Saturday, March 26, 2016

JENIS DAN KEGUNAAN UNSUR HARA

JENIS DAN KEGUNAAN UNSUR HARA

1. NITROGEN (N)
MANFAAT :
Memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim dan pesenyawaan lain.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Pertumbuhan tanaman lambat, mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok. Daun yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.

2. FOSFOR (P)
MANFAAT :
Membantu pertumbuhan protein dan miniral yang sangat tinggi bagi tanaman. Bertugas mengedarkan energi keseluruhan tanaman. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar. Mempercepat pembungaan tanaman, serta mempercepat pematangan biji dan buah.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan. Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok. Tepi daun, cabang dan batang berwarna merah keunguan. Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah. Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek dan lekas matang.

3. POTASIUM (K)
MANFAAT :
Membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula. Membantu pengankutan gula dari daun kebuah. Memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun mengkerut atau kriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati. Perkembangan akar lambat. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek dan tidak tahan lama.

4. KALSIUM (Ca)
MANFAAT :
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang. Membantu keberhasilan peyerbukan. Membantu pemecahan sel. Membantu aktivitas beberapa enzim pertumbuhan, serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tepi daun mengalami krorosil lalu menjalar ketulang daun. Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati. Terdapat bintik hitam pada serat daun. Akar pendek. buah pecah dan bermutu rendah.

5. MAGNESIUM (Mg)
MANFAAT :
Membantu pembentukan klorofil, asam amino, vitamin, lemak dan gula. Berperan dalam transportasi fosfat dalam tanaman.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun tua mengalami krorosis, menguning dan bercak kecoklatan, hingga akhirnya rontok. Pada tanaman yg menghasilkan biji akan menghasilkan biji yang lemah.

6. BELERANG (S)
MANFAAT :
Membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin. Membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun muda berwarna hijau muda, mengkilap tapi agak pucat keputihan, lalu berubah jadi kuning dan hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.

7. BORON (Bo)
MANFAAT :
Membawa karbohidrat keseluruh jaringan tanaman. Mempercepat penyerapan unsur kalium. merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan. Meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas amping tapi tidak bertahan lama kemudian akan mati. daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering. Daun yang baru muncul kerdil dan akhirnya mati. Daun tuanya berbentuk kecil tebal dan rapuh. Pertumbuhan batang lambat dengan ruas-ruas cabang yang pendek.

8. CHLORIDA (Cl)
MANFAAT :
Berperan dalam pembentukan hormon tanaman. Meningkatkan kulitas dan kuantitas produksi tanaman.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tanaman gampang layu, daun pucat, keriput dan sebagian mengering. Produktivitas buah rendah dan pemasakan buah lambat.

9. BESI (Fe)
MANFAAT :
Berperan dalam pada proses-proses fisiologi tanaman, seperti proses pernafasan, pembentukan klorofil dan fotosintetis.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun muda berwarna putih pucat lalu kekuningan dan akhirnya rontok. Tanaman perlahan-lahan mati dimulai dari pucuk.

10. MANGAN (Mn)
MANFAAT :
Membantu proses fotosintetis dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim tanaman.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Pertumbahan tanaman kerdil daun berwarna kekuning-kuningan tau merah dan sering rontok. Pembentukan biji tidak sempurna.

11. COOPER (Cu)
MANFAAT :
Berperan sebagai pengikat nitrogen bebas udara untuk pembentukan protein dan menjadi komponen pembentukan enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminose.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk. Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun dan akhirnya mati. Pertumbuhan tanaman berhenti.

12. SENG (Zn)
MANFAAT :
Membantu pertumbuhan auksin, klorofil dan karbohidrat.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun berwarna kuning pucat atau kemerahan, muncul bercak-bercak putih dipermukaan daun hingga akhirnya mengering, berlubang dan mati. Perkembangan akar tidak sempurna sehingga pendek dan tidak subur.

13. Molibdenum (Mo)
MANFAAT :
Berperan dalam mengikat nitrogen oleh mikroba pada legum, sebagai katalisator dalam mereduksi N, berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran; Molibdenum ini dalam tanah terdapat dalam bentuk MoS2

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Ditunjukkan dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda

14. Natrium (Na)
MANFAAT :
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air) dan keseimbangan ion padatumbuhan. Salah satu kelebihan efek negatif Na adalah bahwa itu mengurangi ketersediaan K.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun-daun tenaman bisa menjadi hijau tua dan tipis. Tanaman cepat menjadi layu.

15. Nikel (Ni)
MANFAAT :
Diperlukan untuk enzim urease untuk menguraikan urea untuk membebaskan nitrogen ke dalam bentuk yang dapat digunakan untuk tanaman. Nikel diperlukan untuk penyerapan zat besi. Benih perlu nikeluntuk berkecambah.

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tanaman tumbuh tanpa tambahan nikel akanberangsur-angsur mencapai tingkat kekurangan sekitar saat mereka dewasa dan mulai pertumbuhan reproduksi

16. Karbon (C)
MANFAAT :
Sebagai komponen dasar molekuler karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat

GEJALA TUMBUHAN YANG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Proses fotosintesis akan terhambat, Daun tumbuh kecil-kecil, pertumbuhan lambat, dan munculnya deposit kasar keputihan pada permukaan daun sebagai akibat proses dekalsifikasi biogenik

TOPSOIL

APAKAH TOPSOIL ITU ?

Topsoil adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan lapisan teratas dari kulit bumi dimana tanaman paling banyak tumbuh.
Tanaman memperoleh air, hara dan zat-zat biokimia exogen dari lapisan topsoil ini.
Topsoil yang baik dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun acapkali topsoil mengandung faktor penghambat tumbuh, atau tidak memadai dalam menyediakan faktor penunjang tumbuh.
Oleh sebab itu untuk menunjang pertumbuhan tanaman yang baik, kita seyogyanya membangun topsoil yang baik pada lahan yang tersedia.
Topsoil yang baik dapat dibangun menggunakan banyak metoda dan teknik yang layak.

Salah satu cara untuk mendapatkan topsoil yang terbaik adalah pencampuran topsoil dengan Bioboost.
Dan Topsoil dapat kita peroleh dilahan sawah bagian tengah dan sekitar rumpun bambu.

5 Lapisan Tanah beserta Simbolnya

5 Lapisan Tanah Beserta Simbolnya

Proses pembentukan tanah mengakibatkan tanah terdiri dari atas lapisan-lapisan (horizon). Setiap lapisan tanah mengandung zat-zat tertentu. Secara umum, dalam ilmu tanah (pedalogi), lapisan tanah ditandai oleh simbol huruf.

1. Lapisan O, merupakan lapisan paling atas yang didominasi oleh bahan organik. Sebagian besar lapisan O terdiri humus atau bahan yang terdekomposisi.
Tebal lapisan ini sekitar 5 cm.

2. Lapisan A (Topsoil) merupakan lapisan di bawah lapisan O lapisan ini berwarna lebih gelap daripada lapisan tanah di bawahnya. Lapisan ini terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Selain itu, aktivitas biologi dan hewan maupun organisme (seperti cacing tanah, nematoda, atau jamur) dapat ditemui di lapisan ini.
Tebal lapisan ini sekitar 10 cm.

3. Lapisan B, merupakan lapisan tanah di bagian tengah yang mudah tercuci oleh air, terutama jika tidak ada tumbuhan dipermukaannya. Hal ini dapat terjadi karena ketiadaan akar-akar tumbuhan yang bersifat mengikat lapisan tanah A (topsoil). Lapisan B ini miskin materi organik serta berwarna kecoklatan atau kemerahan.
Tebal lapisan ini sekitar 30 cm.

4. Lapisan C (Subsoil), merupakan lapisan yang mengandung beberapa batuan yang belum mengalami peroses pelapukan. Selain itu, lapisan ini kaya akan unsur unsur besi, almunium, dan senyawa mineral lain yang terikat oleh tanah liat.
Tebal lapisan ini sekitar 45 cm.

5. Lapisan R (Red Rock), yaitu lapisan paling dasar dan merupakan lapisan paling dasar dan merupakan lapisan batuan induk yang sangat keras, serta sulit digali oleh tangan.
Contoh batuan dasar di lapisan R antara lain granit dan basal.

Semoga Bermanfaat...

CIRI-CIRI BENIH BERMUTU

CIRI-CIRI BENIH BERMUTU

Ketika ada petani ditanya mengenai benih unggul maka salah satu jawabannya adalah “tumbuhnya bagus”.
Apakah itu betul ?
Sebelum saya menjawabnya, harus kita bedakan dulu arti benih unggul dan bibit unggul.
Saya akan jelaskan beda benih dan bibit.
Padi disebut benih bila masih dalam bentuk gabah, sedangkan bibit adalah gabah yang telah tumbuh, bisa di areal persemaian atau di tempat lainnya seperti di tanam di besek, di ember dll
Jadi untuk Benih Unggul di sini, kita melihat dari segi gabahnya.

Jadi Ciri-ciri benih bermutu adalah
Pertama, benih tersebut diketahui varietasnya dan bersertifikat atau berlabel.
Kedua, tingkat kemurniannya mencapai 98%.
Ketiga, Daya tumbuhnya di atas 80%.
Keempat, bernas dan seragam.
Kelima, Potensi hasilnya tinggi.
Keenam, sehat artinya bebas dari infeksi jamur dan bersih dari hama. dll

Sehingga apabila benih bermutu tsb ditanam akan menghasilkan bibit bermutu dengan ciri-ciri sebagai berikut :• Pertumbuhan bebit seragam.
• Menghasilkan bibit yang sehat dengan akar yang banyak.
• Ketika bibit dipindah, tumbuh lebih cepat, kokoh dan menghijau
• Tahan hama dan penyakit
· Produktivitas tinggi, sehingga meningkatkan pendapatan petani.
• dll

Dengan pemahaman ini, maka dapat kita bedakan istilah benih unggul dan bibit unggul.
Semoga..

PEMBAGIAN KELAS BENIH PADI

KLASIFIKASI BENIH atau BIBIT PADA TANAMAN PADI

Benih  berlabel Biru. Apakah artinya ini?
Secara umum, pembagian jenis benih pada tanaman padi ada 4 jenis. Ini bisa kita sebut dengan Klasifikasi Benih Padi, antara lain :

1. Benih Penjenis (Breeder Seed).
Benih varietas unggul yang dihasilkan atau diciptakan oleh para pemulia tanaman. Jumlah Benih Penjenis (BP) masih sangat murni dengan jumlah terbatas. Sehingga BP ini secara langsung mendapatkan perawatan serta pengawasan dari para pemulia. BP ini berlabel PUTIH. Supaya mudah diingat maka kita pakai kata kunci, Jenis Pertama Putih.

2. Benih Dasar (Foundation Seed).
Benih Dasar ini merupakan F-1 dari BP. Benih Dasar ini masih mendapatkan perlakuan sedemikian rupa sehingga kemurnian sifat–sifat genetiknya tetap tinggi. Pengawasan penanaman dan pertanaman BD masih dilakukan langsung oleh para pemulia dan ahli perbenihan. BD ini berlabel KUNING. Supaya mudah diingat maka kita pakai kata kunci, Dasar 2 Kuning.

3. Benih Pokok (Stock Seed).
Benih Pokok ini merupakan F-1 dari BD . BD ini diperbanyak dengan sebaik-baiknya supaya dapat dijaga tingkat kemurnian genetiknya. Benih Pokok ini berlabel UNGU. Supaya mudah diingat maka kita pakai kata kunci, Pokoknya Ungu ke-3.

4. Benih Berlabel (Extension Seed).
Benih ini merupakan F-1 dari BPk (Benih Pokok). atau kadang terjadi BB ini perbanyakan langsung dari Benih Dasar. Biasanya BB inilah yang disebarkan kepada konsumen atau dibagikan pada para petani dalam rangka mensosialisasikan suatu benih bermutu. BB ini berlabel BIRU. Supaya mudah diingat maka kita pakai kata kunci, Label Biru.
Dengan mengetahui klasifikasi ini, maka benih yang didapat para poktan itu adalah Benih Sebar. Benih Sebar inilah yang akan ditanam petani untuk dijadikan benih lagi beberapa musim.

Semoga Bermanfaat..

Cara Tanam Buah Dalam Pot (Tabulampot) dengan K-Bioboost

Cara Tanam Buah Dalam Pot dengan K-Bioboost

1. Ambil bibit (daun) dari pohon yg sdh berbuah
2. Rendam daun selama 1-4 jam setelah ada perlakuan seperti di gambar dengan takaran 1 ttp Bioboost + 1 L air
3. Tanam di busa seperti digambar, busa dapat dibeli pada toko2 floris atau toko bunga
4. Setelah keluar akar pindahkan ke polibag, busa harus dibuang
5. Sekitar 6 bulan bisa dipindahkan ke wadah yang lebih besar
6. Lakukan aplikasi Bioboost 2 minggu sekali, dengan takaran 1 tutup + 1 Liter air utk 4 pohon.

