Wednesday, June 29, 2016

Cara Pembuatan Pupuk Organik Alami

Cara Pembuatan Pupuk Organik Alami


Pupuk KCL Cair

Bahan :
1. Air
2. Sabut kelapa secukupnya
3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan)
4. Bioboost

Cara Pembuatan :
· Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya.
· Setelah drum diisi sabut kelapa, berilah air sampai penuh.
· Tambahkan 1 liter Bioboost
· Tutuplah rapat-rapat dengan plastik.
· Biarkan drum tertutup selama 1 minggu.
· Setelah air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut kelapa.
· Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis dapat ditambah air sehingga air berwarna jernih.

Cara Penggunaan :
Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman.

Fungsi :
Batang dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna cerah.
Untuk buah akan berwarna harum dan rasanya manis.


Mikroorganisme Nabati

Bahan :
1. Sari buah yang terbuat dari buah apa saja yang sudah tua atau masak (nanas, jeruk atau mangga)
2. Tetes/legen/nira kelapa/gula pasir yang diencerkan seperti tetes
3. Bioboost 1 tutup

Cara Pembuatan :
Buah yang sudah tua dan masak diblender atau dihancurkan sampai halus, kemudian diambil air buahnya dengan cara disaring, lalu air sari buah ini dicampur dengan tetes.
Perbandingannya adalah 1:1:1 (1 liter air sari buah dicampur dengan 1 liter tetes dan 1 tutup Bioboost).

Cara Penggunaannya :
1 sendok makan cairan  mikroorganisme dicampur dengan air 1 liter lalu disemprotkan pada :
- Pembuatan Kompos/Bokashi
- Tanaman padi, palawija ataupun sayuran

Fungsi :
Cairan mikroorganisme nabati ini berfungsi sebagai makanan mikroorganisme yang ada didalam tanah, sehingga tanah menjadi gembur.


Perangsang Buah I

Bahan :
1. Bioboost 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir

Cara Pembuatan :
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.

Aturan Penggunaan :
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.

Fungsi :
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah/biji
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya
3. Membuat biji menjadi bernas/mentes.


Perangsang Buah II

Bahan :
1. Susu segar mentah 1 liter
2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
3. Bioboost 1 tutup

Cara Pembuatan :
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.

Aturan Penggunaan :
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.

Fungsi :
1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah/biji
2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya
3. Membuat biji menjadi bernas/mentes.


Pupuk Dari Bahan Daun/Buah

Bahan :
1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
2. Gula jawa ¼ kg
3. Susu murni segar ½ gelas
4. Bioboost 1 tutup

Cara Pembuatan :
Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air.

Kegunaan :
Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.


Mikroorganisme Nabati (dari batang pisang)

Bahan :
1. Batang/pelepah pisang 1 kg
2. Tetes tebu/legen 1 kg
3. Tempayan keramik
4. Bioboost 1 tutup

Cara Pembuatan :
Batang/pelepah pisang diparut atau dipotong-potong lembut (jangan dicincang).
Lalu dicampur dengan ¾ tetes tebu atau legen.
Masukkan ke dalam tempayan sampai padat, kemudian tambahkan sisa tetes/legen ke tempayan hingga merata dan 1 tutup Bioboost.
Tutup rapat dan simpan di tempat yang sejuk dan jauh dari sinar matahari selama 7 minggu.

Penggunaan :
Sebagai pupuk daun dengan perbandingan 1 tutup Bioboost : 1 liter air dengan cara disemprotkan.


PUPUK ORGANIK

NITROGEN
Sumber :
• Azzola
• Tumbuhan kacang-kacangan
• Jerami (daun hijau)
• Kotoran hewan/manusia
· Bioboost

Fungsi :
• Menghijaukan daun
• Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda


PHOSPHATE
Sumber :
• Ampas tebu
• Kotoran hewan/manusia
• Sampah organik
• Kompos
• Azzola
• Abu dapur
· Bioboost

Fungsi :
• Memperkuat akar dan batang
• Memacu bunga agar cepat berbuah
• Menjadikan rasa buah lebih manis


KALIUM
Sumber :
• Pelepah/batang pisang
• Kotoran ayam
• Urine kambing, kelinci, dan manusia
• Abu kayu
• Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain
· Bioboost

Fungsi :
• Memperkuat akar dan batang
• Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji
• Membuat biji/bulir menjadi bernas
• Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis


URINE (Pupuk Cair)
Bahan :
• 100 liter urine
• 300 cc tetes tebu/air gula jawa/air gula pasir
• 0,5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk/ekstrak
• 0,5 kg lawak dalam bentuk serbuk/ekstrak
• 0,5 kg laos dalam bentuk serbuk/ekstrak
• 0,5 kg kunyit dalam bentuk serbuk/ekstrak
· 1 Liter Bioboost

Cara Pembuatan :
Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 7 hari

Kegunaan :
5-10 cc/2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar dengan cara disiramkan/dikocor.


URINE KELINCI
Perbandingannya 1 liter urine : 15 liter air : 2 tutup Bioboost, kemudian disiramkan/dikocor pada tanaman.


BOKASHI
Bahan :
1. Kotoran ayam/sapi/kambing 500 kg
2. Sekam padi/gergajian kayu 500 kg
3. Bekatul 20 kg
4. Abu dapur/abu sekam padi 30 kg
5. Gula pasir 15 ons
6. Bioboost 1 Liter
7. Air secukupnya

Cara Pembuatan :
Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi dengan air yang dicampur gula pasir dengan Bioboost, sehingga bahan menjadi lembab.
Tutup dengan plastik/tenda agar Bokashi mengalami fermentasi.
Proses fermentasi sangat membutuhkan air, udara, dan panas.
Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu selama 15 hari dengan suhu 40-50°C (dijaga kestabilannya).

Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali.
Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya.

Bila kurang panas, atau kurang dari 40°C disemprot dengan air yang dicampur gula dan Bioboost.
Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya bahan ini sudah dapat digunakan.

Cara Penggunaan :
Untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan dosis 1-1,5 Ton/Ha.
Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan menjadi 2 Ton/Ha.


PUPUK DAUN
Bahan :
• Urine kelinci 5 liter
• Terasi 10 gram
• Jahe 1 ons
• Kunyit 1 kg
• Susu 1 liter
• Gula Jawa 1 kg
· Bioboost 2 tutup

Cara Pembuatan :
Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 7 hari.
Setelah itu selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka.
2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka.
3 hari berikutnya 2 jam dibuka.


PUPUK BUNGA
Bahan :
• Nanas 2 buah
• Gula Jawa 1 kg
• Air 5 liter
· Bioboost 5 tutup

Cara Pembuatan :
Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin setelah itu campur dengan Bioboost.
Lalu masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan selama 7 hari.


Semoga Bermanfaat..

Ciri, Sejarah Dan Habitat Virus

Ciri, Sejarah Dan Habitat Virus


Virus merupakan parasit yang ukurannya sangat kecil yang hanya bisa di lihat dengan menggunakan mikroskop atau yang sering di sebut ukuran microskopik.
Parasit ini senang sekali menginfeksi dan hidup di dalam sel suatu organisasi biologis.


Ciri, Sejarah Dan Habitat Virus
Virus bereproduksi di dalam tubuh makhluk hidup dengan cara menginfasi dan juga memanfaatkan setiap sel-sel yang ada di dalam makhluk hidup dikarenakan si virus tidak mempunyai perlengkapan yang di pergunakan untuk bereproduksi sendiri maka dari itu virus bersifat parasit obligal.
Di dalam tubuh virus terdapat suatu asam dengan jumlah yang sedikit yang di tutupi atau di lapisi oleh semacam pelindung yang terdiri dari protein, lipit, glikoprotein, atau bisa juga kombinasi dari ketiganya. Asam itu adalah asam nukleat yang isinya adalah DNA atau RNA tetapi terpisah (tidak tercampur).


Sejarah Di Temukannya Virus
Ilmuan Jerman yang bernama Adolf Mayer pada tahun 1882 telah menemukan suatu penyakit dengan gejala timbulnya bintik-bintik berwarna kekuning-kuningan yang di lihat pada daun tembakau.
Mayer melakukan beberapa percobaan ke beberapa tanaman lain yang sehat dengan cara menyemprotkan getah dari tanaman yang memang sakit dan halnya tanaman tadi yang sehat menjadi ikut sakit lalu di simpulkan bahwa penyakit itu di sebabkan oleh bakteri yang ukurannya sangatlah kecil bahkan tidak dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop.

Lalu ilmuan yang berasal dari Rusia yang bernama Dmitri Ivanovski pada tahun 1892 melakukan penyaringan getah tembakau yang sakit itu dengan menggunakan alat penyaring bakteri tetapi cara itu mustahil karena partikel yang ada di tembakau sakit itu dapat lolos karena penyakit yang ada pada tumbuhan tembakau ukurannya lebih kecil dari bakteri.
Tetapi Dmitri merasa adanya kesalahan pada tahap penyaringan karena ia merasa bahwa penyakit yang menyerang tumbuhan itu adalah sejenis bakteri.

Ilmuan dari Belanda yang juga ahli mikrobiologi yang bernama W. Beijeinck pada tahun 1897 menemukan beberapa fakta tentang semacam partikel mickroskopis yang menyerang tumbuhan tembakau dapat berkembang biak dengan baik di dalam tumbuhan itu tetapi tidak dapat berkembang biak di dalam wadah tempat medium untuk mengembangkan bakteri.
Dia berpendapat bahwa ada suatu partikel penginfeksi yang lolos setiap saringan atau yang dia sebut virus lolos saring (filterable virus).
Dinamakan seperti itu karena partikel tersebut tidak dapat di saring menggunakan saringan bakteri dan tidak dapat di lihat dengan menggunakan mikroskop cahaya.

Lalu Wendel Stanley tahun 1935 telah berhasil mengkristalkan beberapa partikel tersebut dan di namakan TMV (Tobacco Mozaic Virus).Dan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan tentang virus dengan baik dan mengenal berbagai jenis virus yang sering menyerang dan menyebabkan sakit pada tumbuhan, hewan dan manusia. Dan selanjutnya Iwanowski dan jugaBeijerinck di kenal sebagai penemu virus.Virus memiliki ciri-ciri khusus yang memebedakan dia dengan makhluk yang lain.


Ciri-Ciri Virus
Virus sendiri tidak memiliki sel satu pun dan sering di sebut sifat aseluler.Berkembangbiaknya menggunakan sel yang terdapat pada makhluk hidup lainnya.Virus ukurannya sendiri sekitar 20-300 milikron.Di dalam tubuhnya hanya ada satu macam asam nukleat saja kalau tidak DNA ya RNA.Virus dapat di bekukan dengan cara di kristalkan.Bentuknya sangat bervariasi dan juga beragam ada yang berbentuk heliks, kompleks, polihidris dan ada pula yang berbentuk sampul virus.Tubuh virus terdiri dari asam nukleat yang terlindungi dengan baik oleh kapsid.


