CARA BUDIDAYA
TANAMAN SORGHUM
(Sorghum
bicolor L)
Jika dilihat
sekilas tanaman sorgum mirip dengan tanaman jagung. Di Indonesia sorgum masih
jarang dimanfaatkan atau diolah manjadi makanan. Padahal, sorgum mengandung karbohidrat
yang sama baiknya dengan beras. Di Indonesia produksi tanaman sorgum masih rendah
dibandingkan produksi di beberapa negara di Asia tenggara. Tanaman sorgum ini dapat
tumbuh walaupun dalam kondisi kekeringan dan dapat terus tumbuh walaupun telah dipangkas
batangnya. tanaman sorgum harus lebih dikembangkan di Indonesia.
Teknik Budidaya Tanaman Sorgum
Sorgum (Sorghum
bicolor L) adalah tanaman asli Indonesia. Sorgum telah lama dikenal oleh petani
khususnya di Jawa, NTB dan NTT. Di Jawa dengan nama Cantel dan sering ditanam sebagai
tanaman sela atau tumpangsari. Budidaya tanaman sorgum di Indonesia masih
sangat terbatas bahkan belum begitu populer di masyarakat. padahal sorgum
memiliki potensi besar untuk dibudidayakan dan dikembangkan secara komersial
karena memiliki daya adaptasi yang luas, produktivitas tinggi, tahan terhadap
hama dan penyakit tanaman serta lebih tahan terhadap kondisi marjinal
(kekeringan, salinitas dan lahan masam).
Pengembangan jenis tanaman pangan ini akan dapat berhasil apabila
disertai dengan penerapan paket teknologi yang meliputi unit kegiatan
pembudidayaan dan pengolahan yang sederhana di tingkat petani.
Pengolahan Tanah
Pengolahan
tanah untuk sorgum sama dengan jagung, yaitu dibajak satu atau dua kali, digaru
lalu diratakan. Pada saat pengolahan tanah diberikan larutan Bravo Humat dengan
dosis 4 liter per hektar (1 liter dicampur dengan 50 liter air) dengan
menyemprot di permukaan tanah.
Tanah yang telah siap ditanami harus bersih dari gulma karma fase
pertumbuhan sorgum agak
lambat kira-kira 3 - 4 minggu sehingga pada awal pertumbuhan
tersebut kurang mampu bersaing terhadap gulma. Kalau perlu buatlah
saluran-saluran drainase.
Penanaman
1. Populasi Tanaman
Pada umumnya tanaman sorgum ditanam sebagai tanaman seta pada
tanaman pokok padi
gogo, kedelai atau tanaman palawija lainnya. Bila ditanam secara
monokultur populasi tanaman per/hektar sekitar 50.000 - 100.000 tanaman. Jarak
tanam yang dianjurkan adalah 75 X 25 Cm atau 70 X 25 Cm dengan masing-masing 2
tanaman perlubang. Menurut hasil penelitian, Meningkatan populasi di atas
100.000 tanaman/hektar, masih cenderung meningkat hasil Walaupun tidak begitu
besar.
2. Cara penanaman
Pada waktu
menanam, benih ditanam 2 - 3 biji perlubang. Penjarangan menjadi 2 tanaman
perlubang, dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dapat dilakukan
dengan biji atau dengan pemindahan tanaman yang lama umurnya (transplanting)
dengan cara putaran.
Pemeliharaan Tanaman
1. Pemupukan
Pupuk
yang di butuhkan per hektar :
a)
Pupuk Kandang
b)
Pupuk NPK Phonska
c)
Pupuk Hayati Cair Bioboost
d)
Pembenah Tanah Bravo Humat (menetralkan PH tanah)
Dosis
Pupuk yang utama diperlukan tanaman sorgum adalah :
I. Pembenah Tanah Bravo Humat :
dengan dosis 1 liter Bravo Humat dicampur dengan
50 liter air. Kebutuhan untuk 1 ha dibutuhkan 4 botol Bravo Humat.
II. Pupuk kandang
dengan dosis 1-2 ton/ha di berikan pada saat pengolahan lahan atau
awal penanaman, pupuk kandang yang di gunakan harus yang sudah
matang dalam arti
sudah melalui proses Fermentasi menggunakan Bioboost.
