemangkasan, Pemupukan, Panen Sering dan Sanitasi Kakao

Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, aspek penting yang harus diperhatikan seperti kegiatan pemangkasan, pemupukan, panen dan sanitasi tanaman kakao.

1. Pemangkasan
Pemangkasan adalah kegiatan membuang cabang, ranting atau daun yang tidak produktif untuk mengatur distribusi cahaya matahari dalam tajuk tanaman sehingga proses fotosintesis berjalan secara efektif.
Adapun tujuan dari pemangkasan itu sendiri yaitu untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, untuk merangsang pembungaan dan pembuahan serta untuk pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao.
Terdapat tiga jenis pemangkasan pada tanaman kakao yaitu : pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan dan pemangkasan produksi.

a.  Pemangkasan Bentuk
Pemangkasan bentuk bertujuan membentuk kerangka (frame) tanaman agar tercipta bentuk pertumbuhan tanaman yang baik, yakni tanaman kakao yang memiliki cabang-cabang utama (cabang primer) yang tumbuhnya kokoh dan sehat dengan arah tumbuh yang teratur.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan cara mengurangi cabang primer yang semula berjumlah empat atau lebih menjadi hanya 3 (tiga) cabang saja.
Objek utama dalam pemangkasan ini adalah cabang primer, sehingga pelaksanaannya dilakukan setelah tanaman kakao muda telah membentuk cabang primer pada umur tanaman sekitar 1-2 tahun setelah tanam.

b. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharaan bertujuan memelihara dan mempertahankan kerangka yang telah dibentuk pada pemangkasan bentuk.
Pemangkasan pemeliharaan merupakan lanjutan dari pemangkasan bentuk yang dilakukan pada tanaman yang berumur diatas dua tahun.
Pada pemangkasan ini cabang-cabang sekunder diatur pertumbuhannya dengan memangkas sebagian cabang agar tidak saling menaungi.
Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sejak tumbuhnya cabang-cabang sekunder sehingga pertumbuhan tajuk tanaman kakao tidak saling menutupi, misalnya mengeluarkan tunas air (wiwilan).

c. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi dilakukan pada tanaman yang telah berproduksi (umur 3-4 tahun).
Tujuan utama pemangkasan produksi adalah meningkatkan kemampuan tanaman untuk membentuk bunga dan buah.
Pemangkasan ini yang berdampak langsung terhadap tingkat produksi tanaman sehingga sangat penting untuk dilakukan.
Bagian-bagian tanaman yang dipangkas adalah tunas air, cabang balik, cabang gantung, cabang mati, cabang yang terserang hama penyakit, cabang cacing, cabang bersinggungan, cabang cambuk, cabang bertingkat, cabang bersilangan dan cabang yang saling tindih.


2.  Pemupukan
Pemupukan merupakan bagian terpenting dalam budidaya tanaman kakao sejak awal penanaman sampai tanaman berproduksi.
Pemupukan adalah kegiatan menambahkan unsur hara kedalam tanah dan tanaman untuk mencukupi nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan yang optimal.
Pemupukan mempunyai tujuan untuk :
- Mengganti dan menyediakan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.
- Merangsang pembungaan dan pembuahan.
- Meningkatkan daya tahan tanaman.

Berdasarkan jenis, pupuk dibagi 3 yaitu :
- Pupuk tunggal, seperti Urea, SP36, KCL dan ZA.
- Pupuk campuran yaitu pencampuran pupuk tunggal misalnya Urea + KCL.
- Pupuk majemuk, seperti NPK.

Dosis pemupukan tergantung pada kondisi dan umur tanaman, kondisi tanah (pH tanah), kondisi lingkungan (jumlah naungan dll).
Sedangkan cara pemupukan dapat dilakukan dengan cara penaburan, larikan, piringan, dan cara tugalan.
Waktu pemupukan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan atau tanaman kakao mulai berbunga setelah pemangkasan.
Berbagai waktu pemupukan antara lain :
Pemupukan dilakukan minimal 2 minggu setelah pemangkasan menggunakan Urea + SP36.
Ketika buah berumur 2 bulan, kita menggunakan pupuk Urea + KCL atau menggunakan pupuk NPK.

Beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman Nitrogen (N), Phosfor (P), Kalium (K), Calcium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Zink (Zn), Boron (Bo), Cuprum (Cu), Molibdenum (Mo) dll.


3. Panen Sering
Panen adalah kegiatan pemetikan buah yang telah masak secara fisiologis pada tanaman tertentu.
Ciri-ciri buah kakao yang layak untuk panen adalah warna buah telah berubah dari warna hijau sewaktu muda dan bila masak berwarna kuning.
Sedangkan buah yang berwarna merah sewaktu muda akan menjadi orange/jingga setelah berumur 6 bulan sejak terbentuknya bunga.
Alat-alat yang digunakan dalam pemanenan adalah ember, karung, parang atau gunting gala.
Pemanenan harus dilakukan secara hati-hati untuk menjaga agar bantalan buah tidak rusak karena akan mengganggu proses pembungaan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan buah, yaitu : Panen dilakukan setiap dua minggu.

Panen buah yang sudah masak, hindari memanen buah yang masih mengkal dan buah yang masih muda serta buah yang terlalu masak.

Panen buah dengan alat panen yang tajam, sehingga tidak merusak bantalan buah.