Habitat Virus
Virus menunjukkan kehidupannya ketika ada di dalam sel makhluk hidup lain atau sel inangnya.
Sel inangnya berupa makhluk hidup seperti bakteri, sel yang terdapat pada tumbuhan, hewan dan manusia dan juga pada mikroorganisme eukariot.

BUDIDAYA UDANG VANAME TAMBAK PLASTIK ATAU MULSA

BUDIDAYA UDANG VANAME TAMBAK PLASTIK ATAU MULSA


PERSIAPAN LAHAN
Sebelum melakukan kegiatan bididaya, persiapan lahan merupakan hal yang mutlak yang harus dilakukan, hal ini wajib dilakukan karena udang memerlukan tempat yang nyaman selama proses budidaya berlangsung.


Persiapan Lahan meliputi :

1. Pengeringan Tanah
Pengeringan tanah dilakukan dengan cara menguras tambak dan menjemur sampai tanah menjadi setengah kering, kemudian lapisan tanah teratas diangkat dengan cara dipikul dan di tata sedemikian rupa pada tanggul tambak.
Pengangkatan tanah bertujuan untuk menghilangkan sisa sisa bahan organik yang telah menyatu dengan tanah yang dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas air selama proses budidaya.
Setelah proses pengangkatan tanah selesai, tanah dijemur sampai benar benar kering, pengapuran dilakukan menggunakan kapur aktif dengan dosis 1 ton per 5000 m2. pengapuran bertujuan untuk memperbaiki redok tanah.

2. Pemlastikan Lahan Tambak
Pemlastikan pada areal tambak yang akan digunakan pada budidaya menggunakan plastik mulsa, plastik yang biasa digunakan pada penanaman buah semangka.
Pemasangan plastik yang dilakukan dengan menggelar plastik dan di staples menggunakan potongan bambu yang dibentuk menyerupai huruf U.
Pemasanagn plastik harus dikerjakan dengan cara yang betul-betul kuat agar selama proses budidaya plastik yang talah dipasang tidak terangkat/rusak terkena arus kincir, karena bila plastik tidak benar benar rapat ditakutkan benur akan masuk dan mati karena tidak bisa keluar lagi, juga ditakutkan pada saat panen banyak udang yang masuk kedalam plastik sehingga susah untuk mengambilnya.

Pemasangan Plastik ada beberapa cara :
a. Pemasanagn full, yaitu seluruh areal tambak ditutup plastik, meliputi pelataran, caren dan perengan tambak.
b. Pemasangan plastik hanya pada perengan tambak.
c. Pemasangan plastik hanya pada pelataran tambak.
d. Pemasangan plastik pada perengan dan caren tambak.

Plastik yang dipakai dalam budidaya bisa digunakan dua kali periode budidaya dengan catatan harus berhati-hati dalam menjaga/meminimalisasi kerusakan selama masa budidaya dan saat pemanenan.


PEMBUATAN AIR

1. Pemasukan Air
Air yang dimasukkan ke dalam petak budidaya harus melalui proses penyaringan dengan kain waring hijau, jika pemasukan air menggunakan pompa alcon harus diberi pemecah air yang terbuat dari anyaman bambu, hal ini bertujuan agar arus air dari pompa alcon tidak merusak plastik yang terpasang pada petakan tambak, isi air setinggi 120-130 cm.

2. Sterilisasi Air
Sterilisasi air dilakukan setelah air didiamkan selama 3 hari, hal ini bertujuan agar apa bila ada telur ikan liar yang masuk ke petakan budidaya telah pecah.
Sterilisasi menggunakan kaporit dengan dosis 20-30 ppm.
Setelah di kaporit air akan menjadi bening karena semua organisme yang ada telah mati.

3. Pembenahan Kualitas Air
Setelah 3-5 hari atau setelah reaksi kaporit menjadi tawar/netral, dilakukan pemberian plankton dari hasil fermentasi yang dilakukan sebelum pmberian dilakukan.
Fermentasi yang dilakukan meliputi :
- Bekatul
- Gula Jawa Cair
- Pakan
- Bioboost

Bahan-bahan tersebut di campur menjadi satu dan di tambah air secukupnya kemudian disimpan dalam blong yang ditutup rapat dan didiamkan selama 2-3 hari atau bau sudah mulai tercium wangi.
Bila hasil penyebaran plankton hasil fermentasi belum membawa perubahan pada air, sebaiknya langkah tersebut di ulang lagi sampai tiga kali.
Plankton yang telah tumbuh ditandai dengan warna air yang berubah menjadi hijau.


Semoga Bermanfaat..

Budidaya Udang Vaname pada KOLTER (Kolam Terpal) Bundar

Budidaya Udang Vaname pada KOLTER (Kolam Terpal) Bundar


Persiapan KOLTER
Pertama siapkan dan Pasang KOLTER Bundar pada tempat yang sebelumnya telah disiapkan.


Penumbuhan Plankton dan Pengisian Air
Siapkan ganggang atau dongkelan pohon pisang, cacah kecil-kecil kemudian rendam dalam larutan air yang telah dicampur dengan satu tutup Bioboost, biarkan semalam.
Kesokan harinya masukkan ganggang atau dongkelan pohon pisang yang telah direndam semalam tadi kedalam karung plastik yang telah dilobangi dan diberi pemberat.
Penumbuhan Plankton dilakukan pada saat proses pengisian air pada KOLTER dengan cara memberi Bioboost pada KOLTER yang telah terisi air dengan kedalaman 1 m s/d 1,2 m.
Biarkan air selama 3-4 hari hingga air berwarna hijau.


Pemasangan AERATOR
Setelah kolam terisi air, pasang aerator untuk kecukupan Oksigen dalam Kolam buat Udang, pada intinya udang ini memerlukan supply Oksigen yang cukup.
Harus diingat aerator harus nyala 24jam untuk memenuhi kebutuhan oksigen.


Pemilihan Benih
Benih yang digunakan dalam cara budidaya udang vaname ini adalah benih jenis PL10-PL12.
Benih harus tampak bagus tanpa cacat, mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah berkembang, dan usus terlihat jelas.


Penebaran Benih
Sebelum ditebar, benih udang vaname perlu melalui proses aklimitasi, karena hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan.
Caranya, menyiram kantung tempat benih dengan air kolam dan diapungkan dikolam selama 15-20 menit.
Setelah itu, dibuka dan dimiringkan pelan-pelan agar benih udang keluar.
Benih udang vaname sebaiknya ditebar pada pagi atau sore hari.


Pemberian Pakan
Pakan yang biasa dianjurkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia adalah pellet yang mengandung 30% protein.
Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan Index Pakan Harian.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali sehari.
Selain umur, banyaknya pakan juga dipengaruhi oleh, kualitas air dan tingkat kesehatan udang.


Pemeliharaan KOLTER
Langkah pemeliharaan pertama adalah kontrol tingkat salinitas.
Salinitas air yang baik adalah 10-25 ppt.
Pada saat udang berumur 30 hari, perlu juga diperiksa warna dan bau air yang disebabkan dari Sisa makanan yang ada di dasar kolam, sisa makanan yang tersisa dan kotoran udang bisa terurai menjadi oksigen di dalam karena dalam pakan kami sudah ada probiotiknya, periksa tinggi air dan dilakukan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas bila air kurang karena proses penguapan.
Lepas pipa drainase untuk mengurangi sisa makanan dan kotoran udang.


Pengendalian Hama
Hama yang menyerang budidaya udang vaname biasanya beda tempat beda hama, hama yang telah kami jumpai dan tangani adalah hewan-hewan yang hidup disekitar kolam, seperti burung, ketam, ikan liar, pengerek, larva capung, Capung, Lingsang air, Nyambik, Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak, kita bisa tanggulangi dengan memakai KOLTER untuk mencegah hewan ini masuk.
Ikan liar, larva capung kita tanggulangi dengan cara memfilter dan mentreatment air yang akan masuk kedalam KOLTER.
Capung, Lingsang, Nyambik dan Burung bisa kita tanggulangi dengan menutup rapat KOLTER dengan jarring atau paranet.
Selain Hama faktor air juga sangat berpengaruh terhadap benur.
Pastikan kandungan zat besi, klorida, mangan, dsb pada air rendah.


Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan dan pemeliharaan.
Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik, maka penyakit tidak akan menyerang udang kita.
Selain itu, kita juga perlu menambahan suplemen dan vitamin pada pakan kita, disini Bioboost dapat menanggulangi penyakit berak putih dan bintik-bintik putih pada udang.


Pemanenan
Proses pemanenan bisa dilakukan setelah udang vaname berumur 70 hari dan mencapai berat, yaitu 100 ekor/kg.
Bila udang sudah mencapai berat tersebut sebelum 70 hari, maka pemanenan bisa dilakukan.
Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk mempertahankan kualitas udang.
2-4 hari sebelum pemanenan, pertahankan ketinggian air untuk mencegah proses molting.
Bila kita melakukan teknik budidaya udang vaname dengan benar, maka hasil yang kita dapatkan akan sangat memuaskan.



Budidaya Udang Vaname pada KOLTER (Kolam Terpal) Bundar

Budidaya Udang Vaname pada KOLTER (Kolam Terpal) Bundar


Persiapan KOLTER
Pertama siapkan dan Pasang KOLTER Bundar pada tempat yang sebelumnya telah disiapkan.


Penumbuhan Plankton dan Pengisian Air
Siapkan ganggang atau dongkelan pohon pisang, cacah kecil-kecil kemudian rendam dalam larutan air yang telah dicampur dengan satu tutup Bioboost, biarkan semalam.
Kesokan harinya masukkan ganggang atau dongkelan pohon pisang yang telah direndam semalam tadi kedalam karung plastik yang telah dilobangi dan diberi pemberat.
Penumbuhan Plankton dilakukan pada saat proses pengisian air pada KOLTER dengan cara memberi Bioboost pada KOLTER yang telah terisi air dengan kedalaman 1 m s/d 1,2 m.
Biarkan air selama 3-4 hari hingga air berwarna hijau.


Pemasangan AERATOR
Setelah kolam terisi air, pasang aerator untuk kecukupan Oksigen dalam Kolam buat Udang, pada intinya udang ini memerlukan supply Oksigen yang cukup.
Harus diingat aerator harus nyala 24jam untuk memenuhi kebutuhan oksigen.