III. Pupuk NPK Phonska
dengan dosis 2 kwintal diberikan 1/3 bagian pada waktu usia
tanaman 2 minggu dengan cara di kocor/ disiramkan ( dengan larutan
65 kg NPK di
larutkan dengan air sebanyak 200 ltr air ). Pemberian NPK ke dua di
berikan 2/3
bagian pada waktu tanaman usia 6 minggu, dengan cara di kocor/
disiramkan ( dengan
larutan 135 kg NPK di larutkan dengan air sebanyak 200 ltr air )
IV. Pupuk Hayati Cair Bioboost
- Tahap pertama :
dengan dosis 2 ltr/Ha dilarutkan dengan air 200 liter/ha disiramkan
dilahan 3 hari sebelum tanam,
- Tahap Kedua : dengan dosis 2
ltr/Ha dilarutkan dengan air 200 liter/ha di siramkan
pada saat tanaman usia 15 hari dana tau 3 hari setelah pemberian
NPK pertama.
- Tahap Ketiga :
dengan dosis 2 ltr/Ha dilarutkan dengan air 200 liter/ha diberikan da
saat tanaman berusia 35-40 hari setelah tanam di siramkan pada saat
3 hari setelah
pemupukan NPK kedua.
2. Penyiangan dan Pembumbunan
Pada awal
pertumbuhan Sorgum kurang dapat bersaing dengan gulma, karma itu harus diusahakan
agar areal tanaman pada saat tanaman masih muda harus bersih dari gulma. Penyiangan
pertama dapat dilakukan pada saat tanaman sorgum berumur 10 - 15 hari setelah
tanam. Penyiangan kedua dilakukan bersama-sama pembumbunan setelah pemupukan
kedua. Pembubunan dimaksud untuk memperkokoh batang.
Hama Penyakit Utama dan Cara Pengendaliannya
1. Penyakit Utama
a. Colletortichum gramini colum (Ces.) G.W. Wild (Penyakit Bercak
Daun). Penyakit ini menyebabkan bercak
pada daun dengan warna kemerah-merahan atau keunguunguan dan menyebabkan busuk
merah pada batang dimana jaringan bagian dalam buku berair dan berubah
warnanya. Penyakit ini menyebar secara leas. Bercak daun mengakibatkan daun
mengering, karma itu butir menjadi hampa, sementara busuk
merah menyebabkan batang berair dan patah. Kekebalan terhadap kedua
penyakit dikendalikan oleh suatu gene tunggal yang dominan. dengan gene lainnya
bagi setup
penyakit.
b. Helmithosporium turcicum Pass (Penyakit Blight). Penyakit ini menyerang sorgum secara luas, terutama pada kondisi
yang lembab. Serangan penyakit ini menimbulkan bintik-bintik ungu
kemerah-merahan atau kecoklatan yang akhirnya menyatu. Penyakit blight daun
dapat menyerang pembibitan maupun tanaman dewasa. Kultivar yang resisten belum
diketahui.
c. Puccinia purpurea Cooke, Penyakit karat seranganrya terjadi secara luas pada sorgum. tetapi jarang
menyebabkan kehilangan yang serius.karma pertumbuhan penyakit tidak berlangsung
lagi apabila tanaman sorgum telah mencapai dewasa.
2. Hama Utama
a. Atherigona varia Soccata (Rond.) (Lalat Bibit Sorgum). Hama ini merupakan hama yang utama di daerah tropis. Telurnya
diletakkan pada daun muda bibit dan lainnya menggerek ke dalam meristem tanaman
muda yang akhirnya mati. Prinsip pengendaliannya adalah dengan penanaman pada
waktunya (tanam serempak) dan menanam kultivar yang mempunyai kemampuan
memulihkan luka setelah diserang.
b. Prodenia Litura F. (Ulat daun). Pengendaliannya dengan menggunakan insektisida
dengan jenis dan dosis yang dianjurkan.
Panen dan Pasca Panen
1. Panen
-
Cara panen
Panen dilakukan dengan cara memangkas tangkai mulai 7,5 - 15 cm di
bawah bagian biji dengan menggunakan sabit. Hasil pemangkasan kemudian diikat
dengan ukuran sekitar 30 Kg - 40 Kg setiap ikatnya.
-
Waktu panen
Sorgum
dipanen apabila biji dianggap telah masak optimal, biasanya ±45 hari setelah
bakal biji terbentuk.
2. Pasca Panen
- Pengeringan
Biasanya pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran selama ± 60
jam hingga kadar air biji mencapai 10 - 12 %. Kriteria untuk mengetahui tingkat
kekeringan biji biasanya dengan cara menggigit bijinya. Bila bersuara berarti
biji tersebut telah kering. Apabila hari hujan atau kelembaban udara tinggi,
pengeringan dapat dilakukan dengan cara menggantungkan batang-batang sorgum
diatas api dalam suatu ruangan atau di atas api dapur.