Gunakan alat tumpul dalam memecah buah dan pisahkan antara biji yang sehat dan biji yang terserang hama dan penyakit.


4. SanitasiKegiatan sanitasi atau pembersihan adalah tindakan membersihkan areal perkebunan kakao dari segala sampah seperti ranting, cabang, dan daun serta bahan lain yang tidak diinginkan.
Bahan lain disini seperti sisa-sisa kulit buah hasil panen termasuk juga buah kakao yang terserang hama penyakit, disamping itu juga dilakukan juga pembersihan terhadap gulma atau rumput.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan :
Sanitasi kulit buah kakao yang telah dipanen ke dalam tanah.

Perontokan buah yang busuk, buah yang hitam dan kering atau buah-buah  terserang hama dan penyakit.

Sanitasi sisa-sisa pemangkasan.
Dengan memperhatikan perawatan tanaman kakao seperti yang telah disebutkan diatas diharapkan petani kakao dapat melaksanakannya dengan baik.
Karena dengan melakukan perawatan secara rutin dapat menurunkan tingkat serangan organisme pengganggu tanaman dan meningkatkan produktivitas tanaman kakao yang diusahakan.
Selain itu juga bermanfaat meningkatkan kualitas produksi kakao.

Semoga Bermanfaat..

VETIVER Rumput Perkasa Penahan Erosi

VETIVER Rumput Perkasa Penahan Erosi

Erosi adalah proses penggerusan lapis tanah permukaan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti angin, air, es, atau gravitasi.
Air hujan di atas permukaan tanah akan menumbuk agregat tanah menjadi partikel-partikel tanah yang lepas.
Partikel-partikel tanah yang lepas ini akan terbawa oleh aliran permukaan.
Erosi secara alamiah dapat dikatakan tidak menimbulkan musibah bagi kehidupan manusia atau keseimbangan lingkungan.
Namun erosi dapat terjadi menjadi  erosi dipercepat, hal ini dapat diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan atau tindakan yang menimbulkan dampak negatif pada lingkungannya.
Terlebih lagi  akan dirasakan pada lereng-lereng jalan yang curam dan terbuka (tanpa vegetasi) dan bila jenis tanahnya mempunyai erodibilitas yang tinggi.

Setelah lereng selesai direncanakan secara geoteknik dengan baik dan dengan mempertimbangkan faktor keselamatan, kemudian diikuti dengan perlindungan lereng yang dilaksanakan dengan baik untuk meyakinkan kestabilan dalam jangka panjang terutama untuk daerah dengan curah hujan tinggi dan memiliki tanah yang peka erosi seperti Indonesia.
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu dengan :
a. Metoda Kimia, penggunaan bahan pemantap tanah/soil conditioner.
b. Metoda Mekanik, yaitu dengan pembuatan terasering, menggunakan pemasangan tembok atau matras kawat, dsb dimana kedua metoda tersebut berbiaya sangat mahal.
c. Metoda Vegetatif (dengan menggunakan tanaman), dimana merupakan pendekatan yang bersifat “lembut” atau “hijau” yang tidak mahal, estetis juga ramah lingkungan.

Salah satu upaya penanganan erosi yang dilakukan dengan metoda vegetatif yaitu dengan Vetiver System.
Vetiver System (VS) adalah sebuah teknologi sederhana berbiaya murah yang memanfaatkan tanaman Vetiver hidup (Vetiveria zizanioides) untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan.
Vetiver yang ditanam tidak diperbolehkan dipanen akarnya, karena justru jika hal ini terjadi dapat menimbulkan efek yang kontradiktif, dimana terjadinya kerusakan tanah.

Bentuk Fisik Rumput Vetiver
Tanaman ini merupakan tanaman tahunan yang tumbuh tegak dengan tinggi 1.5–2.5 m.
Sistem perakarannya dalam dan masif, mampu masuk sangat jauh kedalam tanah.
Bahkan ada yang mampu menembus hingga kedalaman 5.2 meter.

Bila ditanam di lereng-lereng keras dan berbatu, ujung-ujung akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat.
Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya.
Kondisi seperti ini dapat mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai ”kolom hidup”.
Batangnya kaku dan keras, tahan terhadap aliran air dalam (0.6–0.8 m).

Jika ditanam berdekatan, membentuk baris/pagar yang rapat.
Hal tersebut akan mengurangi kecepatan aliran, mengalihkan air larian dan dapat menjadi filter yang sangat efektif.
Tidak menghasilkan bunga dan biji yang dapat menyebar liar seperti alang-alang atau rerumputan lainnya.

Keunggulan
Keunggulan Vetiver, antara lain :
- Tahan terhadap variasi cuaca, seperti : kekeringan panjang, banjir, genangan dan temperatur 14-55º C
- Mempunyai daya adaptasi pertumbuhan yang sangat luas pada berbagai kondisi tanah, seperti :
Pada tanah masam (mengandung mangan dan aluminium),
Pada tanah bersalinitas tinggi dan mengandung banyak natrium,
Pada tanah yang mengandung  logam berat, seperti : Ar, Cd, Co, Cr, Pb, Hg, Ni, Se dan Zn.Tahan terhadap rentang pH tanah : 3–10.5.
- Mampu menembus lapisan keras  hingga kedalaman 15 cm.
Dengan kemampuan tersebut, dapat bekerja sebagai paku tanah atau pasak yang hidup.