Pemilihan Benih
Benih yang digunakan dalam cara budidaya udang vaname ini adalah benih jenis PL10-PL12.
Benih harus tampak bagus tanpa cacat, mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah berkembang, dan usus terlihat jelas.


Penebaran Benih
Sebelum ditebar, benih udang vaname perlu melalui proses aklimitasi, karena hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan.
Caranya, menyiram kantung tempat benih dengan air kolam dan diapungkan dikolam selama 15-20 menit.
Setelah itu, dibuka dan dimiringkan pelan-pelan agar benih udang keluar.
Benih udang vaname sebaiknya ditebar pada pagi atau sore hari.


Pemberian Pakan
Pakan yang biasa dianjurkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia adalah pellet yang mengandung 30% protein.
Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan Index Pakan Harian.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali sehari.
Selain umur, banyaknya pakan juga dipengaruhi oleh, kualitas air dan tingkat kesehatan udang.


Pemeliharaan KOLTER
Langkah pemeliharaan pertama adalah kontrol tingkat salinitas.
Salinitas air yang baik adalah 10-25 ppt.
Pada saat udang berumur 30 hari, perlu juga diperiksa warna dan bau air yang disebabkan dari Sisa makanan yang ada di dasar kolam, sisa makanan yang tersisa dan kotoran udang bisa terurai menjadi oksigen di dalam karena dalam pakan kami sudah ada probiotiknya, periksa tinggi air dan dilakukan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas bila air kurang karena proses penguapan.
Lepas pipa drainase untuk mengurangi sisa makanan dan kotoran udang.


Pengendalian Hama
Hama yang menyerang budidaya udang vaname biasanya beda tempat beda hama, hama yang telah kami jumpai dan tangani adalah hewan-hewan yang hidup disekitar kolam, seperti burung, ketam, ikan liar, pengerek, larva capung, Capung, Lingsang air, Nyambik, Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak, kita bisa tanggulangi dengan memakai KOLTER untuk mencegah hewan ini masuk.
Ikan liar, larva capung kita tanggulangi dengan cara memfilter dan mentreatment air yang akan masuk kedalam KOLTER.
Capung, Lingsang, Nyambik dan Burung bisa kita tanggulangi dengan menutup rapat KOLTER dengan jarring atau paranet.
Selain Hama faktor air juga sangat berpengaruh terhadap benur.
Pastikan kandungan zat besi, klorida, mangan, dsb pada air rendah.


Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan dan pemeliharaan.
Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik, maka penyakit tidak akan menyerang udang kita.
Selain itu, kita juga perlu menambahan suplemen dan vitamin pada pakan kita, disini Bioboost dapat menanggulangi penyakit berak putih dan bintik-bintik putih pada udang.


Pemanenan
Proses pemanenan bisa dilakukan setelah udang vaname berumur 70 hari dan mencapai berat, yaitu 100 ekor/kg.
Bila udang sudah mencapai berat tersebut sebelum 70 hari, maka pemanenan bisa dilakukan.
Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk mempertahankan kualitas udang.
2-4 hari sebelum pemanenan, pertahankan ketinggian air untuk mencegah proses molting.
Bila kita melakukan teknik budidaya udang vaname dengan benar, maka hasil yang kita dapatkan akan sangat memuaskan.



Hama dan Penyakit Pohon Pisang

Hama dan Penyakit Pohon Pisang


Walaupun tanaman Pisang tergolong sebagai tanaman yang kuat, bukan berarti tanaman ini kebal terhadap penyakit, atau pun serangan hama.
Musuh dari tanaman ini sangatlah beragam mulai dari ulat hingga kumbang.


Berikut ini adalah penjelasan akan dampak dari tiap hama serta cara pengendaliannya:

Ulat Daun (Erienota thrax.)
Ulat ini tergolong hama karena akan memakan dedaunan pada tanaman Pisang.
Hasilnya akan terlihat pada daun Pisang yang berlubang-lubang.
Tentunya hal ini mempengaruhi proses fotosintesis tanaman sehingga perkembangan akan melambat.

Cara menanggulangi hama ini dapat dengan menggunakan pestisida (tetapi tidak disarankan), dapat pula dengan menggoyangkan tanaman hingga ulat tersebut jatuh atau dengan membuangnya ke tempat yang jauh dari lahan.


Ulat Bunga dan Buah (Nacoleila octasema)
Mirip dengan ulat daun, tetapi seperti namanya, hama ini menyerang bagian bunga dan buah dari tanaman Pisang.
Hasilnya akan terlihat pada buah yang kulitnya berkudis atau pertumbuhan buah yang abnormal.
Yang lebih membahayakan, ulat ini dapat berjumlah lebih dari 70 ekor pada tandan pisang.

Dapat diatasi dengan membuangnya satu-persatu atau menggunakan pestisida.


Kumbang (Cosmopolites sordidus)
Hama ini akan menyerang bagian kelopak daun serta batang tanaman Pisang.
Dapat terlihat gejalanya untuk lorong-lorong ke atas atau bawah pada kelopak daun, serta batang pisang yang penuh dengan lorong juga.

Dapat dihindari atau diatasi dengan sanitasi rumpun pisang serta membersihkan rumpun dari sisa batang pisang.


Nematoda (Rotulenchus similis)
Hama yang satu ini sedikit menyusahkan karena sulit diprediksi.
Bagian yang diserang adalah bagian akar.
Terlihat gejalanya pada tanaman Pisang dengan kondisi tanaman yang terlihat memucat atau tidak sehat serta terbentuknya rongga atau bintik kecil di dalam akar.
Dalam kondisi tertentu akar tanaman dapat membengkak.
Dapat diatasi dengan menggunakan bibit yang tahan akan nematoda, serta meningkatkan humus tanah atau dengan menggunakan lahan dengan kadar lempung yang kecil.


Hama-hama yang menyerang Pisang sangat menyusahkan serta merepotkan para petani Pisang.
Tetapi dengan mengetahui cara penanggulangannya sekarang, seharusnya sudah tidak begitu menyusahkan.


Penyakit-Penyakit Tanaman Pisang

Berikut ini adalah penyakit-penyakit yang mungkin menyerang Pisang serta cara penanggulangannya:

Penyakit Darah
Disebabkan oleh bakteri bernama Xanthomonas celebensis.
Penyakit ini akan menyerang jaringan tanaman dari bagian dalam sehingga sulit untuk terdeteksi secara langsung.

Gejalanya terlihat pada jaringan tanaman Pisang yang seakan-akan berdarah karena warnanya yang memerah.
Sayangnya, tanaman yang tertular harus dibakar agar mencegah penyebaran penyakit tersebut.


Panama
Disebabkan oleh jamur bernama Fusarium oxysporum, penyerangan terjadi pada daun Pisang.
Terlihat daun yang tiba-tiba layu dan putus, diawali dengan daun luar yang merambat ke bagian dalam.
Pelapah daun Pisang akan membelah membujur kemudian keluar pembuluh getah yang berwarna hitam.

Pencegahan dan Pengendalian dengan membakar tanaman tersebut.


Bintik Daun
Disebabkan oleh jamur Cercospora musae
Terlihat daun yang berbintik-bintik sawo matang yang semakin meluas seiring waktu.

Jika dibiarkan akan tersebar ke tanaman lain sehingga tanaman yang terserang harus dibakar.


Layu
Disebabkan oleh bakteri Bacillus sp.
Penyakit ini menyerang bagian akar sehingga tanaman akan layu dan mati.
Dapat diatasi dengan membongkar tanaman atau membakarnya.


Daun Pucuk
Disebabkan oleh virus yang berada pada kutu daun Pentalonia nigronervosa.
Menyerang daun pucuk tanaman Pisang.
Dapat diatasi dengan mengendalikan kutu daun dengan pestisida atau membakar tanaman yang sudah tertular.


Semoga Bermanfaat..

CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING ATAU DOMBA DARI POHON PISANG

CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING ATAU DOMBA DARI POHON PISANG

Pakan merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam beternak.
Syarat pakan yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat atau materi yang dibutuhkan dengan komposisi yang seimbang.
Bila syarat tersebut telah terpenuhi, pakan tersebut bisa disebut pakan berkualitas.
Hal ini secara umum berlaku untuk semua hewan ternak, termasuk kambing dan domba.

Di Indonesia, pakan yang umum diberikan oleh para peternak kambing dan domba adalah rumput.
Rumput sepertinya sudah menjadi primadona sejak lama untuk jadi pakan kambing atau domba dan menjadi menu wajib.
Sekarang saatnya kita memperbaharui jenis pakan primadona tersebut dengan pakan berkualitas agar tumbuh dan kembang ternak kita menjadi optimal.

Cara membuat pakan untuk kambing dan domba dengan kualitas nutrisi seimbang sesuai kebutuhan yang optimal.
Pakan ini prinsipnya adalah proses fermentasi.
Dengan melalui fermentasi, pakan akan mudah dicerna dan penyerapan nutrisi akan lebih baik.

Untuk kali ini kita akan membuat pakan dengan bahan baku pohon pisang, disebut juga gedebog pisang atau gebog.
Melengkapi kebutuhan lainnya terhadap protein dan serat kasar, kita tambahkan ampas tahu dan dedak.
Bahan-bahan tersebut adalah bahan yang mudah ditemui dan didapatkan.
Untuk daerah yang kesulitan bahan-bahan tersebut dapat diganti dengan bahan sejenis, kita tinggal melihat saja pada tabel tadi jenis dan jumlahnya.
Untuk proses fermentasi kita akan lakukan mengikuti pola aplikasi Bioboost.
Jenis fermentasi yang dilakukan ini disebut fermentasi basah, artinya bahan bakunya tidak kering alias masih mengandung banyak air.
Banyak pula yang menyebut pakan fermentasi ini dengan sebutan silase, atau ada yang ‘sedikit salah’ menyebut ‘esalase', maksudnya mungkin sama, yang penting jangan menyebut ‘etalase’ saja….hehe.

Baiklah, tanpa panjang lebar lagi  kita lakukan pembuatan pakan ternak dengan aplikasi Bioboost.

Untuk yang pertama, seperti biasa kita lakukan persiapan-persiapan.
Apa saja yang harus dipersiapkan..?

1. Persiapan Peralatan
Terpal, sebagai alas untuk pencampuran bahan.
Timbangan, untuk menimbang bahan.
Gelas ukur plastik yang 1000 ml.
Alat lain bisa dipakai, misalnya pakai gayung ukuran 1 L.
Ember plastik kapasitas minimal 5 L.
Sekop atau alat apa saja yang fungsinya untuk membantu saat pencampuran bahan.
Sprayer dengan kapasitas 5 L.
Tong plastik atau kantong plastik, untuk tempat fermentasi bahan-bahan.
Golok, atau pisau, atau parang.

