Saturday, June 11, 2016

Tumbuhan sebagai indikator asam basa

Tumbuhan Sebagai Indikator


Di dunia ini sebenarnya tersedia banyak sekali indikator asam basa.
Baik masih berupa tanaman, ataupun telah dalam bentuk olahan manusia.
Indikator asam basa yang masih berupa tanaman misalnya hydrangea.
Namun tumbuhan lain pun dapat menjadi indikator keasaman suatu tanah.
Jika suatu daerah tanahnya terlalu asam atau terlalu basa maka tumbuhan yang tumbuh di tanah tersebut menjadi kerdil, bahkan tidak ada tanaman yang bisa hidup di tanah tersebut.

Tanaman-tanaman yang kami gunakan sebagai indikator, terkadang, bahkan seringkali diabaikan kita.
Padahal tanaman-tanaman tersebut selain sebagai tanaman hias, makanan ternak, atau sebagai sayuran, memiliki manfaat lain yang belum diketahui banyak orang.

Seperti bunga terompet biru yang biasa terdapat di tepi jalan, pekarangan, lapangan, tepi sawah, bahkan di tepi got/saluran air yang sering diabaikan, diinjak-injak, atau dijadikan pakan ternak ternyata bermanfaat bunganya untuk dijadikan indikator asam basa.
Baik berupa cairan maupun dalam bentuk kertas lakmus.

Namun tidak semua bunga dapat dijadikan indikator.
Hanya bunga-bunga tertentu yang dapat dijadikan indikator.
Selain itu ekstrak bunga yang bisa dijadikan indikator pun tidak semuanya bisa dijadikan bahan kertas lakmus.
Hanya yang memiliki keawetan warna yang cukup saja yang bisa dijadikan kertas lakmus.

Indikator lakmus yang biasa dijumpai di laboratorium pun sebenarnya terbuat dari kertas yang direndam dalam ekstrak lumut kerak atau lichenes.
Namun untuk menguji suatu zat yang asam dan basa dibutuhkan 2 jenis kertas lakmus; Lakmus Biru dan Lakmus Merah.
Sedangkan kertas lakmus sederhana buatan memiliki keunggulan yang tidak dimiliki kertas lakmus biasa, karena lakmus dari ekstrak bunga terompet ungu bersifat universal atau dapat bereaksi baik dengan asam maupun basa.

Pengenalan Indikator
Indikator adalah suatu senyawa kompleks yang dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan indikator, kita dapat mengetahui suatu zat bersifat asam atau basa.
Indikator juga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu asam atau basa.
Indikator yang sering tersedia di laboratorium adalah kertas lakmus karena praktis dan harganya murah.

Beberapa jenis tanaman dapat dijadikan sebagai indikator.
Ada pula tanaman bunga yang menjadi indikator keasam basaan tanah tempat ia ditanam.
Yaitu bunga hydrangea atau lebih dikenal dengan nama bunga panca warna.
Bunga hydrangea ini akan berwarna biru jika ditanam di tanah yang terlalu asam.
Namun bukan bunga hydrangea yang kami gunakan sebagai indikator alami.
Melainkan bunga dan tanaman yang sudah kita kenal akrab, yaitu :

1. Bunga Terompet Biru
Bunga terompet biru yang berwarna ungu kebiruan ini termasuk dalam famili Solanaceae (terong-terongan).
Bunga ini berbentuk seperti terompet, berwarna ungu kebiruan, buahnya yang kering jika dikenai air selama beberapa detik akan pecah/meledak seperti petasan namun tidaklah berbahaya karena ukurannya kecil (1cm-2,5 cm).

2. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Bunga sepatu memang sudah dikenal dapat digunakan sebagai indikator asam basa.
Bunga sepatu atau nama ilmiahnya Hibiscus rosa-sinensis termasuk dalam famili Malvaceae atau kapas-kapasan bermanfaat sebagai tanaman hias, bahan campuran kosmetik (sabun), dan sebagai indikator.
Bunga sepatu ini memiliki banyak varietas warna dan bentuk. Namun biasanya yang digunakan untuk indikator adalah yang berwana merah.

3. Bunga Suring
Tanaman yang daunnya di beberapa daerah seperti Puworejo, Kebumen, Pati, dsb ini dijadikan sayuran lezat, ternyata bunganya pun bermanfaat sebagi indikator asam basa.
Tanaman ini masih berkerabat jauh dengan bunga matahari dan bunga krisan yang termasuk famili Compositae.
Bunga suring pun memiliki beberapa varietas dan jenis yang bermacam-macam, ada yang bunganya berwarna kuning, oranye, dan pink keunguan.
Namun yang kami gunakan untuk indikator adalah yang berwarna oranye.

4. Bunga Terompet Ungu
Bunga ini sekilas mirip dengan bunga terompet biru.
Namun jika lebih diperhatikan, warnanya lebih ungu daripada bunga terompet biru.
Apalagi jika kita melihat bentuk tanamannya, baik batang maupun daunnya sangat berbeda.
Jika bunga terompet biru daunnya membulat ujungnya, maka daun bunga terompet ungu ini berbentuk oval dengan ujung daun meruncing, bunga terompet biru batangnya tidak terlalu tinggi sedangkan bunga terompet ungu batangnya tinggi.
Tetapi bunga ini masih termasuk famili Solanaceae.

5. Bunga Canna sanseviera
Bunga yang sering kita jumpai di tepi-tepi jalan sebagai penghias tepi jalan ini dapat pula dijadikan indikator asam basa.
Bunga yang berwarna merah ini termasuk dalam famili Cannae atau tasbih-tasbihan.

6. Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa L)
Bunga yang termasuk dalam famili Nyctaginaceae ini termasuk tanaman multifungsi.
Manfaatnya yaitu sebagai obat tradisional, terutama batang, akar, daun, dan bijinya.
Akan tetapi kami menemukan manfaat lain dari tanaman ini, yaitu bunganya dapat dijadikan indikator asam basa.

7. Bunga Pacar Cina
Bunga ini biasa kita temui di pinggir-pinggir kebun, tepi jalan, atau di depan rumah kita.
Tanaman ini bunganya berbentuk seperti bunga anggrek, warnanya bermacam-macam; ada yang oranye, merah, ungu, pink, putih, dll.
Daunnya biasa dijadikan cat kuku dengan cara ditumbuk lalu dibubuhkan pada kuku.
Buahnya berbentuk oval dan berisi biji-biji kecil yang coklat bila sudah tua.
Tanaman ini termasuk dalam famili Balsaminaceae.
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai indikator adalah daunnya karena bunganya tidak dapat digunakan.


Demikianlah tanaman-tanaman yang digunakan sebagai indikator alami.
Selain tanaman-tanaman di atas, dapat menggunakan bunga yang sejenis dengan bunga sepatu namun kelopaknya berduri.
Tanaman ini tidak dapat dijelaskan karena cukup sulit dijumpai dan hanya ada dibeberapa daerah tertentu.

No comments:

Post a Comment

Untuk Informasi lebih lanjut hubungi :
WA/LINE/TELEGRAM = 085645453971