- Perontokan
Perontokan secara tradisionil dilakukan dengan pemukul kayu dan
dikerjakan di atas lantai atau karung goni. Pemukulan dilakukan terus menerus
hingga biji lepas. Atau menggunakan power treser (perontok padi) Setelah itu
dilakukan penampian untuk memisahkan kotoran yang terdiri dari daun, ranting,
debu atau kotoran lainnya. Sejumlah biji dijatuhkan dari atas dengan maksud
agar kotorannya dapat terpisah dari biji dengan batuan hembusan angin. Agar
dicapai hasil yang terbaik dan efisien dianjurkan agar menggunakan wadah supaya
biji tetap bersih, usahakan agar biji segera dirontok setelah panen untuk
mencegah serangan tikus dan burung, dan kadar air tidak boleh lebih dari 10 -
12 % untuk mencegah pertumbuhan jamur.
- Penyimpanan
Penyimpanan sederhana di tingkat petani adalah dengan cara
menggantungkan mulai sorgum di ruangan di atas perapian dapur. Cara ini
berfungsi ganda yaitu untuk melanjutkan proses pengeringan dan asap api
berfungsi pula sebagai pengendalian hama selama penyimpanan. Namun jumlah biji
yang dapat disimpan dengan cara ini sangat terbatas. Bila biji disimpan dalam
ruangan khusus penyimpanan (gudang) maka tinggi gudang harus sama dengan
lebarnya supaya kondensasi uap air dalam gudang tidak mudah timbul. Dinding
gudang sebaiknya terbuat dari bahan yang padat sehingga perubahan suhu yang
terjadi pada biji dapat dikurangi. Tidak dianjurkan ruang penyimpanan dari
bahan besi, karma sangat peka terhadap perubahan suhu. Sebelum disimpan biji
harus kering, bersih dan utuh(tidak pecah).
Pengolahan
1 1. Beras Sorgum (beras sorgum giling).
Beras Sorgum yang dimaksud adalah biji Sorgum lepas kulit sebagai
hasil penyosohan sehingga diperoleh beras sorgum giling. Untuk menyosoh biji sorgum
digunakan mesin yang terdiri dari silinder gurinda batu, sehingga beras yang
dihasilkan putih bersih. Dengan sifat ini ternyata sorgum jenis non waxy dapat
digunakan sebagai nasi, bubur dan bentuk olahan lain. Sedangkan jenis sorgum
ketan (waxy Sorgum) yang rasanya pulen dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat
minyak (snack) seperti tape, Temper, rengginang dan wajik.
2 2. Tepung Sorgum.
Tepung sorgum dapat diperoleh dengan menggiling beras sorgum dalam
mesin yang dilengkapi dengan silinder besi yang tajam dan licin. Campuran 60% tepung
kedelai dengan 30% tepung sorgum dapat menghasilkan roti dan kue yang cukup
baik dan murah harganya.
3 3. Uji ( thin poridge )
Jenis makanan ini terbuat dari tepung sorgum dan banyak dipakai di Negara
kenya, Tanzania, Uganda, Sudan dan India dengan nama yang berbeda-beda. Uji dibuat
dari 1 bagian tepung sorgum. 3 - 4 bagian air, satu bagian susu cair dan gula
secukupnya.
Cara membuat:
Mula-mula tepung dicampur bagian air yang tersedia, tutup wadahnya
dan biarkan selama 24 jam. Air yang tersisa didihkan dan ditambahkan pada
tepung yang terfermentasi tadi, kemudian dimasak selama 10-15 menit sehingga
halus dan kental lalu tambahkan gula selanjutnya dihidangkan untuk sampan pagi
atau makan siang.
4.
Ugali ( Stift Oorrid)
Jenis makanan ini berasal dari Uganda dan Kenya dengan nama Tuwo
dan di India disebut sangat.
Cara membuat ugali sama dengan membuat uji. hanya disini tepung
yang digunakan
jumlahnya lebih banyak dan berasal dari biji yang disangrai.
kecambah atau biji yang
dikuliti. Selama ditanak. ugali tidak menyebar atau tidak meleleh
bila dimasukkan ke
dalam air dingin. tetapi agak membentuk.
Sebagai bahannya adalah 2 - 3 bagian tepung ditambahkan dengan 4 -
bagian air.
Air didihkan kemudian ditambahkan tepung sambil diaduk-aduk hingga
menjadi
bubur. Pemasakan diteruskan sampai mengental.
No comments:
Post a Comment
Untuk Informasi lebih lanjut hubungi :
WA/LINE/TELEGRAM = 085645453971