Asam dan Basa Tanah

Asam dan Basa Tanah

Permasalan tanah sebenarnya bukan hanya tentang keasaman tanah (pH tanah) melainkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, akan tetapi kali ini kita hanya akan membahas tentang cara mengatasi tanah yang asam dan tanah yang basa. Untuk permasalahan yang lain tentang mikroorganisme tanah, KTK tanah, struktur tanah, aerasi tanah dan lain-lain mudah-mudahan bisa kita bahas dilain waktu.

Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman:
Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.

Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum)

Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5–7, jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.

Setelah kita mengukur pH tanah dan telah kita ketahui keasamannya lalu apa yang akan kita perbuat pada tanah kita tersebut?

Jika pH tanah yang kita ukur tadi tidak sesuai harapan kita tentunya kita akan mencoba mengubah pH tanah tersebut sesuai dengan yang kita harapkan. Sebenarnya setiap tanaman memerlukan pH tertentu yang spesifik untuk pertumbuahnnya yang optimal, akan tetapi pH tanah yang ideal untuk semua jenis tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura di Indonesia adalah antara 6 sampai 7. Jika pH tanah kita sudah menyimpang dari kisaran tersebut maka segeralah mengatasinya. Sebagai contoh jika pH tanah dibawah 6 itu berarti tanah masam dan jika lebih dari 7 berarti basa.

Mengatasi Tanah Masam.
Pengapuran untuk meningkatkan pH dan mengatasi keracunan Al. Untuk mengatasi kendala kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dilakukan pengapuran. Kemasaman dan kejenuhan Al yang tinggi dapat dinetralisir dengan pengapuran. Pemberian kapur bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dari sangat masam atau masam ke pH agak netral atau netral, serta menurunkan kadar Al. Untuk menaikkan kadar Ca dan Mg dapat diberikan dolomit, walaupun pemberian kapur selain meningkatkan pH tanah juga dapat meningkatkan kadar Ca dan kejenuhan basa. Terdapat hubungan yang sangat nyata antara takaran kapur dengan Al dan kejenuhan Al. Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, umumnya sekitar 3 t/ha, berkisar antara 1-5t/ha. Kapur yang baik adalah kapur magnesium atau dolomit yang dapat sekaligus mensuplai Ca dan Mg.

Pemberian Bahan Organik.
Bahan organik selain dapat meningkatkan kesuburan tanah juga mempunyai peran penting dalam memperbaiki sifat fisik tanah. Bahan organik dapat meningkatkan agregasi tanah, memperbaiki aerasi dan perkolasi, serta membuat struktur tanah menjadi lebih remah dan mudah diolah. Bahan organik tanah melalui fraksi-fraksinya mempunyai pengaruh nyata terhadap pergerakan dan pencucian hara. Asam fulvat berkorelasi positif dan nyata dengan kadar dan jumlah ion yang tercuci, sedangkan asam humat berkorelasi negatif dengan kadar dan jumlah ion yang tercuci. Penyediaan bahan organik dapat pula diusahakan melalui pertanaman lorong (alley cropping). Selain pangkasan tanaman dapat menjadi sumber bahan organik tanah, cara ini juga dapat mengendalikan erosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman Flemingia sp. dapat meningkatkan pH tanah dan kapasitas tukar kation serta menurunkan kejenuhan Al. Petani menyadari bahwa pemberian pupuk organik dapat meningkatkan kesuburan tanah. Menurut mereka, pengaruh pupuk organik dalam memperbaiki kesuburan tanah kurang spontan akan tetapi pengaruhnya lebih tahan lama. Sedangkan pupuk buatan pengaruhnya spontan akan tetapi hanya tahan beberapa minggu atau bulan. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk hijau, kotoran ternak, bagas, dan sebagainya. Berdasarkan pengalaman bahwa pengusahaan tanaman semusim yang sebagian besar biomasanya tidak dikembalikan, lebih cepat menguras zat makanan yang ada di tanah, mereka mulai belajar mengembalikan sisa-sisa panen ke lahan.

Pemberian Pupuk Phospat.
Kekahatan P merupakan salah satu kendala utama bagi kesuburan tanah masam. Tanah ini memerlukan P dengan takaran tinggi untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Untuk mengatasi kendala kekahatan P umumnya menggunakan pupuk P yang mudah larut seperti TSP, SP-36, SSP, DAP. Pupuk tersebut mudah larut dalam air sehingga sebagian besar P akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam tanah dan P menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Fosfat alam dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya mempunyai reaktivitas tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam. Sebaliknya, fosfat alam dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3) tinggi kurang sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.

Pengaturan sistem tanam.
Pengaturan sistem tanam sebenarnya hanya bersifat untuk mencegah keasaman tanah atau mencegah kemasaman tanah yang lebih parah.

Pemberaan.
Untuk mempertahankan kesuburan tanah, petani memberakan lahan [Bahasa Jawa: bero] atau membiarkan semak belukar tumbuh di lahan yang telah diusahakan beberapa musim. Menurut mereka, tanaman akan tumbuh lebih baik pada lahan yang sebelumnya diberakan. Bera dengan hanya mengandalkan suksesi alami memerlukan waktu lebih lama untuk mengembalikan kesuburan tanah. Tumpang gilir.
Pengusahaan satu jenis tanaman semusim saja selama tiga tahun berturut-turut menyebabkan tanah menjadi “kurus” dan “cepat panas”.
Menurut pengamatan petani, jenis tanaman pangan yang banyak menguras zat makanan dalam tanah [Bhs.Jawa : ngeret lemah] adalah ubi kayu, ketela rambat dan kacang tanah.
Tumpangsari.
Beberapa petani juga melakukan tumpangsari di lahan mereka. Pada umumnya dasar keputusan petani untuk memilih sistem tumpangsari adalah karena alasan ekonomi, bukannya kesadaran untuk mempertahankan kesuburan tanah. Misalnya pendapatan petani dari hasil tumpangsari jagung dan padi ternyata lebih besar dari hasil jagung atau padi monokultur.

Pencegahan erosi.
Pada dasarnya petani menyadari pentingnya pencegahan erosi di lahan mereka, terutama pada lahan yang curam. Beberapa usaha yang telah dicoba adalah dengan membuat guludan sejajar kontur atau menggunakan batang pohon yang ditebang pada saat pembukaan lahan sebagai teras-teras akan tetapi karena intensitas curah hujan yang tinggi serta struktur tanah yang kurang mantap menyebabkan guludan tersebut mudah longsor. Sebagian petani ada yang membuat guludan tegak lurus arah kontur, sehingga air limpasan bisa mengalir lebih cepat. Cara ini memang bisa mengurangi kerusakan guludan dan mempercepat pematusan karena tanaman tertentu tidak menyukai tanah yang terlalu basah, tetapi pengikisan tanah (erosi) tetap terjadi.

Pemberian Mikroorganisme Pengurai.
Terdapatnya bahan organik yang belum terurai juga akan menyumbangkan tingkat keasaman tanah, peristiwa ini sering kita lihat pada tanah-tanah sawah yang terlalu cepat pengerjaannya. Pemberian mikroorganisme pengurai akan mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah sehingga akan membantu ketersediaan dan keseimbangan unsur hara. Selain itu perombakan bahan organik juga akan menyeimbangkan KTK tanah.

Mengatasi Tanah Basa
Untuk mengatasi tanah-tanah basa menurut maspary bisa dilakukan dengan cara pemberian sulfur atau belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk belerang atau bubuk sulfur yang mengandung belerang hampir 100%.
Pemberian pupuk yang mengandung belerang kurang efektif jika digunakan untuk menurunkan pH. Beberapa pupuk yang mengandung belerang yang bisa digunakan antara lain ZA (Amonium sulfat), Magnesium sulfat, Kalium sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat. Pemberian bahan organik/pupuk organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah.

Manfaat Pohon Titonia Diversifolia a.k.a atau Pohon Daun Insulin

Manfaat Pohon Titonia Diversifolia a.k.a Pohon Ki Pait alias Pohon Daun Insulin

Titonia Diversifolia mudah dijumpai dipinggir jalan dan sampai saat ini dianggap sebagai tanaman gulma. Padahal perakaran tanaman Titonia tersebut adalah rumah bagi jutaan cendawan dan bakteri pelarut fosfat dan kalium yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Contoh bakteri yang hidup diperakaran Titonia berasal dari kelompok Azotobacter sp. dan Azospirilium sp. yang keduanya dapat mengambil nitrogen bebas dari udara.

Titonia merupakan pupuk ajaib alami karena mamou menolong pekebun yang kesulitan membeli pupuk buatan pabrik yang harganya terus membumbung.
Titonia hadir sebagai substitusi pupuk tanpa mengurangi produktivitas.
Hebatnya lagi bakteri diperakaran Titonia juga menghasilkan fitohormon seperti Auxin, Giberelin dan Sitokinin.
Akar Titonia juga terinfeksi cendawan mikoriza yang mampu memperluas zona perakaran. Mikoriza ibarat penambang hara sehingga tanaman efektif menyerap hara.

Bila kita menanam Titonia seluas 2000 meter persegi, pekebun bisa memanen 30-35 Ton Titonia segar dalam setahun atau setara 6-7 Ton bahan kering karena pertumbuhannya cepat, ia dapat dipanen setiap 2 bulan untuk dibuat kompos.
Bahan organik ini setara 185 kg Nitrogen, 20 kg Fosfat dan 186 kg Kalium.
Jumlah Nitrogen itu lebih tinggi daripada dosis rekomendasi pupuk Urea pada tanaman jagung, misalnya sebesar 300 kg Urea/Ha atau setara 138 kg Nitrogen.

Alam sudah menyediakan kebutuhannya sendiri, tergantung seberapa besar kita menggali dan mempelajarinya.

Go Green with K-Bioboost..

HAMA KUTU DAUN PADA CABE

HAMA KUTU DAUN PADA CABE

Tentang Kutu Daun (Myzus persicae)

1. Kutu Daun (Myzus persicae) tergolong dalam family Aphididae, hama ini merupakan serangga super kecil (ukurannya 1/32 sampai 1/8 inci)
Walaupun kecil, tapi masih bisa dilihat dengan mata telanjang kutu daun ini berwarna hijau tua sampai hitam atau kuning kecoklatan. Hama ini termasuk polifag. Kutu daun betina mampu menghasilkan keturunan tanpa kehadiran pejantan.

Serangan Kutu aphid pada daun cabai, bergerombol di bagian bawah daun dan tangkai bunga. Di bagian mulutnya memiliki tindik penghisap.
Mereka menyerang daun cabai (dan banyak tanaman budidaya lainnya) dengan cara menghisap cairan dalam daun, terutama pada daun muda dan pucuk.
Mereka juga menyerang jaringan batang tanaman yang lunak, dan menghisap nutrisi di dalamnya. Kutu daun ini mengeluarkan zat sekresi lengket, berbau manis, yang mengundang ketertarikan semut-semut. Oleh karena itu jika tanaman cabai dikerubungi semut (terutama di bagian pucuknya), itu bisa jadi pertanda kalau tanaman Anda teserang hama kutu daun.
Selain hama ini juga sebagai vector virus.

2. Kutu Daun (Myzus persicae)
Gejala Serangan Kutu Daun
Hama ini menyerang di semua umur tanaman, Jika tanaman masih muda terserang hebat, pertumbuhannya menjadi kerdil dan memutar (berpilin) dan daun keriting kedalam, akibat cairan daun yang dihisapnya, menyebabkan daun menjadi melengkung ke atas, keriting (kadang memelintir ke samping), dan belang-belang. Daun seringkali menjadi layu, menguning, dan akhirnya rontok, tunas dan percabangan  tidak berkembang, dan tanaman gagal berbunga Kerugian yang diakibatkan serangan kutu daun cukup besar, di mana bisa menurunkan hasil panen, walaupun memang jarang menyebabkan tanaman mati.