VS sangat praktis, tidak mahal, mudah dipelihara dan sangat efektif dalam mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air, serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan

Kelemahan
Karena pola pertumbuhan vetiver yang tegak lurus atau vertikal terhadap tanah, maka disarankan  penanamannya  dikombinasikan dengan jenis tanaman penutup tanah, seperti bahia, rumput pahit (carpet grass) atau jenis kacang-kacangan (legume).
Sehingga tanaman penutup tanah tersebut dapat mengurangi percikan dan aliran permukaan terutama  pada awal pertumbuhan vetiver.

Pada bagian depan, terlihat rumput Bahia menutupi permukaan tanah, sebelum tunas vetiver tumbuhnya merapat dan daunnya rimbun karena vetiver adalah tanaman hidup, sehingga tidak dapat langsung berfungsi dengan baik dalam menangani erosi permukaan.
Tanaman ini masih memerlukan waktu atau suatu proses yaitu proses pertumbuhan.

Penggunaan
Penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Balitbang Departemen PU, dengan tujuan :
1. Pemilihan tata letak tanaman yang paling baik dalam mengurangi erosi yang terjadi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian pada lokasi, bahwa kombinasi antara rumput vetiver dengan rumput Bahia dengan komposisi 50% : 50%, dengan penanaman setiap baris vetiver berselang seling dengan baris rumput bahia , menunjukkan hasil yang paling baik dalam mengurangi erosi yang terjadi.

2. Mengetahui signifikansi erosi yang terjadi pada variasi kemiringan lereng dan variasi panjang lereng (sedang dilaksanakan pada tahun 2009 ini)

Dari penelitian di atas, dilanjutkan dengan mengaplikasikan  tata letak terbaik dari penelitian tersebut, dengan variasi :
Panjang lereng (3 meter, 6 meter dan 9 meter)
Kemiringan lereng (30º, 45º dan 60º )
Variasi-variasi tersebut dilakukan pada dua jenis tanah yang mempunyai nilai erodibilitas tanah yang berbeda.

Cara Penanaman dan Biaya Operasional
Dalam penanaman vetiver, baik untuk jarak bibit dalam baris (jarak horizontal) maupun jarak vertikal antar strip vetiver, tergantung dari rawan atau tidak rawannya jenis tanah maupun  kemiringan lereng.
Perhitungan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk : penyiapan bibit (pupuk, tanah subur, polibag, pemeliharaan)  , penanaman (penggalian, pemupukan dasar, penanaman, penutupan lubang kembali) dan pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyiraman) serta penyulaman (mengganti tanaman yang mati).

Peluang Investasi
Teknologi penggunaan vetiver sebagai penahan erosi dapat membuka peluang-peluang investasi baru.
Peluang investasi tersebut dapat dilakukan pada dua hal, yaitu dalam hal pembibitan/pemasaran bibit pada calon pengguna, dan dalam hal penggunaan itu sendiri. Keduanya merupakan sebuah proses yang dapat menggunakan pola kerjasama antara dunia usaha dan masyarakat, dengan dukungan pemerintah.
Peluang-peluang tersebut antara lain :
a. Dengan teknologi vetiver (vetiver system) merupakan investasi lingkungan yang tidak ternilai, karena merupakan teknologi ramah lingkungan yang berorientasi jangka panjang.
b. Dengan memberdayakan masyarakat, dimana dengan melibatkan penduduk setempat untuk menyediakan bibit, dapat menambah pendapatan mereka.

Dalam proses produksi bibit, penanam modal dapat bekerja sama dengan masyarakat (pemberdayaan masyarakat).
Masyarakat dapat melakukan pembibitan dengan metode penggunaan polybag.
Misalnya penanam modal menjamin keseluruhan biaya yang diperlukan dalam pembibitan tersebut.
Pendapatan untuk masyarakat dapat diperoleh malalui sistem bagi hasil dengan penanam modal, atau secara sederhana dengan menjual langsung bibit-bibit polybag tersebut dalam skala harga tertentu yang disepakati.

Biaya produksi bibit vetiver maupun biaya penanaman dan pemeliharaannya secara keseluruhan masih relatif lebih murah dibanding metode kimia dan mekanik.
Artinya, produsen vetiver dapat menjual VS ini dengan harga yang lebih murah dibanding penyedia metode lain.
Inilah yang mendasari prospek vetiver di pasaran.
Tentunya, penggunaan vetiver juga tidak terbatas untuk pencegah erosi saja, sehingga peluang pasar lain juga masih terbuka.

Produk samping : daunnya dapat digunakan bermacam-macam kerajinan tangan, seperti : tas, taplak meja, tas, dllantara baris pertanaman vetiver untuk bibit, masyarakat masih dapat menanam palawija atau sayuran.

