Wednesday, June 29, 2016

MENGAPA AYAM KERDIL (SYNDROM KERDIL)..?

MENGAPA AYAM KERDIL (SYNDROM KERDIL)..?


Sindroma kekerdilan didefinisikan sebagai :
Sekelompok ayam (umumnya terjadi 5-40% populasi) yang mengalami laju pertumbuhan yang kurang pada kisaran usia 4-14 hari.
Dimana setelah pada awalnya pertumbuhan tertekan, kemudian kembali normal, tetapi tetap lebih kecil dari yang normal.
Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian sudah nampak di depan mata seperti :
- Tingginya ayam culling.
- Tingginya FCR.
- Rataan berat badan di bawah standar.
- Berat badan yang sangat bervariasi, masalah bila ada kontrak dengan rumah potong ayam.
- Masalah dengan penjualan karena banyaknya ayam yang kecil.

Beberapa ahli penyakit ayam menyatakan bahwa runting and stunting syndrome terdiri atas tiga bentuk yang mana hal tersebut lebih didasarkan kepada organ yang diserangnya yaitu :
- Enteritic
- Pancreatic
- Proventricular

PENYEBAB :
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab berasal dari :
1. Pembibitan
2. Penetasan
3. Manajemen Produksi
4. Pakan/Nutrisi
5. Lingkungan
6. Penyakit


1. Pembibitan
Beberapa hal yang berasal dari Pembibitan yang dapat menyebabkan DOC yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
- Telur tetas kecil (telur tetas yang berasal dari usia induk yang muda).
- Maternal antibodi Reo-virus yang diturunkan rendah, padahal DOC perlu Maternal Antibodi yang tinggi.
- Akan lebih parah apabila induknya positif Salmonella enteritidis.
Walaupun demikian kekerdilan bukan merupakan penyakit yang diturunkan.


2. Penetasan
Beberapa hal yang berasal dari Penetasan yang dapat menyebabkan DOC yang dihasilkan mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
Waktu koleksi telur tetas yang terlalu lama
- Tidak dilakukannya grading telur tetas yang akan dimasukkan ke mesin tetas.
- Bercampurnya telur tetas yang berasal dari usia induk yang sangat jauh berbeda.
- Terlalu lama proses penanganan di ruang seleksi sehingga DOC mengalami stress.
- Kurang representatifnya alat angkut DOC (chick van) dari Hatchery ke Peternak/Kandang pemeliharaan.


3. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi juga dapat menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan seperti :
- Biosecurity yang buruk Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages).
- Kurang baiknya kualitas DOC yang dipelihara.
- Penanganan doc yang kurang baik terutama waktu periode brooding.
- Cara pemberian, kualitas dan kuantitas pakan yang diberikan tidak benar.


4. Pakan/Nutrisi
Kandungan yang terdapat pada pakan jika kurang atau berlebihan kadang menimbulkan pertumbuhan yang kurang baik bagi ayam yang dipelihara misalnya :
- Gejala sering seperti ayam yang terserang mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis.
- Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yang berkualitas rendah.
- Penggunaan Canola Meal dan Protein Hewani lebih daripada 8%.
- Tidak ada atau rendah kandungan Natrium (khusus diAsia).
- Penggunaan vitamin yang kurang, khususnya pada pakan Breeder.


5. Lingkungan
Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yang kurang kondusif akan juga mengakibatkan ayam terkena sindroma kekerdilan, seperti :
- Lingkungan kandang yang bersuhu dan kelembaban terlalu tinggi.
- Lingkungan kandang yang terlalu padat populasi ayamnya dan terdiri dari berbagai usia
- Lingkungan kandang merupakan daerah endemik penyakit yang bersifat imunosupresif.


6. Penyakit
Ada beberapa penyakit yang dapat memicu timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit tersebut umumnya menimbulkan stress dan khususnya bersifat immunosupresif, seperti :
- Infeksi Reo virus.
- Infeksi Mareks Disease, hal ini dapat terjadi terutama di Asia karena Broiler di Asia tidak divaksinasi.
- Chicken Anemia Virus, vaksinasi tidak dilakukan di beberapa negara.
- ALV diduga ada korelasi positif dengan sindroma kekerdilan.
- Infectious Bursal Disease/Gumboro, beberapa negara hanya memakai strain klasik untuk vaksinasinya.
- Avian Nephritis Virus,
- Reaksi yang berlebihan dari vaksinasi ND dan IB Penyebab utama.


