Pengendalian Hama dan Penyakit Melon
Melon memang termasuk salah satu tanaman buah yang memiliki kerentanan terhadap hama dan penyakit.
Namun dengan menanam melon pada pot jelas akan menurunkan tingkat serangan tersebut asalkan dalam persiapan bibit dan media tanam dilakukan dengan hati-hati. Hama yang biasa menyerang melon adalah ulat daun, tungau dan aphids sedangkan penyakit yang berpotensi menyerang melon antara lain layu fusarium, busuk daun dan embun tepung.
Hama dan penyakit yang disebutkan diatas adalah hama yang biasa menyerang melon pada budidaya melon secara kovensional namun juga berpotensi menyerang melon yang anda tanam di pot.
Jika hama dan penyakit tersebut menyerang anda dapat melakukan pengendalian hama secara manual namun apabila telah mewabah segera aplikasikan pestisida nabati.
Pemupukan
Lakukan pemupukan dengan mengaplikasikan pupuk kompos dan Bioboost sebagai perangsang pertumbuhan buah.
Pemupukan dilakukan 2minggu sekali setelah tanam dengan dosis pemupukan kira-kira satu genggam kompos dan 250 ml campuran Bioboost untuk setiap ajir.
Penyakit patek atau antraknosa
merupakan salah satu jenis penyakit tanaman yang sering merepotkan petani atau pembudidaya.
Kerugian yang ditimbulkan oleh serangan patek atau antraknosa ini terbilang sangat besar, bahkan tidak jarang penyakit patek atau antraknosa menimbulkan kegagalan panen, terutama pada tanaman cabai.
Jenis Tanaman Yang Rentan Terserang Patek Atau Antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa menyerang berbagai jenis tanaman.
Penyakit ini sangat sulit dikendalikan, terutama jika kelembaban areal pertanaman sangat tinggi.
Bagian tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa pada umumnya adalah buah atau daun.
Penyakit patek atau antraknosa menyerang pada bagian daun terutama pada tanaman sansevieria, anggrek, bromelia, miracle, seledri, dan melon.
Penyakit ini juga sering menyerang buah, terutama pada tanaman melon, apel, cabai, tomat, mangga, kopi, pepaya, alpukat, dan sebagainya.
Jenis Cendawan Yang Menimbulkan Penyakit Patek Atau Antraknosa
Penyakit patek atau antraknosa disebabkan oleh serangan cendawan.
Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan suhu rendah.
Pada musim hujan, penyakit patek atau antraknosa bisa menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari.
Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau antraknosa sangat cepat.
Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas 95% dan suhu udara dibawah 32C.
Beberapa jenis cendawan yang paling sering menyebabkan timbulnya penyakit patek atau antraknosa adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp.
Pada buah cabai, cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selam 9 bulan.
Cendawan ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan daerah tropis seperti Indonesia.
Gejala Serangan Patek Atau Atraknosa
Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai.
Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi.
Tanaman yang terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak.
Pada bagian tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni cendawan.
Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-bintik berlekuk.
Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning membesar dan memanjang.
Jika kelembaban tinggi, cendawan akan membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu.
Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang mengakibatkan dieback atau mati ujung.
Pengendalian Patek Atau Antraknosa
Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dijinakkan, terutama pada saat musim hujan.
Untuk petani cabai yang melakukan penanaman dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan pengontrolan yang ketat dan terus-menerus.
Berikut ini beberapa upaya penanganan untuk mengendalikan serangan patek atau antraknosa
Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan, misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji menggunakan Bioboost.
Perendaman dilakukan selama 4-6 jam.
Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan dari lahan atau areal pertanaman.
Lakukan pengamatan di lapangan secara kontinu atau terus menerus.
Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan tanaman lebih kuat.
Jangan melakukan pemupukan N berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
Berikan pupuk organik dan Bioboost.
Pemupukan Bioboost akan meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun penyakit.
Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma.
Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zig-zag untuk menjaga sirkulasi udara dan mengurangi kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan.
Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia.
Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dan fungisida kontak.
Atau yang paling arif dan bijak adalah menggunakan fungisida alami dan atau terapi Bioboost
Sudah banyak bukti dengan terapi fungisida alami dan Bioboost, virus antraknosa bisa ditanggulangi.
No comments:
Post a Comment
Untuk Informasi lebih lanjut hubungi :
WA/LINE/TELEGRAM = 085645453971