2. Persiapan Bahan
Siapkan bahan-bahan sesuai tabel berikut :
Untuk pembuatan pakan dengan jumlah yang berbeda, jumlah takaran bahan-bahan bisa disesuaikan.

NO.   NAMA BAHAN    JUMLAH (TAKARAN)
1.      Pohon Pisang      100  kg
2.      Ampas Tahu         15  kg
3.      Dedak/katul         3  kg
4.      Gula Pasir           100 gr
5.      Garam                250 gr
6.      Bioboost                30 ml (3 tutup botol)

3. CARA PEMBUATAN
Hamparkan terpal di tempat teduh, maksudnya biar kita tidak kepanasan selama pengerjaan, dan mengurangi resiko rusak atau matinya inokulum.
Di atas terpal tadi, dengan beralaskan kayu, pohon pisang dipotong-potong sampai ukuran kurang lebih 3x4 cm.
Kemudian campurkan ke dalam pohon pisang yang sudah dipotong-potong tadi masing-masing ampas tahu dan dedak.
Campur dan aduk sampai merata.

Buat larutan bibit fermentasi dengan cara :
30 ml (3 tutup botol) dimasukkan ke dalam 1 (satu) liter air, tambahkan 100 gram gula pasir lalu diaduk sampai larut.
Larutan ini kemudian didiamkan selama 15 menit.

Setelah 15 menit, larutan bibit fermentasi tadi dimasukkan ke dalam 10 liter air (pakai ember).
Aduk sampai larut.

Larutan baru tersebut kemudian masukkan ke dalam sprayer dan disemprotkan ke dalam bahan pakan (potongan pohon pisang dkk) secara merata sambil diaduk.
Kemudian taburkan 250 gr garam ke dalam bahan sambil diaduk secara merata.

Langkah terakhir, masukkan bahan pakan tersebut ka dalam tong plastik atau kantong plastik dan ditutup rapat (kedap udara) selama 1-3 jam.
Setelah selesai, pakan hasil fermentasi tersebut siap diberikan pada ternak kambing atau domba.

4. KETERANGAN
Sebelum pakan buatan diberikan pada ternak, terlebih dahulu bersihkan ternak (mandi) dan kandangnya.
Bila perlu, ternak diberi vitamin B terlebih dahulu atau dicekok/dicontang dengan 2-3 ml (1 tutup botol) Bioboost agar nafsu makannya meningkat.
Masukkan kambing atau domba ke dalam kandang dan biarkan dulu untuk adaptasi dan JANGAN DIBERI MAKAN.

Untuk proses adaptasi, pertama-tama berikan pakan buatan dicampur dengan pakan biasa yang telah disemprot Bioboost.
Selama 1–7 hari, tiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprot Bioboost, sore harinya diberi pakan buatan agar terbiasa.
Selanjutnya akan normal dengan pakan buatan.

Pengalaman kami, kecepatan adaptasi kambing atau domba berbeda-beda.
Ada yang pada saat pertama diberi langsung menyukai pakan buatan ini, namun ada pula yang perlu waktu sampai 2 hari untuk adaptasi sampai benar-benar berpindah ke pakan buatan.

Satu hal lagi, atur kadar air jangan terlalu tinggi.
Bila terlalu tinggi atau basah, hasil fermentasi tidak optimal dan kurang tahan lama.

5. MANFAAT PAKAN HASIL FERMENTASI BASAH
Pakan hasil fermentasi akan lebih mudah dicerna sehingga penyerapan nutrisi bisa optimal.
Dengan pola ini, kebutuhan nutrisi dalam pakan sudah terpenuhi sehingga pertumbuhan ternak akan lebih cepat dibandingkan dengan diberi pakan biasa (rumput), biasanya pertumbuhan 2–4 kali meningkat dibandingkan pakan biasa.
Rata-rata 2,5 – 14 kg/minggu, sedangkan tanpa Bioboost rata-rata 2,5 kg/bulan.

Daging ternak tidak banyak mengandung lemak karena komposisi pakan sudah ideal.
Nutrisi pakan berupa vitamin tercukupi dengan adanya kandungan Bioboost dalam pakan.

Limbah kotoran ternak tidak bau seperti kalau diberi pakan biasa.
Dengan demikian lingkungan akan tetap sehat.
Silakan bandingkan..
Menghilangkan kebiasaan mencari rumput atau ngarit dan angon.


Semoga Bermanfaat..

Pengendalian Hama Tanaman Jagung

Pengendalian Hama Tanaman Jagung

Hama pada tanaman jagung merupakan salah satu faktor terjadinya kegagalan dalam budidaya tanaman jagung.
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dalam budidaya tanaman jagung perlu dilakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman jagung secara tepat.
Apabila tidak dikendalikan dapat dipastikan dalam budidaya tanaman jagung mengalami kerugian.

Jenis hama yang sering menyerang tanaman jagung diantaranya yaitu belalang, ulat tanah, lalat bibit, ulat grayak, kumbang bubuk, kutu daun, penggerek tongkol dan penggerek batang.
Untuk mengatasi hama tersebut dapat dilakukan secara kimiawi maupun secara teknis.


BELALANG
Oxyca chinensis dan Locusta sp. merupakan jenis belalang yang menyerang tanaman jagung.
Hama ini menyerang tanaman jagung dengan cara memakan tanaman yang masih muda.
Belalang menyerang tanaman jagung hingga menghabiskan seluruh bagian daun, bahkan sampai tulang daunnya.
Hama ini banyak ditemukan pada daerah dataran rendah, persawahan, serta lahan budidaya tanaman jagung yang berdekatan dengan padang rumput.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami dari hama ini yaitu burung dan laba-laba.
Selain itu dapat pula dilakukan dengan menggunakan biopestisida yang memiliki bahan aktif Metarhizium anisopliae.
Dengan biopestisida hama belalang yang dapat dikendalikan 70 – 90%.


LALAT BIBIT
Atherigona sp. atau yang lebih dikenal dengan nama lalat bibit menyerang tanaman jagung dengan cara melubangi batang dan memakannya hingga mencapai ke dasar batang tanaman jagung.
Hama ini menyerang tunas muda tanaman jagung yang baru tumbuh.
Tanaman jagung yang diserang oleh hama ini ditandai dengan tanaman yang berubah menjadi kuning, kerdil dan akhirnya mati.
Lalat bibit hanya dapat ditemukan di Sumatera dan pulau Jawa.
Untuk mengatasi hama lalat bibit dapat dilakukan dengan melakukan pergiliran tanaman, pemilihan waktu tanaman yang tepat dan menjaga kebersihan lahan untuk budidaya tanaman jagung.

Sedangkan pengendalian yang dilakukan secara kimiawi dapat dilakukan dengan mencampur benih tanaman jagung dengan nematisida seperti furadan, petrofur atau curater.
Tanaman jagung yang sudah berumur 5 hingga 7 hari dapat dilakukan penyemprotan dengan prevathon, curacron maupun regent.
Dianjurkan menggunakan Pestisida yang bersifat alami.


ULAT TANAH
Ulat tanah memiliki nama ilmiah Agrotis sp., hama ini menyerang tanaman jagung pada bagian batang dan daun tanaman jagung yang masih muda.
Malam hari merupakan waktu bagi tanaman ini untuk menyerang tanaman jagung sedangkan pada siang hari ulat tanah ini bersembunyi di dalam tanah.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan lahan dengan tepat, melakukan pergiliran tanaman, serta menjaga kebersihan lahan untuk budidaya tanaman jagung.


KUMBANG BUBUK
Hama ini menyerang tanaman jagung pada bagian tongkol jagung menjelang masa panen sampai ke tempat penyimpanan.

Pengendaliannya dilakukan dengan melakukan pergiliran tanaman, melakukan panen tepat waktu dan menanam varietas tanaman yang tahan terhadap penyakit dan hama.


ULAT GRAYAK
Biasanya hama ini menyerang tanaman secara berkelompok serta bersembunyi di bagian bawah daun.
Ulat grayak menyerang tanaman jagung pada bagian daun, dan menyebabkan daun berubah menjadi transparan dan berlubang bahkan hanya menyisakan tulang daunnya saja.
Untuk mengatasi serangan dari hama ini dilakukan dengan penyemprotan menggunakan insektisida.


PENGGEREK TONGKOL
Hama ini menyerang tongkol jagung dan memakan bijinya yang masih dalam masa perkembangan.
Pada lubang bekas hama ini terdapat kotoran yang menumpuk, kotoran ini dikeluarkan oleh hama penggerek tongkol.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan memanfaatkan agen hayati misalnya eriborus argentiopilosa dan trichoderma sp.

Semoga Bermanfaat

MACAM-MACAM PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

MACAM-MACAM PENYAKIT TANAMAN JAGUNG


1.  Bulai
Gejala :
Penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih sampai kekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah  pada pagi hari di sisi bawah daun jagung terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur.
Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat).
Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi.
Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.

Penyebab ;
Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora philippinensis yang luas sebarannya, sedangkan Peronosclerospora sorghii hanya ditemukan di dataran tinggi Brastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.

Penyakit ini menyerang tanaman jagung terutama pada masa vegetatif dengan serangan tertinggi pada tanaman saat berumur 20-40 HST.

Pengendalian :
Seed treatment pada benih direndam dengan Bioboost sebelum di tanam, penyemprotan rutin seminggu sekali dengan fungisida sejak tanaman tumbuh hingga berumur 50 hst, kurangi pupuk yang mengandung NITROGEN tinggi,gunakan pupuk kompos sebelum tanam.


2. Bercak Daun  
Gejala :
Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya yaitu Ras O, bercak berwarna coklat kemerahan Ras T bercak berukuran lebih besar , berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan.

Kedua ras ini, Ras T lebih virulen dibanding Ras O dan pada bibit jagung yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3-4 minggu setelah tanam.

Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak  dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur.
Bercak pada Ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji dan tongkol).

Permukaan biji yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar.
Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di lapang atau pada biji di penyimpanan.
Konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung.

Penyebab :
Bipolaris maydis Syn.
Pada B. maydis ada dua ras yaitu Ras O dan Ras T

Pengendalian :
Menanam varietas tahan penyakit
Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun        
Penggunaan fungisida dan atau Bioboost secara rutin


3. Hawar Daun
Gejala :
Pada awal infeksi  gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang  berbentuk ellips dan berkembang menjadi  nekrotik dan disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat.
Panjang hawar 2,5-15 Cm, bercak muncul awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas.
Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot.
Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman  pada  daun  atau  pada sisa sisa tanaman di lapang.  
Penyebab :
Helminthosporium turcicum

Pengendalian :
- Menanam varietas tahan
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun
- Penggunaan fungisida dan atau Bioboost secara rutin


4. Karat  
Gejala :
Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat  pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval dan berperan  penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin.
Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.