Yang perlu diperhatikan : adanya PERDA yang mengatur, agar pertanaman vetiver untuk bibit tidak merusak tanah, antara lain :
Persyaratan tempat/area untuk penanaman untuk bibit vetiver (misalnya di tempat datar).
Membatasi agar lahan budidaya vetiver tidak meluas tanpa kendali.dll

c. Kemungkinan dibentuknya kelompok budidaya Vetiver dengan dukungan dari pemerintah, dengan memberikan insentif pada masyarakat, seperti :
Insentif harga untuk pupuk dan peralatan
Pelatihan
Penghargaan
Dalam hal promosi dan pembukaan peluang pasar Vetiver

Hal ini sangat dibutuhkan karena penggunaan vetiver dalam pencegahan erosi belum diketahui secara luas, sehingga pembudidayaan bibit tanpa disertai dengan prospek pasar yang jelas justru dapat merugikan masyarakat dan penanam modal.
Dukungan lembaga keuangan seperti Bank dan koperasi (pinjaman/pemberian modal)

d. Dengan semua keunggulan ini, prospek vetiver dalam  pencegahan erosi sebenarnya sangat terbuka untuk peluang investasi.
Tentunya manfaat yang diharapkan tidak hanya dalam hal financial, akan tetapi juga dalam aspek lingkungan dan pemenuhan kebutuhan teknis pencegahan erosi itu sendiri.

Semoga Bermanfaat..

Cara mengendalikan hama babi Hutan

Bagaimana cara mengendalikan babi hutan..?

Ada beberapa metode pengendalian babi hutan yaitu:

1. Metode Langsung
a. Jerat
Babi-babi hutan dewasa, kecil kemungkinan untuk terjerat karena biasanya lebih berhati-hati.
Peluang besar yang tertangkap yaitu anak babi hutan serta babi hutan baik jantan atau betina yang masih muda.

Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan jerat?
Pemasangan jerat harus lebih giat dilakukan pada saat anak babi hutan sudah berhenti menyusu.
Kelahiran anak babi terbesar terjadi sekitar bulan Januari-Februari, sehingga diperkirakan anak babi hutan akan berhenti menyusu sekitar bulan Juli.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan jerat yaitu:
– Jerat bisa dipasang sepanjang tahun, tetapi pemasangan jerat lebih digiatkan pada bulan Juli.
– Jumlah jerat yang dipasang untuk 1 ha sebanyak 2-5 buah dan apabila dipasang pada jalan-jalan babi, setiap 500 m dipasang 1 jerat.
– Di sekitar lokasi pemasangan jerat dipasang tanda bahaya.
– Untuk menghilangkan bau manusia, jerat dilumuri dengan lumpur.
– Jerat yang lokasinya dekat diperiksa setiap hari dan apabila lokasi pemasangan jauh diperiksa setiap 2 hari sekali.

b. Perangkap
Perangkap bermanfaat untuk menangkap babi hutan betina beserta anak-anaknya.

Kapan waktu yang tepat untuk pemasangan perangkap?
Pemasangan perangkap sebaiknya dilakukan pada bulan Januari – Februari (masa melahirkan), Maret – Juni (masa menyusui), dan November – Desember (masa bunting).

c. Berburu
Perburuan bisa dilaksanakan 1 kali sebulan, yaitu pada bulan yang diperkirakan dapat membunuh sebanyak mungkin babi hutan betina yang sedang bunting atau sedang menyusui, dan babi hutan muda.

Bagaimana memilih lokasi untuk berburu?
Lokasi dapat dipastikan sehari atau 2 hari sebelum berburu.
Gunakan tanda-tanda adanya kegiatan babi hutan misalnya congkelan tanah, jejak, kotoran babi hutan serta sisa-sisa tanaman yang rusak sebagai petunjuk bahwa di sekitar daerah tersebut kemungkinan besar sebagai tempat tinggal babi hutan dan sesuai untuk berburu.

d. Pemakaian Lapun
Lapun adalah sejenis jaring yang terbuat dari kawat baja, yang dapat digunakan untuk menangkap babi hutan secara hidup-hidup, pada waktu berburu.

e. Meracun
Penggunaan racun disarankan merupakan pilihan terakhir, mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh racun yang digunakan.

Dimana lokasi yang tepat dalam pemasangan umpan?
Umpan dipasang pada jalan–jalan yang sering dilalui babi hutan, di daerah pinggiran hutan, di pinggir areal yang ditanami dan pada daerah yang termasuk jelajahan babi tetapi sulit dimasuki oleh kelompok berburu.

f. Lubang Parit
Pembuatan lubang parit mengelilingi kebun dengan kedalaman ±1 m dan lebar ±1 m.


2. Metode Tidak Langsung
a. Pemagaran
Lakukan pemagaran terhadap individu tanaman, menggunakan seng dengan ketinggian ±40 cm, mengelilingi batang tanaman kelapa sawit pada saat mulai tanam sampai 2 tahun.

Keuntungan melakukan pemagaran, yaitu:
– Bisa dilaksanakan secara berkelompok, sehingga biaya lebih murah.
– Apabila pemagaran dengan menggunakan pagar hidup dapat menyumbangkan unsur hara dalam tanah, sehingga dapat membantu mempertahankan kesuburan tanah.

Kelemahan melakukan pemagaran yaitu:
– Tidak semua daerah dapat dipagar, akan tetapi hanya lahan-lahan yang datar yang mudah dipagar.
- Pagar babi hutan memerlukan perawatan yang cermat.

b. Penjagaan malam hari
Biasanya disertai dengan membuat tiruan manusia (orang-orangan).
Cara ini dianggap kurang efektif, karena babi hutan dapat mengetahui dengan cepat tiruan manusia (orang-orangan) tersebut.