3. Gejala serangan kutu daun
Langkah Pengendalian
Cara pengendalian kutu daun yaitu; secara kimia; nabati dan teknik kultur.
a.Secara kimia
Pengendalian secara kimia ini sudah biasa dilakukan oleh petani yaitu dengan pemakaian insektisida kimia. Produk kimia ini ada yang bersifat kontak maupun sistemik. Anjuran pengendalian kimia ini dilakukan apabila sudah mengalami gejala yang berat.

b.Nabati
Pengendalian secara nabati yaitu salah satu cara pengendalian dengan memanfaatkan bahan-bahan alami misal daun tembakau, papaya, bawang putih dll. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memproduksi pestisida nabati ini. Untuk membuat pestisida nabati ini sebenarnya sangat sederhana dan bahan-bahannya banyak tersedia di alam. Salah satu bahan dan cara pembuatan pestisida nabati untuk mengendalikan kutu daun pada tanaman cabe yaitu dengan pemanfaatan tembakau dan deterjen.
Cara pembuatannya dengan merendam segenggam tembakau dalam 5 (lima) liter air deterjen selama satu malam, selanjutnya disaring dan dapat diaplikasikan di tanaman yang terserang. Penyemprotan di ulang dengan interval waktu 3 hari, hingga kutu tidak menyerang tanaman lagi.

c.Teknik Kultur
Pengendalian hama dengan Teknik Kultur ini dimaksudkan sebagai langkah preventif (pencegahan) masuknya hama ke areal pertanaman cabe, yaitu dengan menanam tanaman perangkap disekeliling kebun, misalnya dengan menanam jagung di sekeliling areal pertanaman cabe. Tanaman jagung ini juga merupakan tanaman inang kutu daun, sehingga diharapkan dapat mengurangi intensitas serangan hama.

Kesimpulan
Untuk mempertahankan produktifitas cabe diperlukan penanganan yang intensif, sejak di persemaian hingga tanaman menghasilkan. Kendala iklim yang ekstrim saat ini menyebabkan tidak menentunya  cuaca sehingga berimbas pada berubah-ubahnya musim tanam. Tanaman cabe menghendaki curah hujan yang tidak teralu tinggi, karena pada kondisi banyaknya curah hujan mengakibatkan serangan hama dan penyakit meningkat tajam. Sehingga diperlukan teknologi Budidaya cabe pada curah hujan yang tidak menentu seperti saat ini.

Semoga bermanfaat..

KEUNGGULAN & KELEMAHAN SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

KEUNGGULAN & KELEMAHAN SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO

Tanam Padi Jajar Legowo

Beberapa pendapat manyatakan bahwa istilah Legowo bersumber dari bahasa Jawa, yaitu luas “Lego” dan panjang “Dowo”. Istilah tersebut kemudian diadopsi dan diterapkan pada sistem tanam padi sawah sejak tahun 1996, yaitu dengan adanya lorong yang luas pada tanaman padi serta memanjang sepanjang barisan tanaman.

inilah yang menjadi dasar mengapa Legowo di terapkan sebagai sistem tanam padi yaitu agar pertumbuhan dan hasil padi yang berada di pinggir biasanya akan lebih baik daripada yang terletak di tengah pertanaman, mempermudah petani dalam pemeliharaan mulai dari pemupukan, penyiangan, penyemprotan juga pengamatan dan meningkatkan jumlah rumpun dalam lahan yang sama.

Sistem tanam padi jajar legowo kini semakin terkenal dan meluas dan termasuk salah satu dari komponen teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah yang terus di galakan untuk mendukung target produksi 1 juta ton beras kering giling (GKG).

Sistem tanam padi jajar legowo, memiliki variasi antara lain: legowo 2 : 1, 3 : 1, 4 : 1, dan 5 : 1. Berdasarkan hasil penelitian jenis legowo yang direkomendasikan adalah yang menggunakan legowo 2 : 1. Jarak tanam disesuaikan dengan kondisi lahan dan kesuburan tanah di masing-masing lokasi berdasarkan uji tanah. Pada lahan yang sangat subur memakai jarak tanam antarbarisan 25 cm, dalam barisan 12,5 cm, dan antarlegowo 50 cm. Pada lahan yang kuran subur jarak tanam lebih lebar, yaitu antarbarisan 30 cm, dalam barisan 15 cm, dan antarlegowo 40 cm, atau bisa juga dengan antar barisan 20 cm dalam barisan 20 cm dan antar legowo 40 cm.

Kelebihan sistem tanam jajar legowo yang variasi 2 : 1 adalah :

Populasi/rumpun tanaman akan bertambah sekitar 30%.
Seluruh barisan padi berada di pinggir, maka penyinaran matahari optimal
Sirkulasi udara akan lebih lancar dan optimal, sehingga mengrangi resiko penyakit akibat jamur dan bakteri yang menghedaki kelembaban tinggi seperti Kresek (Hawar Daun Bakteri).
Mudah dalam pemeliharaan khususnya pemupukan, penyiangan, dan perawatan
Megendalikan hama tikus
Meningkatkan produktivitas 7 - 15%.

Syarat agar lahan dapat ditanam dengan sistem jajar legowo 2 : 1 adalah :

Lahan tak terasering, jika bertera kemiringan lahan kurang dari 25 % dengan petakan minimal 3 meter
Dosis pemupukan sebaiknya ditambah 10 - 20 % dari tanam pedi biasa/tegel
Usahakan barisan searah sinar matahari
Gunakan bibit mudah untuk memperbanyak anakan.

Masalah umum sulitnya jajar legowo dikembangkan hingga saat ini adalah pola pikir/mainset petani yang kurang paham, seperti :

Dengan tanam padi jajar legowo 2 : 1 akan mengurangi jumlah rumpun, padahal sebaliknya
Jarak terlalu rapat antar tanaman dapat menurunkan anakan, padahal jarak legowo cukup luas untuk anakan berkembang.
Tenaga tanam yang belum bepengalaman, hal ini terjadi karena belum terbiasanya para tenaga tanam. Solusinya dapat dilakukan dengan cara menggunakan caplak khusus legowo, sehingga mempermudah tenaga tanam.
Demikian sedikit informasi tentang permasalahan tanam jajar legowo dengan keunggulan dan kelemahannya. Maju terus pertanian indonesia.

Penyebab Hama Ulat pada Jamur Tiram Putih

Apa penyebab hama ulat pada jamur tiram putih?

1. Penyebab alami dan kelembaban.
Yang dimaksud dengan penyebab alami adalah ulat memang biasa muncul pada jamur tiram putih jika kelembaban udara yang berlebihan.
Itu sebabnya hama ini biasa menyerang pada musim hujan. Pengalaman kami selama ini, pada periode musim hujan, paling tidak hama ulat menyerang pada hari ke 80-an. Pada periode musim kemarau, biasanya hampir tidak terdapat hama ulat.

2. Penyebab luar berupa kotoran kumbung yang kurang bersih
Kumbung yang kurang dijaga kebersihannya, banyak sisa bonggol atau tangkai jamur tiram hasil sisa panen berserakan, biasanya dapat menimbulkan banyak hewan-hewan kecil, kepik, dsb.
Adanya hewan-hwan inilah yang memicu munculnya ulat.

3. Penyebab dari dalam log itu sendiri.
Penyebab dari dalam log masih kami bagi menjadi dua juga :
a. Penyebab dari jamur tiram yang keluar dari log.
Apabila terdapat jamur tiram yang kelewatan tidak ikut dipanen dalam kumbung, lalu membusuk di log itu, biasanya pada jamur tiram itulah muncul ulat-ulat kecil. Ulat ini kemudian dapat menyebar ke jamur atau log lainnya, dan apabila berkembang biak, bahkan dpt secara menyeluruh menular.

b. Penyebab yang memang dari dalam log itu sendiri.
Dalam proses pemilihan jenis bekatul, hendaknya dipilih yang masih baru.
Begitu juga dalam proses sterilisasi baglog dalam steamer,hendaknya dijaga betul kebersihannya. Jika tidak, bisa jadi memang ada bibit ulat yang terdapat dalam baglog yang nantinya bisa munculpada saat panen jamur.

4. Penyebab lainnya.
Ini terjadi bila lingkungan sekitar kumbung memang bukan lingkungan yang bersih. Bisa jadi seperti terdapat kandang ternak lain dsb.

Cara mengatasi hama ulat.
INGAT..!! Jamur tiram putih adalah jenis sayuran organik. Hendaknya sebisa mungkin dihindari penggunaan obat-obat insektisida yang memang bisa membunuh hama ulat.
Berdasarkan pengalaman kami, proses REFRESH baglog dapat mengatasi hama ulat ini.

Berikut ini bahasannya :
1. Bila penyebabnya adalah penyebab alam dan kelembaban, atasi dengan langkah pencegahan.
Pada saat membangun kumbung dengan dinding bambu, hendaknya lengkapi dengan plastik, tetapi jangan lupa tambahkan jendela untuk sirkulasi udara. Kelembaban yang berlebih dapat diatasi dengan memberi sirkulasi udara yang banyak, sementara hentikan proses penyiraman tambahan, buka tutup pintu jendela yang ada.
Bersihkan kumbung secara berkala dan pastikan pada proses refresh tidak ada lagi air yang menggenang di dalam baglog.

2. Bila penyebabnya adalah kotoran, baik itu sisa bonggol, atau kotoranlainnya, setelah proses refresh tadi, bersihkan kumbung dengan baik, lalu juga di luar kumbung lakukan sterilisasi ulang dengan menyemprotkan formalin.

3. Jika penyebabnya adalah dalam baglog, lakukan proses refresh dengan baik, bersihkan dengan sebersihnya baglog dengan melakukan pencungkilan hingga terlihat serbuk gergajinya.

PENANGANAN KHUSUS..
Jika semua jenis penanganan itu masih belum dapat mengatasi hama ulat, berarti kumbung dalam kondisi parah. Ini karena ulat tersebut sudah meninggalkan telur dalam log sehingga pembersihan lingkungan tidak mampu mengatasi dan membunuhnya..
Kondisi ini jika dibiarkan terus, maka jamur yang dipanen akan terus menerus mengandung ulat.
Cara penanganan khusus ini sebenarnya not recomended, tetapi jika sangat terpaksa dapat dilakukan.

Caranya adalah :
1. Lakukan proses refresh secara menyeluruh.
Cungkil semua jamur tiram yang ada dalam kumbung sampai tidak menyisakan, walaupun yang kecil sekalipun.
2. Gunakan Pestisida Hayati dan Insektisida Lanate
3. Selama proses refresh dan penyemprotan insektisida, kumbung tidak boleh dilakukan penyiraman air seperti biasanya.
4. Proses penyiraman air dilakukan setelah 3 hari dari proses penyemprotan PH dan insektisida.
5. Karena jamur tiram termasuk sayuran organik, memang diusahakan tidak ada campuran bahan insektisida dan obat-obatan lain.
Maka hasil panen jamur pertama setelah proses ini (hari ke-4), SEBAIKNYA DAN DIUSAHAKAN UNTUK TIDAK DIJUAL.
Jamur tiram hasil panen pertama, biasanya berwarna kecoklatan dan berbau. Sehingga sebaiknya memang tidak dikonsumsi.
Baru pemanenan jamur tiram hari selanjutnya sudah tidak atau sedikit saja mengandung sisa insektisida, karena proses raising atau penyiraman yang dilakukan.
Jika memang ada proses penanganan lain berdasarkan pengalaman para petani atau dari literatur, kami harapkan juga dapat ditambahkan..

Semoga Bermanfaat...

Pola Tanam SRI

S.R.I. adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 % bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100 %.Teknik S.R.I. ini telah berkembang di 36 negara antara lain Indonesia, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar dan lainnya.Dalam budidaya padi metode S.R.I. ini ada beberapa prinsip yang menjadi ketentuan, yaitu :
a. Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai.
b. Tanam bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa 25 Cm x 25 Cm, 30 Cm x 30 Cm atau legowo 2.
c. Pindah tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar tidak putus dan ditanam tidak dalam.
d. Pemberian air maksimal 2 Cm dengan cara intermitten (berselang).
e. Penyiangan sejak awal pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan interval 10 harian.
f. Upayakan menggunakan pupuk organik.


Kelebihan S.R.I.

dibandingkan dengan tanam padi secara biasa petani (konvensional) adalah :
a. Tanaman hemat air.
b. Hemat biaya benih.
c. Hemat waktu karena panen lebih awal.
d. Produksi bisa meningkat.