Penyebab :
Puccinia polysora

Pengendalian :
 - Menanam varietas tahan
 - Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma
 - Penggunaan fungisida dan atau Bionoost secara teratur


5. Busuk pelepah
Gejala :
Gejala penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak beraturan mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.
Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapat mencapai pucuk atau tongkol.
Cendawan ini bertahan  hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang.
Keadaan tanah yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum utama.

Penyebab :
Rhizoctonia solani

Pengendalian :
- Menggunakan varietas/galur yang  tahan sampai  agak tahan terhadap penyakit hawar  pelepah.
- Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
- Lahan  mempunyai drainase yang baik.
- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- Penggunaan fungisida dan atau Bioboost secara rutin


6. Busuk Batang
 Gejala :
Tanaman jagung tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan.
Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis.
Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat.
Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti :
Colletotrichum graminearum
Diplodia maydis
Gibberella zeae
Fusarium moniliforme
Macrophomina phaseolina
Pythium apanidermatum
Cephalosporium maydis
Cephalosporium acremonium.

Penularan Cendawan phatogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya.
Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga.
Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang berisi spora.

Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia.
Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh dan menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang.
Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman.
Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi  ke tongkol, dan biji yang terinfeksi bila ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.

Pengendalian :
- Pengendalian penyakit busuk batang jagung dapat  dilakukan dengan  menanam varietas tahan
- Pergiliran  tanaman
- Pemupukan berimbang,
- Menghindari pemberian N tinggi dan K rendah dan drainase yang baik.
- Pengendalian  penyakit  busuk  batang  (Fusarium)  secara hayati  dapat  dilakukan  dengan cendawan antagonis yang juga terdapat dan ada di Bioboost.


Semoga Bermanfaat..

Jenis-jenis jamur yang bisa di konsumsi dan ciri-ciri jamur beracun

Jenis-jenis jamur yang bisa di konsumsi dan ciri-ciri jamur beracun

Jenis-jenis jamur yang bisa di konsumsi dan menyehatkan yang bisa disajikan di meja makan?

1. Jamur Merang
Warna tudungnya ada beberapa macam, antara lain putih bersih, abu-abu dan hitam tergantung pada bibitnya dan cara budidayanya.
Paling enak jamur ini dimasak ketika tudungnya belum mekar.

2. Jamur Champignon
Di sini dikenal dengan nama jamur kancing.
Termasuk dalam jenis jamur bunga putih.
Jamur jenis ini dibudidayakan khusus di daerah beriklim sejuk.
Biasanya dijual segar atau dalam kaleng.
Selain itu, jamur ini juga dapat diawetkan dengan cara dikeringkan untuk tepung jamur atau keripik jamur.

3. Jamur Kuping
Dinamakan demikian karena bentuknya mirip daun telinga alias kuping.
Teksturnya lunak dan lentur saat masih segar.
Warna dan ukurannya bervariasi, tergantung jenisnya :
- Jamur Kuping Hitam (Black Jelly)
Berwarna agak kemerahan dan berukuran relatif lebar.
- Jamur Kuping Agar (White Jelly)
Berwarna putih, ukurannya lebih kecil dan tipis.
Lebih sering digunakan dalam masakan Cina.

4. Jamur Tiram
Biasanya disebut dengan  oyster mushroom.
Tangkai tudungnya tidak tepat di tengah dan tidak bulat benar, melainkan menyerupai cangkang tiram.
Ukuran dan warna tudungnya pun bervariasi, tergantung dari jenisnya :
- Jamur Tiram Putih (White Oyster)
Warna tudungnya putih susu sampai putih kekuningan dan bergaris tengah 3-14 cm.
- Jamur Tiram Abu-abu
Warna tudungnya abu-abu kecoklatan sampai kuning kehitaman dan lebarnya 6-14 cm.
- Jamur Tiram Cokelat (tedokihiratake atau abalon)
Warna tudungnya keputihan atau sedikit keabuan sampai abu-abu kecokelatan dan berdiameter 5-12 cm.
- Jamur Tiram Pink (Pink Oyster atau Sakura Shimeji)
Disebut demikian karena tudungnya berwana kemerahan.

Jamur tiram umumnya dijual dalam kemasan kaleng dan jarang sekali dijual dalam keadaan segar, karena jamur ini banyak mengandung air sehingga mudah busuk.              

5. Jamur Payung
Dalam bahasa Jepang disebut Shiitake, sedangkan dalam bahasa Cina disebut Hioko.
Di indonesia sendiri orang biasanya menyebutnya dengan nama jamur jengkol, hal ini karena bentuk dan aromanya seperti jengkol.
Jamur ini berwarna kuning kecokelatan dengan tudung berdiameter 3-10 cm.
Dalam keadaan segar jamur ini sedikit kenyal, tetapi setelah kering menjadi liat.
Harganya relatif mahal karena selain rasanya enak jamur ini juga berkhasiat mengobati penyakit Kanker dan Hepatitis B. Biasanya dijual dalam keadaan segar dan kering.

6. Jamur Morel
Berjuluk Rajanya Jamur di kawasan Eropa, karena rasanya yang sangat enak.
Banyak ditemukan pada saat musim semi dan awal musim gugur.
Untuk mendapatkan kelezatan berlipat ganda, jamur ini harus dimasak dengan keahlian khusus.
Banyak dijual dalam bentuk kering atau kalengan.

7. Jamur Ling Zhi
Selain rasanya sangat enak jika dimasak sup, jamur ini juga berkhasiat mencegah dan mengobati beberapa penyakit dalam.

8. Jamur Emas
Golden Mushroom ini sering juga disebut sebagai jamur kuritake.
Jamur ini berbentuk ramping mirip dengan bentuk taoge.

9. Jamur Boletus
Jamur ini sangat terkenal di kawasan Eropa karena aroma, rasa dan kelezatannya yang khas, terutama ketika jamur ini masih muda.

10. Jamur Nomeko
Disebut juga dengan Jamur Kepala Monyet.
Meskipun berbulu, rasanya sangat enak.
Di Indonesia, jamur ini tidak terlalu populer sehingga jarang ditemukan di pasaran.

11. Jamur  Black Truffle
Merupakan Jamur Hutan yang disebut juga Black Pearl  atau  Black Queen.
Harganya sangat mahal dan sukar diperoleh.
Sebab, jamur ini tumbuh di bawah permukaan tanah yaitu sedalam 10-30 cm.

12. Jamur Cepe
Batangnya menggelembung menyerupai batang pohon.
Banyak dibudidayakan di negara Eropa.
Jamur ini dapat dimakan mentah untuk salad dan sangat lezat dibuat campuran omelet.


Jamur Tiram
Jamur Tiram untuk Anti Kolesterol..!
Khasiat jamur bagi kesehatan tubuh memang terbukti.
Selain mengandung berbagai macam asam amino essensial, lemak, mineral, dan vitamin, juga terdapat zat penting yang berpengaruh terhadap aspek medis.
Sejak berabad-abad lalu, jamur sudah menjadi makanan istimewa sehingga banyak orang menjadi penggemar.
Sudah turun-temurun masyarakat Jepang dan Cina melengkapi menu dengan jamur.
Bukan saja kelezatan rasa, tetapi juga tinggi nilai gizinya.
Orang Yunani kuno percaya, makan jamur menyebabkan seseorang menjadi lebih kuat dan sehat.
Hasilnya mereka lebih kuat, berani dan perkasa.
Fira'un, Raja Mesir yang terkenal sangat keji, penghobi berat makan jamur.
Saking istimewanya, raja itu menyebut jamur sebagai makanan para dewa.

Ciri-ciri Jamur beracun antara lain :
Umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat lingkaran menyerupai cincin.
Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur beracun.
Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir.
Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi.
Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan.


Semoga Bermanfaat..

Cara merawat anak ayam bangkok secara tepat

Bagaimana cara merawat anak ayam bangkok yang tepat sehingga dapat tumbuh besar dengan cepat.

Anak Ayam Bangkok Perawatan anak ayam Bangkok yang selama ini kami lakukan tidak pernah lepas dari lima aspek utama budidaya.
Kelima aspek tersebut antara lain :
Kandang
Pakan
Suplemen
Cabut Bulu
Pemeliharaan intensif dalam kandang.


1. Kandang Anak Ayam Bangkok
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam cara merawat anak ayam Bangkok yang baru lahir adalah terkait masalah kandang.
Anak ayam yang baru lahir hingga usia 3 hari umumnya masih dalam kondisi kritis dan rentan mati.
Perawatan pada masa-masa tersebut harus dilakukan secara intensif untuk menekan jumlah kematian dan kerugian.
Perawatan ayam Bangkok baru lahir yang terpenting adalah dengan menjaga suhu dalam kandang supaya tetap hangat dan memungkinkan adaptasi baginya dengan lingkungan baru.
Menjaga suhu kandang secara alami merupakan tugas dari induk babon ayam.
Oleh karena itu, kita bisa menempatkan induk babon bersama dengan anak ayam yang baru lahir.
Akan tetapi bila terkendala karena penetasan si ayam menggunakan mesin, kita juga bisa menggunakan bantuan lampu bohlam untuk menjaga suhu dalam kandang anak ayam tersebut.

Mengatur suhu menggunakan bohlam juga ada tekniknya.
Umumnya, dengan ukuran kandang postal standar sebaiknya digunakan bohlam 5 watt saja.
Selain suhu, faktor penting dalam kandang yang perlu juga untuk diperhatikan adalah sirkulasi udara.
Untuk kandang anak ayam yang baru lahir, sebaiknya dinding kandang memiliki rongga yang lebih rapat untuk mencegah aliran udara secara langsung.
Aliran udara langsung bisa membuat anak ayam mati karena bibit penyakit, terutama bila lokasi kandang tidak dipagar menggunakan batu bata.

2. Pakan
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan dalam cara merawat anak ayam Bangkok adalah masalah pakan.
Beberapa beranggapan bahwa pada usia 1-2 hari, anak ayam sebaiknya cukup diberi air saja.
Kebutuhan nutrisi ayam masih dapat terpenuhi oleh kuning telur yang menempel pada bulu-bulunya.
Lewat usia tersebut, pakan berupa pur bisa diberikan dalam jumlah sewajarnya.
Adapun untuk menghemat pengeluaran, pakan pur juga bisa dicampuri bekatul dengan perbandingan 4:1.
Serta pengaplikasian Bioboost dapat diberikan semenjak anak ayam menetas.