3. Melestarikan musuh alami
Pengendalian secara biologis
Pengendalian ini dilakukan dengan menggunakan predator babi hutan, antara lain harimau dan ular atau menggunakan pestisida nabati seperti akar dan umbi Gloriosa superba (Kembang Sungsang/Katongkat/Mandalika).

Pengendalian babi hutan akan berhasil apabila dilaksanakan secara terpadu, yaitu dengan menggabungkan semua teknik pengendalian yang dianjurkan dengan memperhatikan keseimbangan alam serta lingkungan sekitar.

Semoga Bermanfaat..

Cara Mengendalikan Hama Monyet pada perkebunan

Cara manual yang harus dilakukan untuk mengusir dan mengendalikan hama monyet dari perkebunan.
Dalam suatu perkebunan baik itu kebun kelapa sawit ataupun kebun karet dan kebun lainnya, tak dapat dipungkiri bahwa disetiap perkebunan itu pasti akan ada yang namanya OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) atau yang biasa kita kenal dengan sebutan hama, yang selalu mengganggu dan usil serta merusak tanaman perkebunan kita sehingga mengakibatkan kerugian bagi kita.

Pasti semua petani merasa tidak nyaman dan sangat terganggu dengan adanya hama perusak tanaman perkebunan milik mereka, apalagi jika hama tersebut lumayan sulit untuk dikendalikan ataupun untuk dibunuh agar tidak merusak dan mengganggu tanamannya lagi.
Salah satu hama yang mungkin lumayan sulit untuk dikendalikan ditanaman perkebunan adalah monyet alias kera, akan tetapi kita tak perlu takut, karena setiap hama atau OPT itu pasti ada cara mengendalikannya begitu juga dengan cara  mengendalikan monyet ini.

Cara ini sudah dipraktekkan oleh para petani sendiri dan ternyata hasilnya lumayan memuaskan karena cara ini dilakukan dengan cara manual.
Bagaimanakah caranya..?
Mungkin ada sebagian dari petani yang belum tahu dengan cara ini.

Caranya :
Tangkaplah satu atau beberapa ekor kera atau monyet yang sering mengganggu dan merusak tanaman perkebunan.
Lalu setelah berhasil ditangkap, cat lah atau berilah warna pada monyet tersebut, diusahakan semua badannya penuh dengan cat dan cat yang digunakan haruslah cat pilok agar tahan lama serta yang berwarna merah atau hijau, kepalanya dicat putih (kayak PM dong..?)
Kemudian lepaskan monyet tersebut ketempat semula atau diperkebunan, perhatian : dengan kita memberi warna pada seluruh badan monyet tersebut maka teman-teman monyet tersebut akan ketakutan dan lari menjauh jika saling bertemu, karena mereka takut dan mengira bahwa ini bukanlah dari golongan mereka, sehingga ini akan membuat mereka saling berkejaran-kejaran dan tidak sempat lagi untuk memakan atau merusak tanaman (soalnya dikira Polisi Militer).

Selamat mencoba..

5 Cara Agar tanaman sawit lebih subur dan produktif

Agar tanaman sawit lebih subur dan produktif  dalam menghasilkan buah sawit.
Maka selayaknya diberikan pupuk dengan cara pemupukan yang baik dan benar, cara pemupukan kelapa sawit tidak boleh sembarangan karena dapat menghambat pertumbuhan dan buah sawit itu sendiri.

Ini adalah 5 konsep pemupukan kelapa sawit yang benar dan baik dalam melakukan pemupukan kelapa sawit, silakan dipraktekkan, yaitu :

1. Tepat Jenis
Tepat jenis berarti pupuk yang di berikan harus tepat jenisnya.
Tanaman kelapa sawit membutuhkan 5 jenis pupuk yaitu Urea/Za, MOP/KCL, Dolomite/Kieserit9e, TSP/SP/RP dan terakhir adalah Borate.
Kelima jenis pupuk ini harus di berikan pada tanaman kelapa sawit lengkap setiap tahunnya baru dikatakan tepat jenis.

2. Tepat Dosis
Tepat dosis adalah dosis yang di berikan kepada tanaman kelapa sawit sesuai dengan kebutuhannya sesuai dengan umur tanaman kelapa sawit tersebut.

3. Tepat Tempat
Tempat yang baik untuk menabur pupuk kelapa sawit adalah piringan dan gawangan dengan syarat piringan atau gawangan dalam kondisi yang bersih dari gulma terutama gulma yang berbahaya.

4. Tepat Cara
Tepat cara berarti pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit harus sesuai dengan cara yang benar.
Cara yang benar adalah dengan di tabur secar merata tidak boleh menggumpal.

5. Tepat Waktu
Waktu juga sangat menentukan efektifitas pemupukan tanaman kelapa sawit.
Jangan sampai tidak tepat waktu dalam pemupukan karena itu bisa mengakibatkan kelapa sawit tidak berkembang secara sempurna.
Pastikan pemupukan tepat waktu dan tepat musim sehingga tidak mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.

Semoga Bermanfaat..