Dari semua penyakit yang disebutkan diatas yang paling berperanan adalah Reo virus dengan spesifikasi sebagai berikut ;

- Virus tidak berselubung/amplop, tahan panas dan dapat hidup :
· Pada 60 derajat C selama 8-10 jam.
· Pada 56 derajat C selama 22-24 jam, pada 37 derajat C selama 15-16 minggu.
· Pada 22 derajat C selama 48-51 minggu.
· Pada 4 derajat C selama lebih dari 3 tahun.
· Pada -63 derajat C selama lebih dari 10 tahun


PENULARAN PENYAKIT
- Penularan dapat terjadi secara horizontal, melalui jalur respirasi.
- Penularan secara vertikal dengan suatu percobaan dengan cara inokulasi induk usia 15 bulan, ternyata pada doc hasil tetasannya (17-19 hari post inokulasi) mengandung virus reo.


GEJALA KLINIS
Biasanya mulai terlihat pada usia 4-8 hari dengan ciri-ciri :
- Malas bergerak Bulu kusam Coprophagia (faeces/litter eating).
- Bila di uji gula darahnya Hypoglycaemic
- Hanya sebagian populasi yang terkena dengan kategori :
5-10% populasi dengan kategori RINGAN.
10-30% populasi dengan kategori BURUK.
30 % populasi dengan kategori BENCANA/MALAPETAKA.

Biasanya terlihat pada usia 2 minggu :
Bulu sekitar kepala dan leher tetap Yellow Heads, Bulu primer sayap patah/dislokasi; Helicopter Birds; Stress Banding, Tulang kering/betis berwarna pucat.
Jika diperiksa kotorannya masih utuh/makanan hanya lewat saja.


PATOLOGI ANATOMI
Perubahan terutama terjadi pada usus seperti :
- Pucat, tipis, berisi material cair sampai berlendir.
- Kadang ada radang proventriculus.
- Ada degenerasi pada pancreas.
- Makanan pada usus bagian belakang masih utuh.


PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Pembibitan
a. Induk harus dapat memberikan bekal maternal antibodi yang tinggi
b. Hindari terinfeksi dengan Salmonella enteriditis
c. Perbesar telur tetas dengan cara tunda awal produksi dini (pengaturan lighting), berat badan betina harus masuk berat standar, kebutuhan Kcal/protein ayam terpenuhi.
Tambahkan protein/asam amino pada pakan periode petelur dengan Methionine/Cysteine

2. Penetasan
- Hindari menetaskan telur tetas yang kecil.
- Perpendek waktu koleksi telur tetas.
- Jangan menetaskan telur tetas yang berbeda usia/ukuran dalam satu mesin.
- Percepat proses seleksi DOC dan secepatnya didistribusikan.
- Pergunakan alat pengangkut DOC dari hatchery sampai peternak dengan alat angkut yang representatif, terutama lengkapi dengan Ventilator.

3. Farm Broiler
- Laksanakan proses biosecurity dengan baik dan benar, agar farm dapat seoptimal mungkin terbebas dari serangan infeksi penyakit pemicu terjadinya kekerdilan.
- Penggunaan desinfektan yang mengandung antiviral sangat dianjurkan.
- Usahakan satu unit farm diisi oleh ayam yang satu usia, karena jika ada serangan kekerdilan ayam yang berusia paling muda yang paling parah terkena infeksi.
- Jika mendapat DOC kecil/bibit muda/DOC berasal dari telur tetas kecil, maka tata laksana brooding harus sempurna;
· Berikan pada minumnya multivitamin yang mengandung vitamin A,D dan E;
· Perhatian difokuskan kepada suhu sekitar brooding;
· Pemberian pakan yang intensif dan mudah dijangkau ayam, demikian juga dengan air minum harus selalu tersedia dalam keadaan segar.

Bila kekerdilan sudah menyerang ayam di kandang, maka lakukan langkah :
1. Ayam yang hanya mencapai 40% dari berat badan standar dipisahkan/diculling.
2. Lakukan desinfeksi area kandang secara rutin.
3. Ayam yang berberat badan > 40% dari berat badan standar dan normal berikan minum yang mengandung multivitamin  sesuai petunjuk pembuatnya.
4. Pakan sebaiknya tetap menggunakan pakan starter sampai panen.
5. Sebaiknya ayam di panen pada berat 1.0–1.2 kg saja.
6. Periksakan pakan secara periodik untuk kontrol kandungan mycotoxin.
7. Pastikan pakan kandungan bahan bakunya seimbang dan sesuai dengan peruntukan usia ayam.


Semoga Bermanfaat..

No comments:

Post a Comment

Untuk Informasi lebih lanjut hubungi :
WA/LINE/TELEGRAM = 085645453971