Budidaya Padi Metode S.R.I.
a.    Pengolahan Tanah
•    Tanah dibajak sedalam 25 – 30 Cm.
•    Benamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan
•    Gemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan sehingga saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
•    Sangat dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk kandang,pupuk kompos,pupuk hijau).

b. Pemilahan Benih Bernas dengan Larutan GaramUntuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:
•    Masukan air kedalam ember, kemudian masukan garam lalu diaduk sampai larut, jumlah garam dianggap cukup bila telur itik bisa mengapung.
•    Masukan benih padi kedalam ember, kemudian pisahkan benih yang mengambang dengan yang tenggelam. Selanjutnya benih yang tenggelam/benih yang bermutu dicuci dengan air biasa sampai bersih.

c. Perendaman dan Pemeraman Benih
Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:
•    Benih yang bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
•    Setelah direndam, dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam sampai berkecambah

d. Persemaian
Persemaian  untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, dan penanaman.
Proses persemaian adalah sebagai berikut:
•    Benih yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu baik/bernas).
•    Penyiapan tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, kemudian diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah pembibitan sekitar 4cm.
•    Benih yang ditaburkan ke dalam tempat persemaian, kemudian ditutup tanah tipis.

e. Penanaman
•    Pola penanaman bibit metoda S.R.I adalah bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih jarang lagi misalkan sampai 50 x 50 cm pada tanah subur.
•    Garis-garis bujur sangkar dibuat dengan caplak.
•    Bibit ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) setelah semai, dengan jumlah bibit per lubang satu, dan dangkal 1-1,5 cm, serta posisi perakaran seperti huruf L.

f. Pemupukan
Takaran pupuk  an-organik (kimia) disesuaikan dengan anjuran. Hasil Demplot digunakan pupuk kimia sebagai berikut:
•    Pemupukan I pada umur 7-15 HST dengan dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
•    Pemupukan II pada umur 20-30 HST dengan dosis Urea 125kg/ha
•    Pemupukan III pada umur 40-45 HST dengan dosis ZA 100kg/ha.
jika tanaman belum bagus.Metode S.R.I sangat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk organik cair

g. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau rotary weeder, atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggemburan tanah.
Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah. Semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat meningkatkan produksi.

h. Pemberian air secara terputus/berselangDengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm).  Pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai tanahnya pecah-pecah rambut.

i. Panen
Panen dilakukan setelah tanaman sudah tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata atau masaknya gabah. Bulir padi telah benar-benar bernas berisi. Bila dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat dibandingkan dengan cara konvensional.

Thursday, March 24, 2016

Perbedaan Hidroponik dan Aeroponik

Perbedaan Hidroponik dan Aeroponik by. Mr. M.Z Fattah
Cara menanam tanaman buah dan sayuran telah banyak mengalami kemajuan, seiring ditemukannya inovasi dan teknologi baru di bidang pertanian saat ini.  Salah satunya ialah dengan menggunakan sistem hidroponik, aquaponik, dan aeroponik yang telah mengubah cara pandang kita terhadap media tanam.  Pada kali ini yang akan kita bahas adalah apa saja perbedaan antara hidroponik dengan aeroponik dilihat dari berbagai sudut pandang perkebunan modern.
Hidroponik Pengertian hidroponik adalah suatu budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada tanaman hidroponik lebih sedikit (efisien) sehingga cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas. Dalam sistem hidroponik, fungsi dari tanah adalah hanya sebagai penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap oleh akar tanaman. Dalam teknik bertanam dengan hidroponik yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi tanaman sehingga hasilnya bisa maksimal.
Sistem sumbu (wick system) atau teknik apung adalah jenis paling sederhana dari hidroponik. Pada sistem sumbu maka tanaman diletakkan pada wadah berisi larutan nutrien. Cairan larutan harus diberi blekutukan dengan mesin gelembung udara. Penutup wadah air dilubangi dan diisi tanaman untuk setiap wadah air. Larutan nutrien dapat diganti sesuai jadwal, setiap kali larutan berkurang, maka perlu menambahkan air atau larutan nutrisi kedalamnya.
Aeroponik Pengertian aeroponik adalah sistem menanam dengan cara akarnya secara berkala dibasahi dengan butiran-butiran larutan nutrien yang halus seperti kabut. Metode ini tidak memerlukan media dan memerlukan tanaman yang tumbuh dengan akar yang menggantung di udara atau pertumbuhan ruang yang luas secara berkala. Aerasi secara sempurna merupakan kelebihan utama dari aeroponik.
Aeroponik telah dilaksanakan sebagai alternatif untuk sistem pengairan hidroponik secara intensif di seluruh dunia.  Pada dasarnya dari budidaya aeroponik adalah untuk pertumbuhan tanaman yang baik maka disuspensikan dalam lingkungan tertutup atau semi tertutup dengan menyemprotkan akar tanaman yang menjuntai kebawah dengan cara disemprot air yang kaya nutrisi. Lingkungan aeroponik sebaiknya bebas dari hama dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh sehat dan lebih cepat daripada tanaman yang ditanam di medium.  Namun, karena lingkungan aeroponik kebanyakan tidak sempurna tertutup ke luar maka hama dan penyakit masih dapat menyebabkan ancaman bagi tanaman.
Perbedaan Hidroponik dan Aeroponik
Perbedaan yang mendasar adalah dari segi media tanam, dimana hidroponik menggunakan air sebagai media tanam. Sedangkan pada aeroponik, akar tanaman dibiarkan menggantung di udara.
Pemberian nutrisi pada sistem hidroponik dilakukan dengan cara melarutkannya pada media air, sedangkan pemberian nutrisi pada sistem aeroponik dilakukan dengan cara menyemprotkannya (seperti kabut) pada akar tanaman yang menggantung di udara.
Kelebihan aeroponik yang lain yang berbeda dari hidroponik adalah bahwa setiap jenis tanaman dapat tumbuh, karena lingkungan mikro dari aeroponik benar-benar dapat dikontrol.
Keunggulan aeroponik adalah tanaman yang di jeda pembasahannya akan dapat menerima 100% dari oksigen yang ada, dan karbon dioksida pada bagian akar, batang, dan daun, sehingga dapat mempercepat pertumbuhan biomassa dan mengurangi waktu perakaran.
Dengan teknik aeroponik maka tanaman mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 80% dalam massa berat kering (mineral penting) dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh pada hidroponik lain.  Aeroponik menggunakan 65% air dari kebutuhan air hidroponik.  Tanaman aeroponik hanya membutuhkan 1/4 nutrisi yang digunakan dibandingkan dengan hidroponik lain

Pengertian ASAM HUMAT

ASAM HUMAT (Humic Acid)

Asam Humat (Humic Acid) mulai banyak digunakan dalam pertanian karena efek positifnya dalam pertumbuhan tanaman dan budidaya tanaman. Asam Humat bukanlah pupuk yang mampu menyediakan nutrisi bagi tanaman, melainkan pelengkap pupuk.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan Asam Humat adalah :
1. Penambahan bahan organik pada tanah miskin bahan organik
2. Meningkatkan kesehatan dan vitalitas akar
3. Meningkatkan perkecambahan benih
4. Meningkatkan penyerapan nutrisi
5. Meningkatkan sintesis klorofil
6. Meningkatkan retensi pupuk (kemampuan tanah memegang dan melepaskan nutrisi)
7. Memacu aktivitas mikroba tanah
8. Tanaman yang lebih sehat dan hasil meningkat.
Bagaimana Asam Humat Meningkatkan Kualitas Tanah?
Ketika diaplikasikan ke tanah liat, asam humat membantu mengurangi kepadatan tanah, membantu penetrasi air dan udara sehingga pertumbuhan dan perkembangan daerah perakaran menjadi lebih baik. Ketika di aplikasikan ke tanah berpasir, asam humat meningkatkan kandungan bahan organik yang meningkatkan kapasitas retensi tanah dalam menyerap unsur hara.
Peran Asam Humat terhadap Aktivitas Mikroorganisme Tanah?
Aktivitas mikroba yang menguntungkan sangat penting bagi keberlanjutan tanah dan pertumbuhan tanaman. Asam humat merupakan sumber karbon bagi mikroba yang menjadi sumber nutrisinya, yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan dan aktivitasnya dalam tanah. Mikroba berperan dalam siklus unsur hara dan pelarutan beberapa nutrisi seperti phosphat yang terikat oleh tanah. Mikroba juga berperan penting dalam kontinuitas pembentukan humus (humifikasi) dalam tanah. Asam Humat dan Pemupukan Asam humat merupakan bahan pelengkap pupuk, baik pupuk kimia maupun organik. Penggunaan asam humat secara rutin dapat membantu mengurangi penggunaan pupuk kimia, sebagai akibat dari perbaikan kualitas tanah dan mikroba. Asam humat mampu mengikat nutrisi mikro (khelasi) sehingga menjadi lebih mudah diserap tanaman. Pada beberapa kondisi, penambahan pupuk kimia bisa dihilangkan sama sekali ketika tanah memiliki kandungan bahan organik yang cukup serta proses mikrobiologis berjalan dengan baik.
Bagaimana Asam Humat Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman?
Seperti dijelaskan di atas bahwa dengan meningkatnya kualitas tanah serta tingginya aktivitas mikrobiologis dalam tanah, maka pertumbuhan tanaman juga akan semakin baik. Tanaman menjadi lebih sehat, pertumbuhan tanaman juga meningkat akibat kemampuan tanaman dalam menyerap nutrisi serta memperoleh nutrisi lebih banyak yang disediakan oleh tanah.
Kebutuhan Asam Humat 1 ha hanya bth 4 L dipakai 3 hari sebelum pemakaian bioboost disaat pengolahan tanah.
Dosis pemakaian 1/2 liter asam humat untuk 1 tabung 14 Kg
SATU HAL LAGI YANG PALING PENTING ASAM HUMAT ADALAH menetralisir pH tanah menjadi normal sehingga aktifitas pembentukan hara dalam tanah lebih cepat dan bisa diserap oleh tanaman dengan mudah.

Aplikasi K-Bioboost Pada Tomat

Aplikasi K-Bioboost Pada Tomat .

Keuntungan Penggunaan K-Bioboost Untuk Tomat :
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%.
Relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Warna buah lebih cerah, dan lebih tahan lama (tidak mudah busuk).
Kebutuhan perhektar tanaman 5 s.d. 6 liter K-Bioboost/sekali tanam.

Cara Aplikasi K-Bioboost :
Encerkan 1 liter K-Bioboost dengan 50 s.d. 10 liter air, diamkan beberapa saat baru dipergunakan.
Sekali penyiraman/penyemprotan diperlukan 1 s.d. 2 liter K-Bioboost untuk 1 hektar tanaman.

Aplikasi K-Bioboost untuk Pembibitan :
Rendam benih tomat dengan larutan K-Bioboost (10 ml/1 tutup K-Bioboost dicampur air 1 liter) kurang lebih selama 4 jam.
Sebelum disemai, media penyemaian disemprot dengan larutan K-Bioboost. Kemudian tanam benih pada media semai tersebut (menggunakan polybag kecil).
Jika media semai juga diberi pupuk kimia, maka berikan pupuk kimia tersebut 3-5 hari setelah K-Bioboost tetapi kurangi dosis pupuk kimia tersebut 50%.
Setelah berkecambah clan memiliki 5  6 helai daun bibit dapat dipindahkan ke bedengan.




Aplikasi K-Bioboost Dan Pupuk Kimia Pada Masa Penanaman :
Pemupukan menjelang penanaman.
Lahan diolah, dibajak/dicangkul dan dibuat bedengan serta buat lubang untuk penanaman bibit, serta diberi pemupukan dasar. Kemudian tutup dengan tanah tipis. Dosis pupuk kandang dan pupuk kimia, 50% dari biasanya (dosis normal sebelum memakai K-Bioboost). Pemupukan kimia minimal harus ada jarak 3-5 hari setelah pemupukan K-Bioboost.
Aplikasi K-Bioboost ke-1.
Tiga hari sebelum penanaman bibit, semprotkan larutan 2 liter K-Bioboost dicampur dengan 200 liter air.
Aplikasi K-Bioboost ke-2.
Pada saat tanaman umur 10 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada barisan tanaman kecambah. Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia ke-1.
Tiga hari setelah aplikasi K-Bioboost ke-2 di atas, berikan pupuk kimia. Pemberian dosis adalah 50% dari dosis dari biasanya (dosis normal sebelum memakai K-Bioboost).
Aplikasi K-Bioboost ke-3.
Pada saat tanaman umur 20 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia ke-2.
Tiga hari setelah aplikasi K-Bioboost ke-3 di atas, berikan pupuk kimia. Pemberian dosis adalah 50% dari dosis dari biasanya (dosis normal sebelum memakai K-Bioboost).
Aplikasi K-Bioboost ke-4.
Pada saat tanaman umur 30 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Aplikasi K-Bioboost ke-5.
Pada saat tanaman umur 40 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).




Aplikasi K-Bioboost Tanpa Pupuk Kimia :
Siramkan/semprotkan larutan yang telah diencerkan pada barisan tanaman/kecambah saat umur 7 s.d. 10 hari (1 s.d. 2 liter K-Bioboost).
Siramkan/semprotkan larutan K-Bioboost (1 s.d. 2 liter K-Bioboost) yang telah diencerkan ke barisan tanaman musiman pada usia :
20 hari
30 hari
40 hari

Aplikasi K-Bioboost Pada Tembakau

Aplikasi K-Bioboost Pada Tembakau



Keuntungan Penggunaan K-Bioboost Pada Tembakau :
Kebutuhan per hektar tanaman 5 s.d. 6 liter K-Bioboost untuk sekali tanam.
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang) sampai dengan 50%.
Relatif lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Aroma tembakau lebih kuat.
Daun yang dihasilkan relatif lebih besar.
Waktu panen lebih cepat.