Kenapa Bandeng Berbau Lumpur

Kenapa Bandeng Berbau Lumpur

Ikan bandeng mempunyai nilai gizi yang tinggi, namun ikan bandeng juga banyak mengandung duri sehingga kurang diminati masyarakat.
Selain itu ada juga ikan bandeng yang berbau tanah, akan mengurangi cita rasa ikan kendati telah dibuat dalam bentuk olahan.
Ikan bandeng yang berbau tanah juga sangat tidak disukai oleh banyak kalangan sehingga penggunaannya sebaiknya dihindari.
Bau tanah pada ikan bisa disebabkan oleh adanya senyawa geosmin yang ditimbulkan oleh jamur Actinomycetes dan ganggang biru Oscillatoria tenus.
Hal ini sering terjadi pada tambak yang dangkal dan letaknya jauh dari laut (tambak darat).
Pada tempat tersebut, kandungan tanah pada tambak kurang baik sehingga dapat menurunkan kualitas kesuburan tanah.
Hal ini akan membuat banyak klekap mengapung.
Klekap yang sudah mengapung tidak disukai oleh ikan bandeng, sihingga ikan bandeng akan mengaduk-aduk tanah mencari makanan dan memakan ganggang biru (Oscilatoria tenus) yang ditumbuhi jamur Actinomycetes.
Secara fisik bandeng yang berbau tanah dapat diketahui dari warna punggungnya.
Bila warna punggungnya kuning kecokelatan atau abu-abu pucat (tidak berwarna biru cerah), berarti bandeng tersebut beraroma tanah.

Untuk diketahui:
Menurut USDA National Nutrient Database for Standard Reference (2009), ikan bandeng mempunyai nutrisi yang lengkap, terdiri dari proksimat, mineral lemak dan asam amino yang bermanfat bagi pemenuhan nutrisi manusia.

Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa cukup enak dan gurih.
Ikan bandeng mempunyai nilai gizi yang tinggi, namun ikan bandeng juga banyak mengandung duri sehingga kurang diminati masyarakat.
Selain itu ada juga ikan bandeng yang berbau tanah, akan mengurangi cita rasa ikan kendati telah dibuat dalam bentuk olahan.


Cara Ternak Kelinci Dengan Budidaya Skala Kecil

Cara Ternak Kelinci Dengan Budidaya Skala Kecil

Meskipun dengan modal kecil, pecinta kelinci bisa memulai usaha beternak kelinci skala rumahan dengan modal kecil.
Yang paling penting harus dipahami tips budidaya kelinci mencakup langkah-langkah pembuatan dan penempatan kandang, pemilihan indukan, perawatan, pemberian pakan dan sebagainya.
Berikut tips budidaya kelinci yang wajib diperhatikan :


SIAPKAN KANDANG
Baik beternak kelinci skala besar maupun kecil, salah satu faktor terpenting adalah mempersiapkan kandang.
Ukuran kandang sendiri bisa disesuaikan dengan jumlah kelinci yang akan diternakkan.
Begitu juga dengan jenis kandangnya bisa dipilih jenis kandang kelinci sistem terbuka atau tertutup.
Besar kecilnya perlu mengacu pada luas ruangan yang tersedia.
Untuk ternak kelinci skala rumahan, lebih praktis jika membeli kandang kelinci di toko hewan.
Jika peternakan berkembang semakin besar, berikutnya kandang bisa dibuat sendiri untuk mengurangi biaya pembelian kandang yang lebih besar.

Berikutnya adalah tata letak atau posisi kandang kelinci yang benar.
Kandang kelinci perlu diletakkan ditempat yang tenang, tidak bising, dan jarang dilewati banyak orang.
Ruangan untuk penempatan kandang juga perlu mendapat pasokan sinar matahari yang cukup serta sirkulasi udara yang memadai.
Satu hal yang penting, beri jarak yang cukup jauh antara kandang kelinci dengan dapur atau ruang makan.


PAKAN KELINCI
Berikutnya yang dibutuhkan untuk budidaya kelinci yaitu pengadaan pakan.
Umumnya para peternak kelinci memberi pakan kelinci berupa kombinasi pakan pelet dan pakan sayuran.
Namun banyak juga yang hanya menggunakan pakan pelet karena jauh lebih praktis dan kandungan gizinya lebih sempurna.
Meski begitu para peternak harus cermat dalam hitung-hitungan bisnis mengingat harga pakan pelet cukup mahal.
Intinya jenis pakan apapun bisa saja diberikan asalkan tetap menguntungkan.
Seperti yang disebutkan diatas, harga pakan pelet pabrikan lumayan mahal, tergantung kualitasnya.
Jika yang diternakkan adalah kelinci hias dari ras mahal sebaiknya diberi pakan pelet kualitas terbaik karena harga jual kelinci hias tetap menguntungkan.
Jika kelinci yang diternakkan dari ras biasa atau hanya kelinci pedaging sebaiknya diberi pakan kombinasi pelet dan limbah sayuran.

WAKTU PEMBERIAN PAKAN
Normalnya, pemberian pakan kelinci baik untuk kelinci hias ataupun pedaging adalah dua kali sehari, pagi dan sore hari.
Yang harus diperhatikan, tidak boleh mencampurkan antara pakan pelet dan saturan pada satu pemberian.
Sayuran bisa diberikan pada pagi hari dan pelet diberikan sore hari, atau sebaliknya.
Sejumlah ahli mengatakan, setiap satu ekor kelinci membutuhkan pakan seberat 5-6% dari bobot tubuhnya.
Jadi para peternak harus benar-benar teliti saat memberi pakan.
Dengan kata lain tidak perlu berlebihan dan tidak perlu kekurangan.