3. Suplemen Tambahan
Menginjak usia 1 bulan, anak ayam Bangkok bisa diberi pakan dengan komposisi yang berbeda.
Para peternak ayam Bangkok aduan sukses umumnya menggunakan campuran pakan berupa pur dan susu bubuk bayi dengan perbandingan 5:1.
Susu bubuk yang diberikan pada anak ayam Bangkok usia 1-4 bulan berpengaruh besar terhadap pembentukan tulang, otot, bulu dan bagian tubuh lainnya.
Jika mungkin harga susu bubuk di pasaran tidak sesuai dengan isi dompet kita, penggunaan susu bubuk bekas (kadaluarsa) juga masih aman dan dimungkinkan.
Pemberian Chlorophyll 1x1 sloki dan Omegasqua 1x1 butir, wajib diberikan setiap hari dalam 1 minggu sebelum adu tanding dan setelah adu tanding.

4. Cabut Bulu
Bulu-bulu yang tumbuh pada anak ayam Bangkok menghabiskan banyak porsi gizi dari makanan yang dikonsumsinya.
Oleh karena itu, jika Anda ingin anak ayam bangkok Anda cepat tumbuh besar, sebaiknya potong dan buanglah sebagian dari bulunya.
Bagian bulu yang dipotong para usia 3 minggu adalah bulu pada sayap dan ekor.
Adapun saat usianya sudah beranjak 2 bulan atau setelah bulu punggung dan bulu leher mulai rontok, bulu-bulu yang tersisa haruslah segera dicabut juga, terutama pada bagian dada dan pahanya.
Pencabutan bulu ini selain dapat mengoptimalkan serapan makanan untuk pertumbuhannya, juga dianggap penting karena dapat mempertebal kulit dari bagian tubuh yang bulunya dicabuti.

5. Perawatan Intensif
Perawatan anak ayam bangkok aduan hingga usia 6 bulan atau sampai bulu rawis dan leher barunya tumbuh sebaiknya cukup di dalam kandang saja.
Hal ini dilakukan untuk menghindari hilangnya energi ayam karena ia terlalu banyak bermain.
Energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan tubuhnya akan hilang bila ia sering diumbar.
Oleh karena itu, jika ingin mengumbarnya, berikanlah waktu tidak lebih dari 30 menit.


Semoga Bermanfaat..

Hama dan Penyakit Strawberry

Hama dan Penyakit Strawberry


A. HAMA

1.  Ulat Grayak Spodoptera litura
Ulat grayak (Spodoptera litura) adalah serangga yang paling banyak ditemukan dan merusak pada tanaman strawberry.
Ulat ini memakan daun secara berkelompok (gregarious) dan bersifat polyfag, dimana ulat tidak hanya ditemukan memakan daun strawberry tetapi juga tanaman lainnya seperti tanaman pangan, sayuran maupun buah-buahan.
Warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanah Agrothis ipsilon, namun terdapat perbedaan yang cukup mencolok, yaitu pada ulat grayak terdapat tanda bulan sabit berwarna hijau gelap dengan garis punggung gelap memanjang.

Pada umur 2 minggu, panjang ulat sekitar 5 cm.
Ulat berkepompong di dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon), berwarna coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,60 cm.
Siklus hidup berkisar antara 30-60 hari (lama stadium telur 2-4 hari).
Stadium larva terdiri atas 5 instar yang berlangsung selama 20-46 hari.
Lama stadium pupa 8-11 hari.
Seekor ngengat betina dapat meletakkan 2.000-3.000 telur.

Larva yang masih muda menyerang daun dengan meninggalkan lapisan epidermis daun sehingga daun nampak transparan.
Larva bersembunyi pada bagian bawah daun pada siang hari dan menyerang pada malam hari atau pada intensitas cahaya matahari yang rendah.
Pada serangan berat, tanaman menjadi gundul karena daun habis dimakan.
Ulat grayak banyak ditemukan pada musim kemarau dan serangannya menjadi berat pada musim ini.


2.Slug
Slug atau bekicot tanpa cangkang merupakan pemakan buah.
Slug sering menyerang pada malam dan pagi hari, lalu bersembunyi pada siang hari.
Slug memakan buah dengan cara menggigit dan melubangi buah serta meninggalkan lendir yang membuat buah menjadi busuk.
Serangan meningkat pada saat lembab terutama saat musim hujan, dan pada serangan berat buah di kebun habis dimakan.

Slug adalah nama umum (common name) untuk hewan gastropoda yang tidak memiliki cangkang ataupun memiliki cangkang internal yang sangat kecil.
Di daerah malang, slug disebut dengan klelet.
Tubuh slug lembut dan berlendir sehingga rentan terhadap kondisi yang kering.
Saat musim kering/kemarau, slug akan mundur dan bersembunyi di tempat yang lebih lembab dan populasinya akan meningkat pada saat musim penghujan.
Slug memiliki 2 pasang antena atau tentakel.
Antena yang lebih panjang peka terhadap rangsangan cahaya sedangkan yang lebih pendek merupakan indra penciuman.


3.  White Weevil
Kumbang ini sering ditemukan memakan daun tanaman Strawberry dan menyebabkan daun menjadi berlubang.
Kumbang berwarna putih dengan ukuran 5-7cm, dan memiliki sepasang antena yang panjangnya melebihi ukuran tubuhnya.
Kumbang ini mudah ditemukan saat pagi hari dan akan bersembunyi pada siang hari.


4. Siput/Bekicot
Siput merupakan hewan inveterbrata yang tergolong ke dalam kelas Gastropoda dan memiliki cangkang yang keras dan besar.
Siput memiliki dua pasang antena/tentakel yang fungsinya berbeda-beda yaitu sebagai indra penciuman dan indra yang peka terhadap rangsangan cahaya.
Siput bergerak perlahan menggunakan perutnya dan dengan bantuan lendir yang dihasilkan.

Siput di kebun Strawberry tidak menimbulkan kerusakan yang cukup berat karena populasi siput tidak besar.
Namun kerusakan yang dapat ditimbulkan bisa saja besar karena siput memakan buah strawberry hingga habis.
Berbeda dengan slug yang menimbulkan bekas gigitan berupa lubang-lubang pada buah strawberry, siput mengakibatkan hilangnya sebahagian buah atau seluruh bagian buah.


5.  Aphid
Kutu hitam merupakan salah satu hama yang menyerang daun muda dan pucuk tanaman, terutama pada tanaman musim kemarau.
Serangga ini bersifat polifag, menyerang dengan cara menusuk dan mengisap cairan sel-sel epidermis dan mesofil daun dengan menggunakan stiletnya.
Kelompok Aphids biasanya berkoloni di bawah permukaan daun atau sela-sela daun, hama ini mengekskresikan embun madu.

Aphid banyak menyerang tunas muda tanaman jeruk.
Akibatnya adalah daun menjadi mengkerut (helaian daun tidak halus, tetapi melengkung ke bawah ke tempat yang terserang aphis).
Hama ini dapat menularkan virus.
Berdasarkan pengamatan serangan hama ini pada tanaman jeruk sudah cukup tinggi dan kebun strawberry yang terletak di samping kebun jeruk yang terserang aphid rentan untuk terserang hama serupa.

Apabila dari suatu tempat terdapat sumber inokulum virus, maka sangat mudah bagi virus tersebut berpindah ke tanaman lain yang lebih sehat.
Tanaman yang diserang oleh kutu daun, daunnya akan mengeriting karena cairan dalam daun dihisap oleh hama ini.
Pada serangan hebat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman mengerdil.
Hama ini juga merupakan vektor penyakit virus.
Hama dapat mengeluarkan kotoran “embun madu’, sehingga kadang pada tanaman yang terdapat banyak kutu ini akan ditemui semut-semut yang akan memanfaatkan kotorannya.
Embun madu yang dapat menjadi media tumbuhnya jamur jelaga yang dapat menutupi daun dalam proses fotosintesa.

Beberapa spesies kutu tanaman yang dikenal menyerang tanaman strawberry adalah :
Chaetosiphon fragaefolii
Aphis forbesii
Acyrthosiphon rogersii

Beberapa kutu yang bersifat polyfagus juga terkadang ditemukan pada tanaman strawberry seperti :
Aphis gossypii
Aulacorthum solani
Myzus ascalonicus
Macrosiphum euphorbiae
Rhodobium porosum


6. Penggerek Buah
Serangga ini ditemukan pada beberapa buah strawberry yang sudah membusuk.
Beberapa kumbang dewasa ditemukan di dalam buah.
Berukuran 1-3 mm dan berwarna orange dengan bercak hitam pada punggungnya.
Kumbang tergolong ke dalam Coleoptera karena terlihat memiliki elutra meskipun berukuran kecil.
Meningkatnya populasi dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang kotor dan banyak sisa-sisa tanaman.


7. Uret
Uret adalah salah satu hama yang mengganggu di pertanaman strawberry.
Hama ini ditemukan pada musim penghujan, sehingga pada saat pengamatan bulan Juli-Agustus uret tidak ditemukan.
Serangan uret terhadap tanaman strawberry mengakibatkan sistem perakaran rusak karena termakan uret.
Sehingga pertumbuhan tanaman terhambat bahkan pada serangan yang parah tanaman strawberry dapat mengalami kematian ditandai dengan layunya tanaman.
Uret pada permulaannya hanya memakan humus dan kotoran lainnya.
Namun, setelah sedikit besar, uret memakan akar-akar tanaman yang masih hidup, bahkan kadang memakan kulit batang yang berada dalam tanah sehingga bisa menyebabkan kematian tanaman.


B. PENYAKIT

1. Bercak Merah
Penyakit ini ditandai dengan terdapatnya bercak-bercak kecil-bulat berwarna merah keunguan pada daun tanaman strawberry.
Penyakit ini jarang ditemukan pada pertanaman strawberry dengan tingkat kerusakan sangat rendah.
Dari daun yang bergejala diisolasi dan dibiakkan di dalam Petridis, lalu diamati di bawah mikroskop.
Dari pengamatan tersebut diamati konidia menyerupai Pestalotia sp.


2. Tip Burn
Gejala Tip Burn terlihat pada ujung daun tanaman strawberry yang nampak tebakar.
Daun yang menunjukkan gejala menjadi tidak segar dan pertumbuhan menjadi terhambat.
Gejala nampak pada daun baru, menyebar dari pusat tumbuh.
Sebanyak ±10% tanaman menunjukkan gejala tip burn.
Tip burn adalah indikasi kekurangan kalsium yang mengakibatkan sel-sel daun mudah pecah dan mengakibatkan nekrosis.