Aplikasi K-Bioboost Untuk Pembibitan :
Rendam benih dengan larutan K-Bioboost (10 ml K-Bioboost : 1 liter air) selama 1-2 jam lalu dikering anginkan. (Setelah perendaman, sisa air disiramkan saja ke lahan).
Tiga hari kemudian benih sudah menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini benih baru dapat disemaikan.
Setelah bibit berumur 30 hari dipersemaian semprotkan larutan K-Bioboost (10 ml K-Bioboost : 1 liter air) secara merata pada media persemaian. Bibit siap ditanam setelah berumur 35-55 hari dipersemaian.

Penanaman Dan Pemberian Pupuk :
Lahan diolah, dibajak/dicangkul, dan dibuat bedengan (40cm x 40cm) dengan jarak 90 s.d. 100 cm (jarak tergantung varietas) dan diberi pupuk kandang (4-6 ton) dan 100 kg pupuk SP 36 secara merata. Pupuk dasar setengah dari dosis biasa, dan harus diberikan minimal berjarak 3 hari dari penyemprotan K-Bioboost.


Aplikasi K-Bioboost ke-1.
Tiga hari sebelum penanaman, semprotkan larutan K-Bioboost (2 liter dicampur dengan 200 liter air). Lalu diamkan selama tiga hari.

Aplikasi K-Bioboost Masa Tanam :
Tiga hari setelah penyemprotan K-Bioboost, tanam bibit dengan jarak tertentu (tergantung varietas) pada bedengan. Lepaskan polybag, lalu benamkan bibit ke tanah sampai batas leher akar. Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari.
Aplikasi K-Bioboost ke-2.
Pada saat tanaman umur 10 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada barisan tanaman/kecambah. Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia ke-1.
Tiga hari setelah aplikasi pupuk Pupuk Hayati, berikan pupuk kimia, berupa campuran Urea (75 kg) dan ZA (100 kg) secara merata. Saat pemberian usahakan jangan sampai kena batang (tanaman akan terbakar).
Aplikasi K-Bioboost ke-3.
Pada saat tanaman umur 20 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur 100 liter air).
Aplikasi K-Bioboost ke-4.
Pada saat tanaman umur 30 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia ke-2.
Tiga hari setelah aplikasi K-Bioboost, berikan pupuk kimia, berupa campuran Urea 50 kg dan ZA 100 kg secara merata.
Aplikasi K-Bioboost ke-5.
Pada saat tanaman umur 40 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).

Aplikasi K-Bioboost Pada Tebu

Aplikasi K-Bioboost Pada Tebu


Kebutuhan per hektar tanaman 4 s.d. 5 liter K-Bioboost.
Gunakan pupuk kimia 50% dari biasanya (sesuai dengan kebutuhan) .
Encerkan 1 liter K-Bioboost dengan 200 liter air, diamkan beberapa saat sebelum dipergunakan.
Sekali penyiraman/penyemprotan diperlukan 1 liter K-Bioboost/hektar.

Cara Aplikasi K-Bioboost :
Siramkan/semprotkan 1 liter K-Bioboost yang telah diencerkan pada barisan tanaman pada saat usia :
10 hari
25 hari
40 hari
55 hari
70 hari

Aplikasi K-Bioboost Pada Tanaman Hias

Aplikasi K-Bioboost Pada Tanaman Hias .


Encerkan 1 liter K-Bioboost dengan 100 liter air, atau 10 ml (tutup botol) dengan 1 liter air, diamkan beberapa saat baru dipergunakan (untuk 1 hektar tanaman).
Siramkan/semprotkan larutan yang telah diencerkan pada tanaman setiap 15 hari.

Aplikasi K-Bioboost Pada Singkong

Aplikasi K-Bioboost Pada Singkong

Keuntungan Aplikasi K-Bioboost Untuk Singkong :
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%
Meningkatkan hasil produksi pertanian (pada varietas mekarmanik, hasil panen bisa mencapai 100-150 ton per hektar).
Menekan biaya produksi.
Kesuburan tanah tetap terjaga, bahkan tanah menjadi semakin subur.
Ramah lingkungan, aman untuk manusia dan binatang ternak.
Dapat mengurai racun/pestisida yang jatuh ke tanah.
Mengoptimalkan lahan pertanian (pada varietas mekarmanik jumlah tanaman bisa mencapai 6000 pohon per hektar).
Aplikasi K-Bioboost untuk Pembibitan :
Sebelum ditanam, rendam bibit dengan larutan K-Bioboost (100 ml/10 tutup dengan air 10 liter) selama 3  4 jam.
Sebelum disemai, media penyemaian disemprot dengan larutan K-Bioboost. Kemudian tanam benih pada media semai tersebut (menggunakan polybag kecil).
Setelah berkecambah dan memiliki 5  6 helai daun bibit dapat dipindahkan ke bedengan.




Kombinasi K-Bioboost Dan Pupuk Kimia Untuk Tanaman Singkong :
Pemupukan menjelang saat penanaman.
Lahan diolah, dibajak/dicangkul, dan dibuat bedengan serta buat lubang untuk penanaman bibit, serta diberi pupuk kandang (sudah matang). 1 hektar butuh sekitar 5-6 ton pupuk kandang
Aplikasi K-Bioboost ke-1.
Tiga hari sebelum penanaman bibit, semprotkan larutan 2 liter K-Bioboost dicampur dengan 200 liter air.
Pemberian pupuk kimia ke-1.
Lima hari sampai 10 hari setelah tanam. Pada tahap ini adalah dilakukan pemupukan kimia yaitu Urea, TSP/SP36 dan KCL atau NPK dengan perbandingan 1/3 : 1 : 1/3 atau sebesar 40 kg urea, 50 kg TSP/SP36 dan 40 kg KCL, ketiga pupuk tersebut dicampur secara rata kemudian ditaburkan di sekitar tanaman atau dengan ditugal.
Aplikasi K-Bioboost ke-2.
Pada usia 2 bulan dibutuhkan 1 liter K-Bioboost dilarutkan dengan air maksimal 100 liter, kemudian disemprotkan pada tanah disekitar tanaman singkong.
Pemberian pupuk kimia ke-2.
Tiga hari setelah aplikasi K-Bioboost ke-2, berikan pemupukan kimia yaitu Urea, dan KCL atau NPK dengan perbandingan 2/3 : 0 : 2/3 atau sebesar 60 kg urea, dan 60 kg KCL, kedua pupuk tersebut dicampur secara rata kemudian ditaburkan di sekitar tanaman atau dengan cara ditugal.
Aplikasi K-Bioboost ke-3.
Pada saat tanaman umur 4 bulan semprotkan larutan K-Bioboost dengan cara disemprotkan atau disiramkan pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Aplikasi K-Bioboost ke-4.
Pada saat tanaman umur 6 bulan, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 2 liter K-Bioboost (2 liter K-Bioboost dicampur dengan 200 liter air).

Catatan :
Dosis dan prosedural pemakaian pupuk kimia dan K-Bioboost bisa berbeda pada beberapa daerah, silakan mengacu pada PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) atau instruktur/trainer setempat.

Aplikasi K-Bioboost Pada Sawit

Aplikasi K-Bioboost Pada Sawit





Keuntungan Aplikasi K-Bioboost Untuk Sawit :
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%.
Meningkatkan produksi TBS (Tandan Buah Segar).
Tandan buah relatif lebih besar.
Masa produktif tanaman menjadi lebih panjang.

Aplikasi K-Bioboost Untuk Pembibitan :
Larutkan 1 liter K-Bioboost dengan air 50 s.d. 100 liter air.
Siramkan/semprotkan larutan K-Bioboost yang telah diencerkan pada kecambah tanaman saat umur 10 s.d. 15 hari  (1 liter K-Bioboost bisa digunakan untuk 250 pohon).
Selanjutnya lakukan pemupukan setiap bulan dengan dosis yang sama sampai usia 16 bulan.
Pupuk kimia bisa diberikan setelah 3-5 hari setelah K-Bioboost.

Aplikasi K-Bioboost Saat Sawit Belum Menghasilkan :
Untuk 1 Ha dibutuhkan 2 ltr K-Bioboost setiap kali aplikasi (2 ltr dicampur 200 ltr air).
Buat 4 lubang (4 arah mata angin) disekitar pokok sawit dengan kedalaman 20 cm dan diameter 5 cm. Tujuannya agar mikroorganisme bisa langsung mendekati ujung akar di dalam tanah.
Campur 10  15 ml K-Bioboost (1 tutup) dengan 1 ltr air. Tuang pada setiap lubang 250 ml larutan K-Bioboost (1 liter untuk 4 lubang).
Jarak lubang dari batang sekitar 1/2 tajuk (1 tajuk adalah jarak dari batang ke ujung daun terluar) atau kurang lebih 1,5 m dari batang.
Ulangi setiap 3 bulan sekali.

Aplikasi K-Bioboost Saat Sawit Sudah Produktif (3-25 Bulan) :
Untuk 1 ha dibutuhkan 3 ltr K-Bioboost setiap kali aplikasi.
Buat 4 lubang (4 arah mata angin) dengan kedalaman 20 cm dan diameter 5 cm selanjutnya sama seperti di atas.
Ulangi setiap 4 bulan sekali.

Pupuk Kimia :
Pupuk kimia tetap diberikan sebagaimana biasa, jadwal frekuensi dan dosis pemberian pupuk, sesuai dengan anjuran PPL setempat, hanya saja dosis dapat dikurangi s.d. 50% dan waktu pemberian diusahakan minimal berjarak 3 hari setelah pemberian K-Bioboost.

K-Bioboost diberikan setiap 10 hari sekali sampai dengan bibit berusia 16 bulan. Pada bulan ketiga bisa terlihat bibit yang dikembangkan dengan K-Bioboost akan tumbuh lebih cepat dan sehat.

Sedangkan untuk pohon sawit yang sudah tua, karena pemupukannya dilakukan 2 atau 3 bulan sekali, maka perubahannya akan terlihat secara bertahap. Jika K-Bioboost diaplikasikan pada tanaman keras seperti sawit yang sudah berusia 10 tahun, maka efek dari penggunaannya akan bervariasi secara bertahap tergantung kelengkapan unsur hara yang ada dalam lahan tanah dan respon tanaman. Ada yang 7 hari sudah terlihat perbedaannya dari warna daun dan ada juga setelah 2 minggu hingga satu bulan baru terlihat. Akan tetapi, biasanya terjadi peningkatan buah tandan sekitar 20-30%.

Aplikasi K-Bioboost Pada Karet

Aplikasi K-Bioboost Pada Karet






Keuntungan Aplikasi K-Bioboost :
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%.
Meningkatkan produksi getah.
Menyembuhkan luka bekas sadapan.
Masa produktif tanaman menjadi lebih panjang.

Aplikasi K-Bioboost Saat Pembibitan :
Sebelum disemai, rendam benih dengan larutan K-Bioboost (10 ml K-Bioboost : 1 liter air) biarkan selama 2 jam.
Semai benih ketika sudah siap disemai.
Media untuk bibit merupakan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1.
Siramkan larutan K-Bioboost secara merata pada setiap media di polybag, ketika berumur 10 hari. (1 liter K-Bioboost di campur dengan 50 s.d. 100 liter air, cukup untuk 250 kecambah).
Selanjutnya lakukan pemupukan K-Bioboost setiap bulan sekali sampai penanaman.
Beri pupuk kimia sesuai anjuran PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) setempat, dengan memberi jeda minimal 3 hari dari K-Bioboost.
Sebaiknya pupuk kimia diberikan 3 hari setelah K-Bioboost.


Aplikasi K-Bioboost Saat Penanaman Dan Masa Belum Produktif :
Sebelumnya tanah diolah, dibuat lubang tanam dan diberi pupuk kandang, lalu biarkan selama 3 hari.
Setelah 3 hari, siram lahan secara merata area tanam dengan larutan . Dibutuhkan 2 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 s.d. 200 liter air per hektar.
Selanjutnya lakukan pemupukan K-Bioboost setiap dua bulan sekali sampai usia 16 bulan.

