Sunday, January 29, 2017

CARA BUDIDAYA TANAMAN SORGHUM


CARA BUDIDAYA
TANAMAN SORGHUM
(Sorghum bicolor L)

Jika dilihat sekilas tanaman sorgum mirip dengan tanaman jagung. Di Indonesia sorgum masih jarang dimanfaatkan atau diolah manjadi makanan. Padahal, sorgum mengandung karbohidrat yang sama baiknya dengan beras. Di Indonesia produksi tanaman sorgum masih rendah dibandingkan produksi di beberapa negara di Asia tenggara. Tanaman sorgum ini dapat tumbuh walaupun dalam kondisi kekeringan dan dapat terus tumbuh walaupun telah dipangkas batangnya. tanaman sorgum harus lebih dikembangkan di Indonesia.

Teknik Budidaya Tanaman Sorgum

Sorgum (Sorghum bicolor L) adalah tanaman asli Indonesia. Sorgum telah lama dikenal oleh petani khususnya di Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa dengan nama Cantel dan sering ditanam sebagai tanaman sela atau tumpangsari. Budidaya tanaman sorgum di Indonesia masih sangat terbatas bahkan belum begitu populer di masyarakat. padahal sorgum memiliki potensi besar untuk dibudidayakan dan dikembangkan secara komersial karena memiliki daya adaptasi yang luas, produktivitas tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit tanaman serta lebih tahan terhadap kondisi marjinal (kekeringan, salinitas dan lahan masam).
Pengembangan jenis tanaman pangan ini akan dapat berhasil apabila disertai dengan penerapan paket teknologi yang meliputi unit kegiatan pembudidayaan dan pengolahan yang sederhana di tingkat petani.

Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk sorgum sama dengan jagung, yaitu dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Pada saat pengolahan tanah diberikan larutan Bravo Humat dengan dosis 4 liter per hektar (1 liter dicampur dengan 50 liter air) dengan menyemprot di permukaan tanah.
Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma karma fase pertumbuhan sorgum agak
lambat kira-kira 3 - 4 minggu sehingga pada awal pertumbuhan tersebut kurang mampu bersaing terhadap gulma. Kalau perlu buatlah saluran-saluran drainase.

Penanaman

1. Populasi Tanaman
Pada umumnya tanaman sorgum ditanam sebagai tanaman seta pada tanaman pokok padi
gogo, kedelai atau tanaman palawija lainnya. Bila ditanam secara monokultur populasi tanaman per/hektar sekitar 50.000 - 100.000 tanaman. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 X 25 Cm atau 70 X 25 Cm dengan masing-masing 2 tanaman perlubang. Menurut hasil penelitian, Meningkatan populasi di atas 100.000 tanaman/hektar, masih cenderung meningkat hasil Walaupun tidak begitu besar.

2. Cara penanaman

Pada waktu menanam, benih ditanam 2 - 3 biji perlubang. Penjarangan menjadi 2 tanaman perlubang, dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dapat dilakukan dengan biji atau dengan pemindahan tanaman yang lama umurnya (transplanting) dengan cara putaran.

Pemeliharaan Tanaman

1. Pemupukan
Pupuk yang di butuhkan per hektar :
a) Pupuk Kandang
b) Pupuk NPK Phonska
c) Pupuk Hayati Cair Bioboost
d) Pembenah Tanah Bravo Humat (menetralkan PH tanah)

Dosis
Pupuk yang utama diperlukan tanaman sorgum adalah :
I. Pembenah Tanah Bravo Humat : dengan dosis 1 liter Bravo Humat dicampur dengan
50 liter air. Kebutuhan untuk 1 ha dibutuhkan 4 botol Bravo Humat.
II. Pupuk kandang dengan dosis 1-2 ton/ha di berikan pada saat pengolahan lahan atau
awal penanaman, pupuk kandang yang di gunakan harus yang sudah matang dalam arti
sudah melalui proses Fermentasi menggunakan Bioboost.
III. Pupuk NPK Phonska dengan dosis 2 kwintal diberikan 1/3 bagian pada waktu usia
tanaman 2 minggu dengan cara di kocor/ disiramkan ( dengan larutan 65 kg NPK di
larutkan dengan air sebanyak 200 ltr air ). Pemberian NPK ke dua di berikan 2/3
bagian pada waktu tanaman usia 6 minggu, dengan cara di kocor/ disiramkan ( dengan
larutan 135 kg NPK di larutkan dengan air sebanyak 200 ltr air )
IV. Pupuk Hayati Cair Bioboost
- Tahap pertama : dengan dosis 2 ltr/Ha dilarutkan dengan air 200 liter/ha disiramkan
dilahan 3 hari sebelum tanam,
- Tahap Kedua : dengan dosis 2 ltr/Ha dilarutkan dengan air 200 liter/ha di siramkan
pada saat tanaman usia 15 hari dana tau 3 hari setelah pemberian NPK pertama.
- Tahap Ketiga : dengan dosis 2 ltr/Ha dilarutkan dengan air 200 liter/ha diberikan da
saat tanaman berusia 35-40 hari setelah tanam di siramkan pada saat 3 hari setelah
pemupukan NPK kedua.