Kalsium dibawa akar ke seluruh tanaman melalui proses evapotransprasi, sehingga proses ini jg mempengaruhi sebaran kalsium.
Pada cuaca cerah, proses evapotranspirasi dapat berlangsung dengan baik, tetapi pada saat cuaca lembab, proses ini akan terhambat sehingga sebaran kalsium tidak merata pada tanaman.
Sehingga kondisi tanah yang lembab akan sangat mempengaruhi kecukupan kalsium pada tanaman, meskipun pemberian kalsium pada tanah sudah cukup.

Literatur ilmiah mengatakan bahwa dalam strawberry, daun yang mengandung kalsium kurang dari 0,9%, secara signifikan menunjukkan gejala ujung terbakar (tip burn).
Meskipun begitu, kelebihan kalsium sebanyak 1,5% dari jaringan akan mengakibatkan daun menjadi kering.


3. Hawar Daun
Gejala hawar dimulai dari tepi daun menuju ke tengah dan daun akan menjadi hijau kusam.
Gejala semakin berat ditunjukkan dengan daun yang menjadi layu dan mengering.
Serangan yang parah menyebabkan seluruh tanaman tumbuh meranggas dan mati.
Pada cuaca panas, tanaman akan menjadi cepat layu dan mati.
Gejala ini banyak terlihat pada bibit yang baru dipindah semai.
Diduga penyebab penyakit adalah patogen tanah dan berdasarkan beberapa litelatur penyebab penyakit ini adalah Phytophthora sp.


4. Leaf Blight
Gejala berupa bintik-bintik berwarna ungu yang berkembang menjadi coklat lalu disekitar bintik meluas daerah yang berwarna kekuningan hingga keunguan.
Daun yang tua menjadi suram dan tumbuh merana kemudian mati (gugur).
Penyakit in cukup banyak ditemukan pada pertanaman strawberry yang tidak terawat dengan kondisi yang lembab.


5. Virus
Beberapa tanaman strawberry menunjukkan gejala yang menyerupai gejala serangan virus, yaitu daun menjadi kriting dan warnanya tidak merata seperti mengalami mozaik.
Pertumbuhan tanaman kemudian akan sangat berbeda dari tanaman sehat, tanaman terserang virus tumbuh kerdil dan tidak membentuk buah.


6. Antraknosa
Antraknosa dapat menyerang daun, batang, stolon dan paling sering terlihat menyerang buah.
Buah dapat terserang sejak di lapangan yang kemudian berkembang setelah panen di tempat penyimpanan, mengakibatkan masa panen buah menjadi singkat dan dapat menginfeksi buah lainnya di tempat penyimpanan.
Gejala pada batang maupun stolon berupa busuk oval, yang pada tengahnya terdapat bintik-bintik kehitaman.
Akibatnya daun menjadi kekuningan dan tanaman layu.
Pada buah akan terlihat busuk lunak melingkar yang memusat ditengah terdapat bintik-bintik putih.
Berdasarkan litelatur yang ada, patogen penyebab patek adalah Colletrotrichum sp.


8. Gray Mold
Berdasarkan literatur, Gray Mold disebabkan oleh jamur Botrytis cinerea.Buah muda rentan terhadap infeksi tetapi gejala akan terlihat saat sudah tua, buah yang berada di dalam bunga akan menjadi coklat kering.
Buah muda yang terinfeksi menjadi busuk coklat, warna coklat menyebar lalu buah menjadi kering dan permukaannya ditutupi bubuk keabu-abuan seperti berdebu.
Penyakit ini berkembang sangat pesat pada tempat penyimpanan, setelah buah dipanen, dan menyebar ke buah lain yang sehat.
Pada kondisi yang mendukung pertumbuhan jamur, buah dapat membusuk dalam waktung 48 jam setelah dipanen.


Pengendalian OPT Menggunakan Agen Hayati
Pengendalian OPT di pertanaman strawberry masih menggunakan sistem semi-organik, yaitu mulai memaksimalkan penggunaan pestisida alami atau pun musuh alami untuk menggantikan pestisida kimia, namun untuk beberapa kasus serangan OPT masih menggunakan beberapa pestisida kimia yang belum bisa digantikan pestisida alami.
Pestisida alami seperti Pestona untuk mengendalikan hama ulat dan uret, soda kue dan Ridomil untuk mengendalikan OPT jamur.
Salah satu Agen Hayati yang dapat mencegah pertumbuhan dan perkembangan jamur adalah K-Bioboost.


Semoga Bermanfaat..

JENIS-JENIS JAMUR TIRAM

JENIS-JENIS JAMUR TIRAM


Jamur Tiram memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan warna tubuh buahnya (tudung) dan masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Jenis Jamur Tiram diantaranya :
Jamur Tiram Putih
Jamur Tiram Merah
Jamur Tiram Abu-abu
Jamur Tiram Coklat.

1. Jenis Jamur Tiram Putih
Jenis Jamur Tiram Putih (Peluerotus ostreatus) atau White Mushroom juga dikenal dengan istilah Jamur Shimeji (Jepang).
Sesuai dengan namanya jamur ini memiliki tudung atau tubuh buah warna putih susu, dan diameter tudung jamur dewasa antara 3-8 cm.
Kulit tudungnya agak tipis, tetapi rata dan ada yang bergelombang serta memiliki banyak cabang dalam satu rumpun.
Besar kecilnya masing-masing cabang tidak sama, ada yang kecil dan ada pula yang sangat besar/lebar.
Dari beberapa jenis Jamur Tiram, Jamur Tiram Putih paling banyak dan populer dibudidayakan di Indonesia, serta paling banyak dijual dipasaran, baik pasar swalayan maupun pasar tradisional.

Dalam mikologi penggolongan Jamur Tiram Putih adalah sebagai berikut :
1. Devisi     : Amastigomycota
2. Klas        : Basidiomycetes
3. Subklas   : Homobasidiomycetidae
4. Ordo       : Agaricales
5. Suku       : Agaricaceae
6. Marga     : Pleurotus
7. Spesies    : Pleurotus ostreatus

2. Jenis Jamur Tiram Merah
Jenis Jamur Tiram Merah (Pleurotus flabellatus) di Jepang dijuluki sebagai Sakura Shimeji.
Tudung atau tubuh buahnya agak tebal dan jumlah cabangnya dalam satu rumpun lebih sedikit.
Diameter tudung antara 5 sampai 10 cm.
Mikologi penggolongan Jamur Tiram Merah sama dengan Jamur Tiram Putih.
Perbedaannya hanya terletak pada spesies, yakni Flabellatus.
Jamur Tiram Merah menduduki nomor dua baik membudidayaannya maupun ketersediaannya di pasaran, setelah Jamur Tiram Putih.
Oleh karena itu jamur pasaran ini jarang ditemui dipasaran.

3. Jenis Jamur Tiram Abu-Abu
Jenis Jamur Tiram Abu-abu (Pleurotus sayor caju) warna tudung atau tubuh buahnya abu-abu (shimeji Grey), dengan diameter tudung antara 4-12 cm.
Jumlah cabangnya agak sedikit.
Mikologi penggolongannya sama dengan Jamur Tiram Putih, perbedaannya hanya pada spesiesnya.
Jamur jenis ini juga agak sulit ditemui dipasar dan amat sedikit yang membudidayakannya.

4. Jenis Jamur Tiram Coklat
Jenis Jamur Tiram Coklat (Pleurotus cystidiosus) dikenal dengan nama Jamur Abalone.
Tudungnya lebih tebal, memiliki diameter antara 4 sampai 10 cm.

5. Jamur Tiram Kuning
Jamur Tiram Kuning (Pleurotus citrinipileatus) tudungnya berdiameter 2 sampai 5 cm berwarna kuning cerah bak emas sehingga dijuluki Golden Oyster alias Jamur Tiram Emas.
Saking cantiknya, banyak yang enggan memasak jamur kuning karena lebih senang memajang seperti tanaman hias.
Padahal, rasanya nutty, seperti kacang mete, meski warna sedikit memudar ketika dimasak.

Ekstrak Jamur Tiram Kuning bersifat antioksidan dan anthiperlipidemia.
Jamur emas mengandung lektin yang berkhasiat anti tumor.
Hasil penelitian di China, dengan memasukkan 5 mg lektin per bobot tubuh tikus pengidap sarkoma, mampu menghambat pertumbuhan tumor hingga 80%.
Selain itu, ekstrak gilikoprotein dari jamur tiram kuning berdosis 12,5 mg/ml ampuh menghadang proliferasi sel kanker leukimia.
Jamur Tiram Kuning bisa dimanfaatkan sebagai afrodisiak, yaitu pembangkit gairah laki-laki.

6. Jamur Tiram Raja
Jamur tiram raja (Pleurotus umbellatus) disebut juga king oyster.
Jamur ini tidak bercabang sehingga tidak banyak individu yang terbentuk.
Jamur Tiram Raja memiliki batang yang tebal dan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa sedikit manis.
Jamur tiram ini memiliki daya simpan yang lebih panjang dibandingkan dengan varietas jamur tiram lainnya.

Budidaya Jamur Tiram Raja telah berkembang pesat di Asia Tenggara selama dekade terakhir.
Tahun 1993, perusahaan di Cina, Taiwan dan Jepang telah mulai memproduksi secara komersial jamur tiram yang lezat ini.
Jamur Tiram King dijual segar di pasar lokal dan diekspor kering atau dalam stoples.
Jamur ini dapat ditemukan dalam bentuk kering di toko-toko khusus Cina.
Semoga Bermanfaat..

Hal hal yg perlu diketahui sebelum terjun ke bisnis jamur tiram

Sebelum Terjun Ke Bisnis Jamur Tiram, Ketahui Hal-Hal Berikut Ini :

Bisnis jamur tiram memang menggiurkan..
Seorang petani jamur tiram mengatakan bahwa dalam sekali panen dirinya mampu menghasilkan 25 kg jamur dengan harga kotor Rp 241.000,-. Sementara modal dari satu log hanya membutuhkan dana Rp 2000,- saja.
Namun, sebelum memulai usaha jamur tiram gali lebih banyak pengetahuan tentang jamur tiram.
Alih-alih sukses meraup keuntungan dalam bisnis, kita bisa mengalami kerugian jika tidak pandai membudidayakan jamur tiram.


1. Persiapkan dengan cermat hal-hal yang diperlukan untuk membudidaya Jamur Tiram.

Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus sudah tersedia.
Siapkan di antaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan budidaya.

Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat.
Peralatan budidaya jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan dapur.


2. Jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda, membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula.

Jamur liar berbeda dengan jamur yang dibudidayakan.
Jamur membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda-beda tergantung pada kondisi lingkungan setempat.

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan takarannya, yakni dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya.


3. Serbuk gergaji adalah nutrisi bagi jamur.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi jamur.
Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras.
Hal ini karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur.