Aplikasi K-Bioboost Saat Karet Sudah Mulai Produktif :
Dibutuhkan 6 s.d. 12 liter K-Bioboost setiap tahun.
Lakukan pemupukan dua bulan sekali, tiga bulan sekali atau 4 bulan sekali, dengan menggunakan 2 liter K-Bioboost setiap aplikasi.
Encerkan 2 liter K-Bioboost dengan 100 s.d. 200 liter air.
Untuk efektifitas pemupukan, buat 4 lubang (4 arah mata angin) dengan kedalaman 20 cm dengan diameter 5 cm.
Jarak lubang tersebut dari batang pohon adalah 1/2 tajuk (setengah jarak ujung daun terluar dan batang pohon), atau kurang lebih 1,5 meter.
Tuangkan pada setiap lubang 250 ml larutan K-Bioboost atau sama saja dengan 1 liter setiap pohon.
Pupuk kimia diberikan sesuai dengan anjuran PPL setempat, tetapi selalu diatur agar aplikasi pupuk kimia dilakukan 3 hari setelah pemupukan K-Bioboost.

Aplikasi K-Bioboost Pada Cabe

Aplikasi K-Bioboost Pada Cabe





Kebutuhan per hektar tanaman 5 s.d. 6 liter K-Bioboost/sekali tanam.
Gunakan pupuk kimia 50% dari biasanya (sesuai kebutuhan).
Encerkan 1 liter K-Bioboost dengan 50 s.d. 100 liter air, diamkan beberapa saat baru dipergunakan.
Sekali penyiraman/penyemprotan diperlukan 1 s.d. 2 liter K-Bioboost untuk 1 hektar tanaman.
Cara Aplikasi K-Bioboost
Siramkan/semprotkan larutan yang telah diencerkan pada barisan tanaman/kecambah saat umur 7 s.d. 10 hari (1 s.d. 2 liter K-Bioboost)
Siramkan/semprotkan larutan yang telah diencerkan pada barisan tanaman saat umur 20 hari (1 liter K-Bioboost), umur 30 hari (1 liter K-Bioboost), umur 40 hari (1 s.d. 2 liter K-Bioboost).
Pengolahan Tanah
Lahan diolah sebagaimana biasanya dan sebaiknya gulma dan rumput dibuang keluar lahan
Aplikasi K-Bioboost ke-1
Campurkan 1 ltr K-Bioboost dengan 200 ltr air (untuk lahan seluas 1 ha) atau 1 tangki isi 14 liter : 100 cc/10 x tutup botol K-Bioboost (1 ha = 14 tangki), diamkan sejenak (5-10 mnt) lalu semprotkan dipermukaan lahan yang sudah diolah sampai merata.
Sebaiknya penyemprotan dilakukan tepat pada gundukan tanah sehingga efektif dan hemat pupuk.




Penanaman Bibit
Bibit mulai ditanam 3-5 hari setelah penyemprotan K-Bioboost yang pertama yaitu pada saat persiapan lahan.
Pemberian pupuk kimia, 3 hari SMT dosis 50% dari biasanya.
Aplikasi K-Biobost ke-2
15 hari SMT lakukan penyemprotan K-Bioboost sebanyak 1 s.d. 2 ltr [dilihat dari kondisi tanaman] dicampur dengan 200 ltr air atau 1 tangki isi 14 liter : 100-200 cc/10-20 x tutup botol K-Bioboost [1 ha = 14 tangki]
Setelah penyemprotan K-Bioboost ke-2 tidak perlu diberikan pupuk kimia
Aplikasi K-Bioboost ke-3
Umur 30 – 35 hari SMT lakukan lagi penyemprotan K-Bioboost sebanyak 1 ltr dicampur dengan 200 ltr air atau 1 tangki isi 14 liter : 100 cc/10 x tutup botol K-Bioboost (1 ha = 14 tangki)
3  5 hari SMT berikan pupuk 50% dari biasanya pada saat pemupukan kimia ke-2
Aplikasi K-Bioboost Selanjutnya
Penyemprotan ke-4 dilakukan umur 50 hari SMT sebanyak 1 ltr K-Bioboost dan penyemprotan ke-5 pada umur 65 hari SMT sebanyak 1 ltr K-Bioboost [pada penyemprotan ke-4 dan ke-5 tidak diberikan lagi pupuk kimia]

Kebutuhan Pupuk Kimia
Pupuk kimia yang dibutuhkan untuk lahan 1 ha 1x masa panen:
Cabe Merah & Rawit : Urea 50 Kg ; SP 36/TSP 250 Kg; KCL 150 Kg; NPK 500 kg
Cabe Merah Besar Hibrida & Keriting Hibrida : Urea 120 kg; SP 36/TSP 280 Kg; KCL 200 kg
Waktu pemupukan harus tepat sesuai dengan kebutuhan unsur hara pada tanaman biasanya umur 3 hari SMT dan pada saat usia 35 hari.

Aplikasi K-Bioboost Pada Bawang

Aplikasi K-Bioboost Pada Bawang

 

Keuntungan Aplikasi K-Bioboost Untuk Bawang :
1. Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%.
2. Bawang lebih besar atau siung lebih banyak, lebih berisi.
3. Usia panen menjadi lebih singkat.
Pembibitan
Sebelum ditanam, umbi bibit direndam dulu dalam larutan K-Bioboost (10 ml K-Bioboost : 1 liter air), biarkan selama semalam. Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Untuk tiap lubang ditanam 1 buah umbi bibit.

Aplikasi K-Bioboost dan Pupuk Kimia Pada Masa Penanaman :
Pemupukan menjelang penanaman.
Lahan diolah, dibajak/dicangkul, dan dibuat bedengan serta buat lubang untuk penanaman bibit, serta diberi pemupukan dasar, sebaiknya gulma dan rumput dibuang keluar lahan. Kemudian tutup dengan tanah tipis.
Dosis pupuk kandang dan pupuk kimia.
Penggunaan pupuk kandang dan pupuk kimia 50% dari biasanya (dosis normal sebelum memakai K-Bioboost). Pemupukan kimia minimal harus ada jarak 3 hari dari pemupukan K-Bioboost.
Aplikasi K-Bioboost ke-1.
Tiga hari sebelum penanaman bibit, semprotkan larutan 2 liter K-Bioboost dicampur dengan 200 liter air. Sebaiknya penyemprotan dilakukan tepat pada gundukan tanah (bedengan) sehingga efektif dan hemat pupuk.
Aplikasi K-Bioboost ke-2.
Pada saat tanaman umur 15 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada barisan tanaman. Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia ke-1.
Tiga hari setelah K-Bioboost ke-2, dosis 50% dari biasanya.

BAWANG MERAH
3  5 hari SMT berikan pupuk Urea 100 kg; TSP/SP 36 : 150 Kg; KCL 100 kg.
BAWANG PUTIH
3  5 hari SMT berikan pupuk Urea 48 kg ; TSP/SP 36 : 96 Kg ; KCL 136 kg.

Aplikasi K-Bioboost ke-3.
Pada saat tanaman umur 30-35 hari (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia ke-2.
Lima hari setelah pemupukan K-Bioboost ke-3, Dosis 50% dari biasanya.
Aplikasi K-Bioboost selanjutnya setiap 15 hari sekali tanpa pupuk kimia.

Aplikasi K-Bioboost Pada Padi

Aplikasi K-Bioboost Pada Padi

Ada banyak keuntungan yang digunakan jika menggunakan K-Bioboost di antaranya :
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%.
Pupuk kimia sekarang sulit didapat, jadi penghematan pupuk kimia hingga 50% bukan hanya penghematan uang tetapi juga mempermudah petani melanjutkan usaha tani.
Gulma (tanaman liar berkurang).
Padi lebih cepat tumbuh, daun lebih cepat tinggi, sehingga pertumbuhan gulma (rumput liar) terhambat akibat sinar matahari terhalang padi yang tumbuh cepat.
Lebih tahan terhadap hama penyakit.
Tanaman lebih tinggi, batang, daun lebih kokoh dan sedikit daun yang layu/kering sehingga walaupun padi sudah tinggi namun sinar matahari masih sampai kedasar (karena tidak tertutupi daun yang kering), dan arena lahan lebih bersih akan mengurangi hama tikus.
Anakan lebih banyak.
Dengan K-Bioboost batang lebih besar, bisa 1,5 kali lebih besar, anakan lebih banyak bisa mencapai 85-100 anakan, daunnya lebih rimbun.
Tanpa K-Bioboost: batang lebih kecil, anakan hanya mencapai 18 s.d. 24 dan daun lebih sedikit.
Panen lebih cepat.
Padi yang ditanam dengan K-Bioboost biasanya lebih cepat seminggu atau 10 hari, karena itu anda harus siapkan pengusir burung lebih cepat dari biasanya saat anda belum menggunakan K-Bioboost. Panen lebih cepat akibatnya padi bisa dipanen sebelum hama tikus datang.
Bulir lebih berisi (bernas).
Lebih sedikit gabah yang kosong.



Beras lebih tahan lama dan tidak menguning.
Mutu dan peningkatan hasil gabah kering panen menjadi lebih baik.
Ramah lingkungan dan tidak meninggalkan Residu Pestisda.
Tanah semakin lama semakin subur.
 Bagaimana Aplikasi K-Bioboost pada saat pembibitan?
Rendam benih semalam sebelum penyemaian dengan larutan K-Bioboost secukupnya. Satu tutup K-Bioboost dilarutkan dalam satu liter air.
Bagaimana Aplikasi K-Bioboost pada saat penanaman?
Tiga hari sebelum penanaman bibit padi, siram/semprotkan K-Bioboost pada lahan sawah. Pada tahap ini dibutuhkan 2 L K-Bioboost yang dicampur dengan 100 L air bersih. Biasanya sebelum ditanam, lahan diolah terlebih dahulu di bajak atau di singkal.
Apabila pada proses ini menggunakan pupuk kandang/kimia maka tetap gunakan pupuk seperti biasa, hanya dosis dikurangi hingga 50%. Penggunaan pupuk kimia atau kandang harus berjarak 3 hari dengan K-Bioboost. Artinya pemakaian pupuk kandang atau kimia ini harus dilakukan 1 minggu sebelum tanam.
Bagaimana Aplikasi K-Bioboost Bila dikombinasikan dengan Pupuk Kimia?
Pengolahan Tanah :
Lahan diolah sebagaimana biasanya dan sebaiknya gulma dan rumput dibuang keluar lahan. Air seminim mungkin sehingga kondisi dalam keadaan basah (Macak).
Campurkan 1 ltr K-Bioboost dengan 100 ltr air (untuk lahan seluas 1 ha) atau 1 tangki isi 14 liter : 100 cc/10 x tutup botol pupuk K-Bioboost (1 ha = 8 tangki), diamkan sejenak (5-10 menit) lalu semprotkan dipermukaan lahan yang sudah diolah sampai merata.
Penanaman Bibit :
Aplikasi K-Bioboost ke-1
3 hari setelah penyemprotan K-Bioboost, baru bibit padi ditanam seperti biasanya.
2 HST (Hari Setelah Tanam) atau 5 hari setelah penyemprotan tanaman diberi pupuk kimia seperti biasa dengan dosis 50% dari kebutuhan sebelum menggunakan K-Bioboost.
Aplikasi K-Bioboost ke-2
Penyemprotan K-Bioboost yang ke-2 dilakukan pada saat tanaman berusia 30 HST (Hari Setelah Tanam) dengan campuran 2 ltr K-Bioboost : 200 ltr air atau 1 tangki isi 14 liter : 200 cc/20x tutup botol K-Bioboost (1 ha = 8 tangki).
5 hari setelah penyemprotan K-Bioboost, tanaman diberi pupuk kimia seperti biasa dengan dosis 50% dari pemberian tanpa K-Bioboost.
Aplikasi K-Bioboost ke-3
Penyemprotan K-Bioboost yang ke-3 dilakukan pada saat tanaman berusia 55 HST (Hari Setelah Tanam) dengan campuran 2 ltr K-Bioboost : 100 ltr air atau 1 tangki isi 14 liter : 200 cc / 20 x tutup botol K-Bioboost [1 ha = 8 tangki].
Pupuk Kimia sudah tidak diberikan setelah tanaman padi berusia 60 HST.
Dikarenakan tanaman padi sudah lebat usahakan sprayer dibuka lebih besar agar larutan semprotan bisa jatuh sampai kepermukaan.
Kebutuhan Pupuk Kimia
Pupuk kimia yang dibutuhkan untuk lahan 1 ha dalam 1x masa panen:
Urea 175 Kg ; SP 36/TSP 50 Kg ; KCL 100 Kg.
Waktu pemupukan harus tepat sesuai dengan kebutuhan unsur hara pada tanaman, biasanya sebanyak 2 kali, yang pertama pada saat awal tanam dan kedua pada saat tanaman telah berumur 35 hari.