2. Penyiangan dan Pembumbunan

Pada awal pertumbuhan Sorgum kurang dapat bersaing dengan gulma, karma itu harus diusahakan agar areal tanaman pada saat tanaman masih muda harus bersih dari gulma. Penyiangan pertama dapat dilakukan pada saat tanaman sorgum berumur 10 - 15 hari setelah tanam. Penyiangan kedua dilakukan bersama-sama pembumbunan setelah pemupukan kedua. Pembubunan dimaksud untuk memperkokoh batang.

Hama Penyakit Utama dan Cara Pengendaliannya

1. Penyakit Utama
a. Colletortichum gramini colum (Ces.) G.W. Wild (Penyakit Bercak Daun). Penyakit ini menyebabkan bercak pada daun dengan warna kemerah-merahan atau keunguunguan dan menyebabkan busuk merah pada batang dimana jaringan bagian dalam buku berair dan berubah warnanya. Penyakit ini menyebar secara leas. Bercak daun mengakibatkan daun mengering, karma itu butir menjadi hampa, sementara busuk
merah menyebabkan batang berair dan patah. Kekebalan terhadap kedua penyakit dikendalikan oleh suatu gene tunggal yang dominan. dengan gene lainnya bagi setup
penyakit.
b. Helmithosporium turcicum Pass (Penyakit Blight). Penyakit ini menyerang sorgum secara luas, terutama pada kondisi yang lembab. Serangan penyakit ini menimbulkan bintik-bintik ungu kemerah-merahan atau kecoklatan yang akhirnya menyatu. Penyakit blight daun dapat menyerang pembibitan maupun tanaman dewasa. Kultivar yang resisten belum diketahui.
c. Puccinia purpurea Cooke, Penyakit karat seranganrya terjadi secara luas pada sorgum. tetapi jarang menyebabkan kehilangan yang serius.karma pertumbuhan penyakit tidak berlangsung lagi apabila tanaman sorgum telah mencapai dewasa.

2. Hama Utama
a. Atherigona varia Soccata (Rond.) (Lalat Bibit Sorgum). Hama ini merupakan hama yang utama di daerah tropis. Telurnya diletakkan pada daun muda bibit dan lainnya menggerek ke dalam meristem tanaman muda yang akhirnya mati. Prinsip pengendaliannya adalah dengan penanaman pada waktunya (tanam serempak) dan menanam kultivar yang mempunyai kemampuan memulihkan luka setelah diserang.
b. Prodenia Litura F. (Ulat daun). Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida
dengan jenis dan dosis yang dianjurkan.