PEMILIHAN BIBIT DAN INDUKAN
Pada dasarnya syarat dalam berternak kelinci itu tergantung dari tujuan pemeliharaan utama kelinci tersebut. Untuk tujuan pada jenis kelinci hias (berbulu panjang) seperti kelinci angora, rex, dan american chincilia adalah jenis kelinci yang sangat cocok untuk diternakan.

Untuk peternak yang memiliki tujuan  pada budidaya kelinci hias, maka peternak tersebut harus memilih bibit yang memiliki potensi genetik serta pertumbuhan bulu yang sangat baik.
Secara sepesifik kelinci yang akan diternakan juga harus mempunyai fertilitas tinggi, tidak nervouz, tidak cacat, bulu tidak kusam, aktif dan mata bersih serta terawat.


MEMBEDAKAN KELINCI JANTAN DAN BETINA
- Kelinci Jantan
Mencari tau jeniskelamin jantan pada kelinci umumnya tidak begitu sulit, untuk kelinci jantan memiliki bentuk ciri di bagian bawah dekat ekor dan tepat di bagian atas anus ada semacam tabung yang tertutup bulu, itu merupakan organ penis kelinci jantan.
Selain dari itu kelinci jantan yang berumur muda sekitar tiga minggu memiliki bentuk kepala seperti balok.
Untuk ukuran berat badan kelinci jantan  akan memiliki bobot yang lebih kecil dari kelinci betina walaupun kelinci tersebut dari spesies yang sama.

Kelinci jantan biasanya juga memiliki keunikan saat dia terlihat di cuaca panas, biasanya mereka akan menunjukan tonjolan testikel  terutama saat kelinci tersebut sedang tiduran dan duduk.
Untuk kelinci pejantan juga memiliki temperamental yang baik dan akrab dengan siapa saja di dekatnya.
Di tambah lagi mereka juga memiliki rasa penasaran yang tinggi akan berbagai hal.

- Kelinci Betina
Untuk mencari tau kelinci betina, kita bisa perhatikan di bagian bawah ekor tepat di bagian atas anusnya.
Jika anda lihat terdapat gundukan dengan celah maka bisa dipastikan kelinci tersebut berkelamin betina.
Pada ukuran dan bobot kelinci betina umumnya berbeda dengan kelinci pejantan.

Kelinci betina memilki bobot dan ukuran yang lebih besar dari kelinci pejantan walaupun dari jenis spesies yang sama.
Di bagian kepala kelinci pejantan juga  memiliki  perbedaan dengan jenis kelinci betina, umumnya bentuk kepala yang terlihat pada kelinci pejantan memiliki bentuk lebih membulat.


CARA MENGAWINKAN KELINCI
Yang perlu kita perhatikan dalam mengawinkan kelinci adalah jangan pernah mengawinkan kelinci yang belum siap kawin ataunberumur muda.
Karena jika anda paksakan maka akan berdampak kelinci tersebut akan rusak.
Biasanya jika seseorang memaksakan  kelinci pejantan untuk dikawinkan maka akan mengakibatkan kelinci pejantan mengalami perubahan bentuk menjadi kerdil, sehingga akan mengganggu pertumbuhan pada dirinya dan pada kelinci betina pun akan mengalami gagal bunting jika dipaksakan.
Oleh sebab itu kawinkan kelinci dengan umur yang ideal sekitar 8 Bulan lebih.

Selain dari itu ciri-ciri kelinci siap kawin biasanya juga dapat dilihat dari tingkah lakunya serta bentuk fisik pada kelaminnya.
Pada tingkah laku kelinci yang siap kawin mereka akan sering kali menunjukan perilaku seperti  gelisah, mendekati lawan jenis,  hobi menggosok gosokan dagu dan terakhir memiliki bentuk fisik pada bagian vulvanya yang berwarna merah jambu.

Ketika kita sudah memiliki sepasang kelinci dengan umur yang cukup dan ingin segera mengawinkannya.
Hal pertama yang harus anda lakukan adalah bawa kelinci betina ke kandang kelinci jantan.
Penting..!

Jangan sampai terbalik, karena hal ini memiliki fungsi agar kelinci jantan memiliki Kepedean dan mendominasi kandang saat perkawinan.
Setelah kelinci betina sudah anda tempatkan dalam kandang jantan.
Maka sebaiknya biarkan beberapa saat, biarkan mereka  berdua bercumbu.
Selanjutnya jika anda melihat kelinci tersebut sudah kawin dengan bentuk kelinci jantan menaiki betina sekitar 5 menit (reproduksi).
Maka anda langsung angkat kelinci betina dari kandang dan berikan kelinci betina tersebut untuk istirahat selama 15 menit.
Setelah itu masukan lagi kelinci betina tersebut ke kandang jantan.
Jika kelinci betina sudah tidak mau dikawinkan, maka itu tandanya perkawinan pada kedua kelinci sudah selesai.
Lalu kembalikan kelinci betina tersebut ke kandangnya.