Aplikasi K-Bioboost Pada Jagung

Aplikasi K-Bioboost Pada Jagung

 

Keuntungan Aplikasi K-Bioboost Untuk Jagung :
Hemat pupuk kimia, kompos dan kandang sampai dengan 50%.
Tongkol relatif lebih besar dan panjang.
Bulir jagung bermutu baik (tidak kempis).
Panen lebih cepat.
Peningkatan hasil signifikan.

Penanaman Dan Pemberian Pupuk :
Lahan diolah, dibajak/dicangkul, dibuat bedengan, dan lubang tanam dengan jarak tergantung varietas dan usia tanam. Berikan pupuk kandang (4-6 ton) dan 100 kg pupuk SP 36 secara merata.
Aplikasi K-Bioboost ke-1.
3 hari sebelum penanaman, semprotkan larutan K-Bioboost (2 liter dicampur dengan 200 liter air). Lalu diamkan selama tiga hari. Pemupukan K-Bioboost  harus berjarak minimal 3 hari dari pemupukan dasar (pupuk kandang dan SP 36 di atas).
Penanaman.
Tiga hari setelah pemupukan K-Bioboost diatas, tanam bibit dengan jarak tertentu (tergantung varietas) pada bedengan. Benamkan bibit ke tanah sampai batas leher akar. Lakukan penanaman pada pagi atau sore hari.
Aplikasi K-Bioboost ke-2.
Pada saat tanaman umur 10 hari, semprotkan larutan K-Bioboost pada barisan tanaman. Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia susulan ke-1.
Tiga hari setelah aplikasi K-Bioboost, berikan pupuk kimia, berupa campuran Urea 50 kg, TSP 20 kg, dan KCL 25 kg secara merata.
Catatan :
Kebutuhan pupuk kimia per hektar pada tanaman jagung adalah Urea sebanyak 175 kg, TSP sebanyak 60 kg, dan KCL sebanyak 75 kg. Diberikan 2 kali, pemberian pertama dengan dosis 1/3 takaran diberikan pada saat tanam, sisanya 2/3 takaran Urea diberikan pada usia 5 minggu setelah tanam.
Aplikasi K-Bioboost ke-3.
Pada saat tanaman umur 20 hari, K-Bioboost disemprotkan atau disiramkan pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur 100 liter air).
Aplikasi K-Bioboost ke-4.
Pada saat tanaman umur 30 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboost (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).
Pemberian pupuk kimia susulan ke-2.
Tiga hari setelah aplikasi K-Bioboost, berikan pupuk kimia, berupa campuran Urea (125 kg), TSP (40 kg), dan KCL (50 kg) secara merata.
Aplikasi K-Bioboost ke-5.
Pada saat tanaman umur 40 hari, siram/semprotkan larutan K-Bioboost pada lahan (sekitar pangkal batang). Pada tahap ini dibutuhkan 1 liter K-Bioboosti (1 liter K-Bioboost dicampur dengan 100 liter air).

Penyakit yang menyerang cabai

Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:

1. Bercak Daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.

2. Patek atau Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.

3. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat. Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti Urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.

4. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri. Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam. Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.

5. Bule atau Virus Kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus Gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap (Bioboost). Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

6. Keriting Daun atau Mozaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mozaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang.
Pemilihan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.

Semoga bermanfaat..

Pengendalian Hama Walang sangit dengan Pola Dorong-Tarik

Pengendalian Hama Walang sangit dengan Pola Dorong-Tarik

Walang sangit dapat merusak tanaman ketika mencapai fase berbunga sampai matang susu.
“Walang sangit akan segera pindah dari rumput-rumputan atau tanaman sekitar sawah ke pertanaman padi yang pertama kali berbunga”.

Oleh karena itu, jika pertanaman tidak dilakukan serempak, maka pertanaman yang berbunga paling awal akan diserang lebih dahulu dan menjadi tempat berkembang biak.Sementara pertanaman yang paling lambat tanam, akan mendapatkan serangan yang relatif lebih berat karena walang sangit sudah berkembang biak pada pertanaman yang berbunga lebih dahulu. Berbagai cara telah dikembangkan untuk mengendalikan OPT tersebut, salah satu di antaranya dengan memasang perangkap dengan memanfaatkan daging keong mas yang telah ditumbuk.Daging keong mas tersebut dimasukkan ke dalam botol minuman mineral bekas, atau diletakkan diatas sabut kelapa. Selanjutnya diikat pada tiang bambu dengan jarak 3-5 m. Perangkap ini dipasang ketika pertanaman pada padi memasuki periode masak susu.
Periode masak susu diusia 55 HST

Semoga bermanfaat..
By : uni Heldes

HAMA SUNDEP DAN BELUK

HAMA SUNDEP DAN BELUK Oleh Penggerek Batang Padi Putih (Scirpophaga innotata)

Hama endemis ini berkembang dari dari pantai hingga daerah pedalaman dengan ketinggian 200 meter diatas pemukaan laut dengan curah hujan (kurang dari 200 mm).
Tanda-tanda hama ini dimulai dengan melakukan invasi (terbangnya ribuan kupu-kupu keell berwarna putih pada sore dan malam hari) setelah 35 hari masa hujan. Kupu-kupu ini melakukan terbang sekitar dua minggu, menuju daerah-daerah persemaian tanamaan padi. Selanjutnya telur-telur (170-240 telur) diletakkan dibawah daun padi yang masih muda dan akan menetes menjadi ulat perusak tanaman padi setelah seminggu. Ulat S.Innotata selain mampu mewujudkan serangan hama sundep, mampu pula mewujudkan seranganhama beluk. Penyerangan ini dikenal dengan nama "Hama Sundep" dan "Hama Beluk",


Perbedaan Hama Sundep dan Hama Beluk.

Hama Sundep
Menyerang daun padi muda. menguning dan mati. Walaupun batang padi bagian bawah masih hidup atau membentuk anak tanaman baru tapi pertumbuhan daun baru tidak terjadi.

Hama Beluk
Menyerang titik tumbuh tanaman padi yang sedang bunting sehingga buliran padi keluar, berguguran, gabah-gabah kosong dan berwarna keabu-abuan.

Selain itu gejala serangan Sundep terjadi pada fase vegetatif dimana daun tengah atau pucuk tanaman mati karena titik tumbuh dimakan. Pucuk yang mati akan berwarna coklat dan mudah dicabut. Gejala serangan Beluk terjadi pada fase generatif, hal ini bisa dilihat malai akan mati karena pangkalnya dikerat oleh larva. Malai yang mati akan tetap tegak berwarna abu-abu putih dan bulirnya hampa. Malai ini mudah dicabut dan pangkalnya terdapat bekas gigitan larva.

Angin membantu penyebaran ngengat dan larva. Larva yang baru keluar dari telur menggantungkan diri dengan benang sutera halus pada daun padi sebagai alat pindah ke pertanaman lainnya. Pada daerah dimana terdapat pola pertanaman padi lebih dari satu kali setahun, hama ini menjadi penting artinya karena periode tersedianya makanan yang cukup panjang.

Untuk membasmi hama-hama ini ditempuh cara-cara sebagai berikut:
1. Petani menyebarkan bibit-bibit tanaman padi di persemaian setelah tahu jadwal invasi serangan ulat-ulat ini diperkirakan telah selesai.
2. Penanaman padi yang memiliki daya regenerasi yang tinggi.
3. Menghancurkan telur-telur S. innotata yang terdapat dilingkungan persemaian dan membunuh larva-larva yang baru menetas.
4. Melakukan tindakan preventif dengan penyemprotan persemaian menggunakan insektisida yang resistensi.
5. Bibit-bibit tanaman padi yang akan disemai dicelupkan dalam herbisida.
6. Setelah invasi S. innotata dilakukan penyemprotan insektisida yang mematikan telur dan larva.
7. Crop rotation (pergiliran tanaman), setelah penanaman padi batang atau jeraminya harus dibenamkan kedalam tanah/lumpur.
8. Menarik perhatian S. innotata menggunakan perangkap jebak berwarna atau lampu petromaks.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
· Ketika terlihat banyak kupu-kupu yang bertebaran disawah, siapkan petromaks.
· Siapkan pula nampan seng sebagai tempat petromaks.
· Cari oli bekas, yang baru beli juga boleh. Nggak tergantung merk.
· Nyalakan lampu petromax. Harus malam hari. Tidak bisa siang hari.
· Letakkan lampu diatas nampan yang telah diberi oli bekas.
· Kupu-kupu sundep yang cuma muncul dimalam hari akan tertarik pada cahaya lampu, dan akan menempel pada lapisan oli di nampan seng.

Semoga bermanfaat..

Apa saja kandungan Pupuk Hayati K-BioBoost ?

Apa saja kandungan Pupuk Hayati K-BioBoost ?

Bioboost mengandung 165 Genus dan menghasilkan 3200 s/d 3500 microorganisme

Mengandung ZPT dg nilai krg lbh dr 800 ppm dr sblm 565 ppm

Mengandung bbrp asam2an diantaranya:
Asam Amino
Asam Humat
Asam Fulvat
Asam Absisat
Asam Galat
Dll

Mengandung Hara Makro dan Mikro dg nilai yg diatas rata2

Kandungan microorganisme dlm 1 L sdh dilebihkan dr yg tercantum dlm kemasan saat ini
Cth:
Azotobacter 2,5 x 10 pangkat 8 - 10 pangkat 5
Skrg mjd 2,5 x 10 pangkat 12 - 10 pangkat 8

--------
Sampai saat ini blm ada 1 pun universitas, institute, institusi laboratorium yg berhasil membedah kandungan bioboost.

2016 hanya IPB yg akan bs membedah stlh laboratorium yg menggunakan nanomicroscope dibuat

Hanya 5 negara yg memiliki Lab nanomicrospe dan hanya si cairan ajaib Bioboost yg menggunakan nano teknologi di asia pasifikAsam Absisat yang tidak terdapat pada Pupuk Hayati yang lain, hanya di K-Bioboost

Penemuan berbagai hormon tumbuhan memberikan jalan baru untuk menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan. Para ilmuwan menduga bahwa ada zat atau hormon tumbuhan lain yang tidak hanya merangsang, tetapi menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Pada sekitar 1940-an Torsten Hemberg dari Swedia melaporkan adanya zat inhibitor (penghambat) yang mencegah efek IAA terhadap dormansi tunas kentang.

Asam absisat terdapat pada angiospermae, gymnospermae, dan lumut tetapi tidak pada lumut hati. asam absisat bergerak ke seluruh bagian tumbuhan melalui xilem, floem, dan parenkim. Tidak terdapat asam absisat sintetik.
Asam absisat merupakan hormon yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (inhibitor) yaitu bekerja berlawanan dengan hormon auksin dan giberelin dengan jalan mengurangi atau memperlambat kecepatan pembelahan dan pembesaran sel. Asam absisat akan aktif pada saat tumbuhan berada pada kondisi yang kurang baik, seperti pada musim dingin, musim kering, dan musim gugur.

Mengapa asam absisat justru berperan pada saat tanaman berada dalam kondisi yang kurang baik?
Pada saat tumbuhan mengalami kondisi yang kurang baik, misalnya ketika kekurangan air di musim kering, maka tumbuhan tersebut mengalami dormansi, yaitu daun-daunnya akan digugurkan dan yang tertinggal adalah tunas-tunasnya. Dalam keadaan demikian asam absisat terkumpul/terakumulasi pada tunas yang terletak pada sel penutup stomata, hal ini menyebabkan stomata menutup, sehingga penguapan air berkurang dan keseimbangan air di dalam tubuh tumbuhan terpelihara sehingga pertumbuhan tunasnya terhambat yang disebabkan melambatnya kecepatan pembelahan dan pembesaran sel-sel tunasnya.

Fungsi asam absisat yaitu dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan dan pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh, macam pengguguran daun dan mendorong dormansi biji agar tidak berkecambah.

Asam absisat memiliki beberapa pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, di antaranya sebagai berikut.
1) Mengatur dormansi tunas dan biji
2) Asam Absisat memiliki pengaruh yang berlawanan dengan hormon tumbuhan lain.
Misalnya, asam absisat menghambat produksi amilase pada biji yang diberi giberelin. asam absisat juga menghambat pemanjangan dan pertumbuhan sel yang dirangsang oleh IAA.
3) Menyebabkan penutupan stomata
4) Meskipun asam absisat menghambat pertumbuhan, tetapi tidak bersifat racun terhadap tumbuhan.

Itulah mengapa Bioboost wajib diaplikasikan pada musim kering atau kemarau, pada daerah yang tingkat kelembabannya rendah dan kering.

Pengaruh Negatif Penggunaan Pupuk

Pengaruh negatif penggunaan pupuk.

A. Pengaruh negatif pupuk urea
Tanah akan bersifat agak asam
Penggunaan urea berlebihan dalam kurun waktu yang berdekatan akan mengurangi proses tumbuhnya kecambah dari suatu bibit dan mengurangi daya serap akar.