Panen dan Pasca Panen

1. Panen
- Cara panen
Panen dilakukan dengan cara memangkas tangkai mulai 7,5 - 15 cm di bawah bagian biji dengan menggunakan sabit. Hasil pemangkasan kemudian diikat dengan ukuran sekitar 30 Kg - 40 Kg setiap ikatnya.
- Waktu panen
Sorgum dipanen apabila biji dianggap telah masak optimal, biasanya ±45 hari setelah bakal biji terbentuk.
2. Pasca Panen
- Pengeringan
Biasanya pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama ± 60 jam hingga kadar air biji mencapai 10 - 12 %. Kriteria untuk mengetahui tingkat kekeringan biji biasanya dengan cara menggigit bijinya. Bila bersuara berarti biji tersebut telah kering. Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi, pengeringan dapat dilakukan dengan cara menggantungkan batang-batang sorgum diatas api dalam suatu ruangan atau di atas api dapur.
- Perontokan
Perontokan secara tradisionil dilakukan dengan pemukul kayu dan dikerjakan di atas lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan terus menerus hingga biji lepas. Atau menggunakan power treser (perontok padi) Setelah itu dilakukan penampian untuk memisahkan kotoran yang terdiri dari daun, ranting, debu atau kotoran lainnya. Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud agar kotorannya dapat terpisah dari biji dengan batuan hembusan angin. Agar dicapai hasil yang terbaik dan efisien dianjurkan agar menggunakan wadah supaya biji tetap bersih, usahakan agar biji segera dirontok setelah panen untuk mencegah serangan tikus dan burung, dan kadar air tidak boleh lebih dari 10 - 12 % untuk mencegah pertumbuhan jamur.
- Penyimpanan
Penyimpanan sederhana di tingkat petani adalah dengan cara menggantungkan mulai sorgum di ruangan di atas perapian dapur. Cara ini berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan proses pengeringan dan asap api berfungsi pula sebagai pengendalian hama selama penyimpanan. Namun jumlah biji yang dapat disimpan dengan cara ini sangat terbatas. Bila biji disimpan dalam ruangan khusus penyimpanan (gudang) maka tinggi gudang harus sama dengan lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak mudah timbul. Dinding gudang sebaiknya terbuat dari bahan yang padat sehingga perubahan suhu yang terjadi pada biji dapat dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari bahan besi, karma sangat peka terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji harus kering, bersih dan utuh(tidak pecah).

Pengolahan

1          1. Beras Sorgum (beras sorgum giling).

Beras Sorgum yang dimaksud adalah biji Sorgum lepas kulit sebagai hasil penyosohan sehingga diperoleh beras sorgum giling. Untuk menyosoh biji sorgum digunakan mesin yang terdiri dari silinder gurinda batu, sehingga beras yang dihasilkan putih bersih. Dengan sifat ini ternyata sorgum jenis non waxy dapat digunakan sebagai nasi, bubur dan bentuk olahan lain. Sedangkan jenis sorgum ketan (waxy Sorgum) yang rasanya pulen dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat minyak (snack) seperti tape, Temper, rengginang dan wajik.

2          2. Tepung Sorgum.

Tepung sorgum dapat diperoleh dengan menggiling beras sorgum dalam mesin yang dilengkapi dengan silinder besi yang tajam dan licin. Campuran 60% tepung kedelai dengan 30% tepung sorgum dapat menghasilkan roti dan kue yang cukup baik dan murah harganya.

3          3. Uji ( thin poridge )

Jenis makanan ini terbuat dari tepung sorgum dan banyak dipakai di Negara kenya, Tanzania, Uganda, Sudan dan India dengan nama yang berbeda-beda. Uji dibuat dari 1 bagian tepung sorgum. 3 - 4 bagian air, satu bagian susu cair dan gula secukupnya.

Cara membuat:

Mula-mula tepung dicampur bagian air yang tersedia, tutup wadahnya dan biarkan selama 24 jam. Air yang tersisa didihkan dan ditambahkan pada tepung yang terfermentasi tadi, kemudian dimasak selama 10-15 menit sehingga halus dan kental lalu tambahkan gula selanjutnya dihidangkan untuk sampan pagi atau makan siang.

4. Ugali ( Stift Oorrid)
Jenis makanan ini berasal dari Uganda dan Kenya dengan nama Tuwo dan di India disebut sangat.
Cara membuat ugali sama dengan membuat uji. hanya disini tepung yang digunakan
jumlahnya lebih banyak dan berasal dari biji yang disangrai. kecambah atau biji yang
dikuliti. Selama ditanak. ugali tidak menyebar atau tidak meleleh bila dimasukkan ke
dalam air dingin. tetapi agak membentuk.

Sebagai bahannya adalah 2 - 3 bagian tepung ditambahkan dengan 4 - bagian air.
Air didihkan kemudian ditambahkan tepung sambil diaduk-aduk hingga menjadi
bubur. Pemasakan diteruskan sampai mengental.

No comments:

Post a Comment

Untuk Informasi lebih lanjut hubungi :
WA/LINE/TELEGRAM = 085645453971