KEHAMILAN KELINCI
Jika anda  sudah dapat mengatahui tentang cara mengawinkan kelinci.
Maka hal selanjutnya yang anda perlukan adalah bagaimana mengetahui kelinci hamil?
Seekor kelinci yang sedang hamil biasanya akan mengalami peningkatan konsumsi makanan pada dirinya.
Sekitar dua minggu sebelum induk kelinci melahirkan, umumnya induk kelinci akan mengkonsumsi makanan lebih banyak agar dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya.
Pada kehamilan minggu ketiga perubahan perut yang semakin membesar pada kelinci betina yang sedang hamil juga akan di alami oleh mereka.
Namun pembesaran perut pada kelinci yang sedang hamil umumnya juga tidak selalu terlihat seperti hewan lainnya.
Maka untuk mengetahuinya secara pasti, tes kehamilan yang biasa disebut dengan nama palpitasi harus di lakukan.
Palpitasi biasa di lakukan dengan cara meraba raba perut kelinci betina agar dapat merasakan adanya bentuk bola seperti seukuran buah zaitun.
Selain dari itu mengatahui hal lain dari kelinci hamil, kelinci hamil juga akan mengalami kepribadian yang akan semakin agresif.
Saat waktu kehamilannya tersisa 2 atau 3 hari biasanya induk kelinci akan mulai membuat sarang.
Kelinci tersebut biasanya akan mengumpulkan benda apa saja untuk membuat sarangnya termaksud bulu pada dirinya sendiri.


KELINCI YANG MELAHIRKAN
Jika anda sudah mengetahui kelinci-kelinci betina anda sedang hamil, maka hal selanjutnya yang harus anda siapkan adalah mengetahui berbagai hal tentang segala persiapan  anak kelinci yang baru lahir.

Berikut ini adalah metodenya:
- Pemeriksaan terhadap anak kelinci
Setalah dua hari induk kelinci melahirkan maka anda sebagai peternak harus melakukan pengecekan terhadap anak kelinci tersebut.
Pastikan untuk mengatahui kondisi anak itu apakah sehat, cacat, atau mati.
Anak kelinci yang mati wajib untuk di ambil dan di kubur agar tidak membawa penyakit kepada kelinci yang masih sehat.
Dan untuk kelinci yang cacat juga pisahkan, karena bisa saja cacat kelinci pada dirinya diakibatkan virus yang dapat mengancam kelinci kelinci lain yang sehat.

- Menjaga keselamatan untuk anak kelinci
Agar anak kelinci anda terjamin keselamatannya maka perlu diperhatikan berbagai hal berikut ini.
Siapkan kotak sarang yang sempurna untuk anak kelinci yang baru lahir.
Ini bertujuan agar anak kelinci tersebut akan terlindungi dengan aman terhadap dingin, panas dan tiupan angin sekalipun.

Pastikan anak kelinci harus telindung dari induk kelinci yang kanibal.
Terkadang ada beberapa induk kelinci yang sering memakan anaknya, maka karena itu hal tersebut harus diperhatikan.

- Bayi Kelinci yang terlalu banyak (induk yang tak sanggup untuk meyusui)
Umumnya induk kelinci yang sedang produktif akan melahirkan anak kelinci sebesar 8–12 ekor.
Lalu bagaimana dengan anak kelinci yang terlahir sebanyak 12 ekor?
Sementara jumlah puting pada induknya hanya ada 8?
Oleh karena itu jika anda menginginkan anak kelinci yang memiliki pertumbuhan maksimal dan bagus, maka sebaiknya bayi kelinci tersebut di titipkan ke induk kelinci lainnya.
Hal tersebut juga dapat di terapkan kepada induk kelinci yang tidak mau menyusui anaknya.
Perawatan yang harus diperhatikan ketika kelinci lahir adalah mempersiapkan kandang kelinci tersebut agar selalu hangat.
Fungsi pada kandang ini merupakan untuk menanggulangi induk kelinci yang tidak sepenuhnya bisa menghangatkan anaknya.

Oleh sebab itu pastikan selalu agar kandang tersebut bisa  selalu hangat untuk anak anak kelinci yang baru lahir, ini demi kesehatan  anak kelinci tersebut.
Saran dari saya agar kandang tersebut  bisa selalu hangat, anda bisa menempatkan baju bekas atau kain di dalam kandang tersebut sebagai tempat tidur anak kelinci yang baru lahir.

Selain dari itu perhatikan asupan makanan kepada anak kelinci.
Pastikan jangan sampai telat untuk memberikan asupan makanannya.
Karena kelinci yang baru lahir akan rentan dan sangat mudah terserang berbagai penyakit yang di sebabkan daya tahan tubuh yang belum stabil.

Maka karena dari itu dengan kita teratur memberikan asupan makanan yang tepat, akan membantu daya tahan anak kelinci tersebut dan  anda juga jangan lupa untuk selalu memperhatikan lingkungan di sekitar dalam merawat anak kelinci, karena biasanya dengan adanya kebisingan akan membuat anak kelinci menjadi  takut dan stres.
Sehingga pada kelinci anakan tersebut akan berakibat terserang penyakit saat kondisi tubuhnya melemah akibat stres pada lingkungan.

Terakhir, pastikan induk kelinci tidak mengalami  kelaparan, karena dalam hal ini induk kelinci sangat memegang peran dalam kelangsungan hidup pada anaknya yang baru lahir.
Anakan kelinci pastinya akan selalu membutuhkan nutrisi makanan dari induknya.
Oleh sebab itu anda harus pastikan agar induk kelinci tersebut tidak kelaparan dengan memberi makan secara teratur.

Semoga Bermanfaat..