B. Pengaruh negatif pupuk superfosfat
Jika kelebihan superfosfat, tanah akan kelebihan asam.
Hal ini dikarenakan superfosfat dapat meningkatkan konsentrasi hydrogen dalam tanah.
Dapat bersifat racun bagi tanaman jika diberikan pada tanaman yang tumbuh pada tanah yang mengandung banyak unsur aluminium.
Hal ini dikarenakan superfosfat dapat mempercepat pembentukan racun aluminium, atau toxic aluminium.

C. Pengaruh negatif pupuk ammonium sulfat
Dapat bersifat racun bagi tanah jika diberikan pada tanah tanpa disertai kapur.
Tanpa adanya batuan kapur, ammonium sulfat akan bebas bereaksi dengan besi, aluminium, dan mangan membentuk racun besi, aluminium, dan mangan.
Kelebihan pupuk ammonium sulfat mengakibatkan tanah besifat asam.
Dengan demikian, pupuk ini harus diberikan pada tanah yang bersifat basa.

JENIS DAN FUNGSI PUPUK

Fungsi pupuk adalah sebagai salah satu sumber zat hara buatan yang diperlukan untuk mengatasi kekurangan nutrisi terutama unsur-unsur nitrogen , fosfor, dan kalium.
Sedangkan unsur sulfur, kalsium, magnesium, besi, tembaga, seng, dan boron merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit (mikronutrien).

Berdasarkan asal atau kejadiannya, pupuk dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Pupuk Organic
Pupuk organic adalah semua sisa bahan tanaman, pupuk hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai kandungan unsur hara rendah. Pupuk organic tersedia setelah zat tersebut mengalami proses pembusukan oleh mikroorganisme. Selain pupuk anorganik, pupuk organic juga harus dberikan pada tanaman.

Macam-macam pupuk organic adalah sebagi berikut:
1. KOMPOS
Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan cara membusukkan sisa-sisa tanaman. Pupuk jenis ini berfungsi sebagai pemberi unsur-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur tanah.

2. PUPUK HIJAU
Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam tanah. Pupuk organic jenis ini mempunyai perimbangan C/N rendah, sehingga dapat terurai dan cepat tersedia bagi tanaman. Pupuk hijau sebagai sumber nitrogen cukup baik di daerah tropis, yaitu sebagai pupuk organic sebagi penambah unsur mikro dan perbaikan struktur tanah.

3. PUPUK KANDANG
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan hara dalam pupuk kandang rata-rata sekitar 55% N, 25% P2O5, dan 5% K2O (tergantung dari jenis hewan dan bahan makanannya).
Makin lama pupuk kandang mengalami proses pembusukan, makin rendah perimbangan C/N-nya.


b. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan (dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi.
Pupuk anorganik digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan untuk hidup secara wajar.
Pupuk anorganik dapat menghasilkan bulir hijau dan yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.

Berdasarkan kandungan unsur-unsurnya, pupuk anorganik digolongkan sebagai berikut :

1. Pupuk Tunggal
Pupuk Tunggal yaitu pupuk yang mengandung hanya satu jenis unsur hara sebagai penambah kesuburan.
Contoh pupuk tunggal yaitu pupuk N, P, dan K.

a. Pupuk Nitrogen
Fungsi nitrogen (N) bagi tumbuhan adalah:
Mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah tinggi tanaman, dan merangsang pertunasan.
Memperbaiki kualitas, terutama kandungan proteinnya.
Menyediakan bahan makanan bagi mikroba (jasad renik)

Nitrogen diserap dalam tanah berbentuk ion nitrat atau ammonium.
Kemudian, didalam tumbuhan bereaksi dengan karbon membentuk asam amino, selanjutnya berubah menjadi protein. Nitrogen termasuk unsur yang paling banyak dibutuhkan oleh tanaman karena 16-18% protein terdiri dari nitrogen. Pupuk yang paling banyak mengandung unsur nitrogen adalah pupuk urea.

Macam-macam pupuk nitrogen sebagai berikut:
Pupuk urea yang mengandung 47% nitrogen (paling tinggi dibandingkan dengan pupuk nitrogen jenis lain). Urea sangat mudah larut dalam air dan juga mudah diubah menjadi ion nitrat (NO3-) yang mudah diserap oleh tumbuh-tumbuhan.

Pupuk ZA (Zwavel Ammonium) atau ammonium sulfat, yang mengandung 21% nitrogen.

Pupuk ammonium klorida (salmiak) atau NH4Cl, mengandung 20% nitrogen.

Pupuk ASN (ammonium Sulfat Nitrat), mengandung 23-26% nitrogen.

Pupuk natrium nitrat atau sodium nitrat, mengandung 15% nitrogen.


b. Pupuk Fosforus
Fosforus (P) bagi tanaman berperan dalam proses:
Respirasi dan fotosintesis
Penyusunan asam nukleat
Pembentukan bibit tanaman dan penghasil buah.
Perangsang perkembangan akar, sehingga tanaman akan lebih tahan terhadap kekeringan.
Mempercepat masa panen sehingga dapat mengurangi resiko keterlambatan waktu panen.
Unsur fosfor diperlukan dalam jumlah lebih sedikit daripada unsur nitrogen.
Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk apatit kalsium fosfat, FePO4, dan AlPO4.

Macam-macam pupuk fosfor sebagai berikut :
Pupuk superfosfat yang sangat mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh akar tanaman.
Contoh: Engkel superfosfat (ES) yang mengandung sekitar 15% P2O5, Double superfosfat (DS) yang mengandung sekitar 30% P2O5, dan Tripel Superfosfat (TSP) yang mengandung sekitar 45% P2O5.

c. Pupuk Kalium
Fungsi kalium bagi tanaman adalah:
Mempengaruhi susunan dan mengedarkan karbohidrat di dalam tanaman.
Mempercepat metabolisme unsur nitrogen,
Mencegah bunga dan buah agar tidak mudah gugur.

Macam-macam pupuk kalium sebagai berikut:
Pupuk kalium klorida atau potassium klorida (KCl).


2.  Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah.
Contoh pupuk majemuk yaitu NP, NK, dan NPK.
Pupuk majemuk yang paling banyak digunakan adalah pupuk NPK yang mengandung senyawa ammonium nitrat, ammonium dihidrogen fosfat, dan kalium klorida.
Kadar unsur hara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu.
Misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O).
Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan dari jenis tanaman yang akan dipupuk karena setiap jenis tanaman memerlukan perbandingan N, P, dan K tertentu. Di Indonesia beredar beberapa jenis pupuk majemuk dengan komposisi N, P, dan K yang beragam.

Nilai suatu pupuk ditentukan oleh hal-hal berikut :
Kadar unsur, makin tinggi kadar unsur makin tinggi nilai pupuk.
Higroskopisitas, pupuk buatan mulai menarik air pada kelembaban 51-99%.
Pupuk yang mudah menarik air, misalnya urea mengalami masalah pada penympanan, sifat higroskopis secara langsung tidak mempengaruhi nilai pupuk sebagai penambah kesuburan tanah.
Kelarutan, mempengaruhi mudah tidaknya unsur-unsur yang terkandung diambil oleh tanaman.

Cara kerja
Bekerjanya pupuk adalah waktu yang diperlukan hingga pupuk tersebut dapat dihisap oleh tanaman  dan memperlihatkan pengaruhnya.
Bekerjanya pupuk sangat mempengaruhi waktu dan cara penggunaan pupuk.
Keasaman, beberapa jenis pupuk dapat dipakai untuk meningkatkan, mempertahankan, atau mengurai keasaman tanah.

Semoga bermanfaat..

13 JENIS UNSUR HARA DAN KEGUNAANNYA

13 JENIS UNSUR HARA DAN KEGUNAANNYA

1. NITROGEN (N)
MANFAAT :
Memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama pada fase vegetatif.
Berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain.

GEJALA TUMBUHAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Pertumbuhan tanaman lambat. Mula-mula daun menguning dan mengering, lalu rontok.
Daun yg menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.

2. FOSFOR (P)
MANFAAT :
Membantu pertumbuhan protein dan miniral yg sangat tinggi bagi tanaman.
Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman.
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.
Mempercepat pembungaan dan pembuahan tanaman.
Mempercepat pemasakan biji dan buah.

GEJALA TUMBUHAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun bawah berubah warna menjadi tua atau tampak mengkilap merah keunguan.
Kemudian menjadi kuning keabuan dan rontok.
Tepi daun, cabang, dan batang berwarna merah keunguan.
Batang kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah.
Jika sudah terlanjur berbuah ukurannya kecil, jelek, dan lekas matang.

3. POTASIUM (K)
MANFAAT :
Membantu pembentukan protein, karbohidrat dan gula.
Membantu pengankutan gula dari daun ke buah.
Memperkuat jaringan tanaman, serta meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun mengkerut atau keriting, timbul bercak-bercak merah kecoklatan lalu kering dan mati.
Perkembangan akar lambat.
Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, dan tidak tahan lama.

4. KALSIUM (Ca)
MANFAAT :
Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang.
Membantu keberhasilan penyerbukan.
Membantu pemecahan sel.
Membantu aktivitas beberapa enzim pertumbuhan.
Serta menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tepi daun muda mengalami krorosil, lalu menjalar ke tulang daun.
Kuncup tanaman muda tidak berkembang dan mati.
Terdapat bintik hitam pada serat daun.
Akar pendek.
Buah pecah dan bermutu rendah.

5. MAGNESIUM (Mg)
MANFAAT :
Membantu pembentukan klorofil, asama amino, vitamin, lemak dan gula.
Berperan dalam transportsi fosfat dalam tanaman.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun tua mengalami krorosis, menguning dan bercak kecoklatan, hingga akhirnya rontok.
Pada tanaman yg menghasilkan biji akan menghasilkan biji yg lemah.

6. BELERANG (S)
MANFAAT :
Membantu pembentukan asam amino, protein dan vitamin.
Membantu pembentukan bintil akar dan pertumbuhan tunas baru.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun muda berwarna hijau muda, mengilap, tapi agak pucat keputihan, lalu berubah jadi kuning dan hijau.
Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus.

7. BORON (Bo)
MANFAAT :
Membawa kabohidrat keseluruh jaringan tanaman.
Mempercepat penyerapan unsur kalium.
Merangsang tanaman berbunga dan membantu proses penyerbukan.
Meningkatkan kualitas produksi sayuran dan buah-buahan.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tunas pucuk mati dan berwarna hitam, lalu muncul tunas samping tapi tidak lama kemudian akan mati.
Daun mengalami klorosis dimulai dari bagian bawah daun lalu mengering.
Daun yg baru muncul kerdil dan akhirnya mati.
Daun tuanya berbentuk kecil, tebal dan rapuh.
Pertumbuhan batang lambat dengan ruas-ruas cabang yg pendek.

8. TEMBAGA (Cu)
MANFAAT :
Membantu pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun muda berwarna kuning layu dan tidak berkembang.
Pertumbuhan dan kesuburan tanaman terhambat secara keseluruhan.

9. KLOR (Cl)
MANFAAT :
Berperan dalam pembentukan hormon tanaman.
Meningkatkan atau memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi tanaman.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Tanaman gampang layu, daun pucat, keriput dan sebagian mengering.
Produktivitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat.

10. BESI (Fe)
MANFAAT :
Berperan pada proses-proses fisiologis tanaman, seperti proses pernapasan, pembentukan klorofil dan fotosintesis.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun muda berawrna putih pucat lalu kekuningan, dan akhirnya rontok.
Tanaman perlahan-lahan mati dimulai dari puncak.

11. MANGAN (Mn)
MANFAAT :
Membantu proses fotosintesis dan berperan dalam pembentukan enzim-enzim tanaman.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau merah dan sering rontok.
Pembentukan biji tidak sempurna.

12. MOLIBDENUM (Mo)
MANFAAT :
Fungsi sama seperti Cu, berperan sebagai pengikat nitrogen bebas udara untuk pembentukan protein, dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman leguminose.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun berubah warna, keriput dan melengkung seperti mangkuk.
Muncul bintik-bintik kuning disetiap lembaran daun, dan akhirnya mati.
Pertumbuhan tanaman terhenti.

13. SENG (Zn)
MANFAAT :
Membantu pembentukan auksin, klorofil, dan karbohidrat.

GEJALA TANAMAN YG MEMBUTUHKAN PUPUK INI :
Daun berwarna kuning pucat atau kemerahan, muncul bercak-bercak putih di permukaan daun hingga akhirnya mengering, berlubang dan mati.
Perkembangan akar tidak sempurna, sehingga pendek dan tidak subur.

Semoga Bermanfaat..
By: MZF