Jenis-jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram antara lain sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni.
Untuk mendapatkan serbuk kayu pembudidaya bisa memperolehnya di tempat penggergajian kayu.

Sebelum digunakan sebagai media biasanya sebuk kayu dibuat kompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur.

Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1-2 hari.
Pengomposan berlangsung dengan baik jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat.


4. Dedak/bekatul dan tepung jagung adalah penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur.

Dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip.
Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru.
Jika memakai bahan yang sudah lama kemungkinan bahan tersebut sudah mengalami fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki.


5. Kapur adalah sumber mineral dan pengatur pH bagi jamur.

Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. 
Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media menjadi rendah.


6. Ikuti aturan mencampur media bagi jamur berikut ini :

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm.

Adapun komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%.

Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu :
- Sterilisasi bahan 
- Sterilisasi baglog


7. Perlu menyiapkan kumbung

Berikut adalah informasi mengenai kumbung :
Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur.
Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog.
Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.

Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu.
Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan.
Atapnya dari genteng atau sirap.
Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas.
Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.

Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat.
Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog.
Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu.
Rak diletakkan berjajar.
Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat.
Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter.
Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog.
Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.

Sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu.
Berikut langkah-langkahnya:
- Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
- Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung.
- Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
- Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan.
- Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.


8. Juga perlu menyiapkan baglog

Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. 
Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu.
Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang.
Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.

Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri.
Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain.
Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.

Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 3.000-3.500.


9. Rawat baglog dengan baik

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni :
- Diletakkan secara vertikal, ubang baglog menghadap ke atas. 
- Diletakkan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.

Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air.
Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog.
Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah.
Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.

Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:
Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog.
Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari.
Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.

Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar.
Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram.
Penyiraman cukup pada lantai saja.

Lakukan penyiraman dengan sprayer.
Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. 
Semakin sempurna pengabutan semakin baik.
Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung.
Jaga suhu pada kisaran 16-24 derajatnC.


10. Waspada terhadap hama ulat

Ulat merupakan hama yang paling banyak ditemui dalam budidaya jamur tiram.
Ada tiga faktor penyebab kemunculan hama ini yaitu faktor kelembaban, kotoran dari sisa pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen, serta lingkungan yang tida bersih.

Hama ulat muncul ketika kelembaban udara berlebihan.
Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika musim hujan.
Untuk tindakan pencegahan, atur sirkulasi udara dengan cara membuka lubang sirkulasi dan untuk sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.
Lakukan juga pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.

Pangkal jamur yang tertinggal di baglog saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik.
Kepik inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat.
Sementara jamur yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk.

Hal ini menyebabkan munculnya ulat.
Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan baglog telah dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau batang dan jamur yang tidak terpanen.


11. Waspadai hama semut dan laba-laba

Secara mekanis hama semut dan laba-laba dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan minyak tanah.
Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida.

Namun, sebaiknya hindari penggunaan penggunaan insektisida jika serangan tidak parah.
Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut baglog.
Untuk mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis, yaitu mengambilnya dengan tangan.


12. Waspadai penyakit tangkai memanjang

Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal.
Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang sempurna.
Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.


13. Hati-hati..! Jamur juga bisa berjamur.

Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog.
Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan timbulnya lendir pada substrat.

Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali.
Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab.

Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya.
Kelembaban di dalam kumbung juga diatur agar tidak berlebihan.

Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun masih tertutup.
Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.


14. Ketika tiba masa Panen

Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen.
Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik.
Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg.
Setelah itu baglog jangan dibuang karena bisa dijadikan bahan kompos.

Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. 
Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing.
Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih.
Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah.

Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama.
Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.


15. Perhatikan juga proses pengemasan

Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. 
Semakin sedikit udara yang ada di dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan.

Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari.
Oleh karena itu, agar jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses pengangkutan/transportasi tidak boleh terlalu lama dari proses pengemasannya.

Seandainya jarak pengangkutan cukup jauh, sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.

Sex Reversal Pada Benih Ikan Nila

Sex Reversal Pada Benih Ikan Nila dan Identifikasi Kelaminnya Menggunakan Acetokarmin

Sex Reversal merupakan suatu cara membalikan arah perkembangbiakan kelamin pada spesies ikan seharusnya berkelamin betina diarahkan perkembangan gonadnya menjadi jantan atau sebaliknya.
Teknik sex reversal hanya merubah fenotip ikan tanpa merubah genotipnya, dengan demikian susunan genetic ikan masih sama karena genotip tidak berubah.
Sex reversal dilakukan saat gonad masih belum terdiferensiasi secara jelas jantan atau betinanya, belum terdiferensiasinya gonad secara jelas (jantan atau betina) biasanya saat ikan dalam fase larva.
Oleh karena itu, waktu yang cocok untuk untuk dilakukan sex reversal pada ikan nila saat menjadi larva umur 6-7 hari sampai umur 27-28 hari setelah penetasan telur, sedangkan pada ikan nila merah sex reversal dilakukan pada saat menjadi larva umur 20 hari.

Manfaat dan kelebihan sex reversal yakni mendapatkan ikan dengan pertumbuhan cepat akibat populasi ikan yang diproduksi adalah populasi ikan monosex, sedangkan budidaya ikan monosex hasil sex reversal lebih menguntungkan karena dapat memaksimalkan usaha produksi perikanan. Ikan nila hasil reversal mempunyai manfaat/keunggulan yakni mencegah terjadinya pemijahan liar karena populasi ikan semuanya monosex, mendapatkan penampilan ikan yang baik, dan untuk pemurnian ras ikan melalui suatu ginogenesis.
Kekurangan dari sex reversal yakni hasil dari sex reversal tidak dapat dipastikan 100%, akan ada ikan yang mati saat dilakukan sex reversal, harga hormon untuk sex reversal mahal, dibutuhkan dosis hormon yang banyak agar proses sex reversal berhasil, dan butuh skill dan pengetahuan ekstra untuk melakukan sex reversal agar hasilnya 100% berhasil.

Ciri-ciri Nila Jantan yakni:
- Dagu berwarna kemerahan atau kehitaman,
- Sirip dada berwarna coklat kemerahan,
- Serut pipih berwarna kehitaman, jika dipijat (striping) bagian perut akan mengeluarkan cairan berwarna putih (sperma),
- Alat kelamin berbentuk runcing,
- Mempunyai 2 lubang yakni anus dan urogenital.

Ciri-ciri nila betina yakni
- Dagu berwarna putih,
- Sirip dada berwarna kehitaman,
- Perut berwarna putih dan mengembang,
- Jika dilakukan striping di bagian perutnya tidak mengeluarkan cairan atau mengeluarkan cairan berwarna kuning (telur),
- Alat kelamin berbentuk bulat sabit,
- Memiliki 3 lubang yakni anus, lubang genital, dan lubang urin.

Ikan nila dapat dibedakan jenis kelaminnya saat berat badan ikan mencapai 30-40 gram per ekornya atau kira-kira saat nila berumur dua bulan.
Nilai SR (Survival Rate) nila tidak mempengaruhi keberhasilan sex reversalnya, akan tetapi proses sex reversal-lah yang mempengaruhi nilai SR, keberhasilan sex reversal sangat dipengaruhi oleh  faktor lingkungan (terutama suhu dan pH), dosis hormon, lama perlakuan, dan jenis hormon.

Dalam penentuan kelamin nila setelah proses sex reversal dilakukan menggunakan pemberian larutan acetokarmin.
Acetokarmin adalah larutan pewarna yang digunakan dalam pewarnaan gonad ikan untuk pemeriksaan di bawah mikroskop.
Acetokarmin dapat mempermudah identifikasi gonad saat pengamatan sehingga jenis kelamin dari benih ikan nila akan cepat diketahui (teridentifikasi).
Larutan acetokarmin dibuat dari bubuk karmin dalam 100 ml asam asetat 45%.

Kelebihan identifikasi jenis kelamin benih ikan menggunakan acetokarmin yakni praktis, mudah dilakukan, cepat pengerjaannya, dan tidak perlu peralatan khusus, sedangkan kelemahanya yakni dibutuhkan ketrampilan khusus dan butuh penguasaan ekstra dalam pemeriksaan gonad.
Prinsip kerja identifikasi kelamin benih ikan menggunakan metode acetokarmin dipraktikum adalah ikan disiapkan, ikan dibedah dan diambil gonadnya, lalu gonad diletakan di gelas objek, kemudian diteteskan acetokarmin, dilakukan pencacahan, diamkan dan tutup dengan cover glass, lalu diamati di bawah mikroskop.

Pemberian acetokarmin berfungsi sebagai cat warna agar sel-sel gonad terlihat jelas dan dapat dibedakan antara gonad jantan dan betina, pencacahan dilakukan untuk menyebar larutan acetokarmin agar semua sel di gonad terwarnai dan tidak hanya tersebardi satu sisi, pencacahan juga dilakukan agar tidak terjadi penumpukan sel-sel yang dapat menghalangi proses identifikasi, sedangkan mikroskop sebagai alat bantu dalam pengamatan dan identifikasi gonad

101 pakan alternatif untuk ikan nila

101 Pakan Alternatif untuk Ikan Nila

Dalam budidayanya ikan nila termasuk jenis ikan pemakan segalanya atau yang biasa disebut omnivora.
Ikan Nila dapat tumbuh dengan baik dengan memakan apapun yang terdapat di dalam kolam.
Saat ikan nila masih berbentuk benih, ikan nila memakan plankton dan jasad-jasad mikro yang terdapat di dasar kolam.
Namun agar dapat berkembang dengan baik ikan nila harus diberikan makanan tambahan yang kaya akan protein.

101 Pakan Alternatif untuk Ikan Nila
Pemberian kuning telur biasanya diterapkan ketika pembenihan ikan nila.
Hal tersebut sudah banyak diterapkan para peternak ikan nila karena dapat menekan biaya pembelian pakan apalagi saat ini harga pakan ikan yang sedang melambung tinggi.
Ketika ikan nila telah berumur 4 bulan setelah pemijahan ikan nila sudah siap untuk dibesarkan.
Pada proses pembesaran ada banyak hal yang perlu diperhatikan terutama pemberian pakan yang berkualitas.
Namun saat ini harga pakan berkualitas cukup tinggi sehingga membuat banyak petani putar otak untuk menyiasatinya.

Nah.. kali ini kami akan memberikan informasi penting sebagai alternatif dari masalah yang telah disebutkan sebelumya.


Pakan Utama Ikan Nila
Budidaya pembesaran ikan nila pada umumnya memberikan pakan berupa pelet.
Pemberian pakan dilakukan setiap hari dengan frekuensi 3 kali sehari.

Pemberian pakan ikan nila memang tidak bisa terlepas dari pemberian pelet sebagai pakan utama.
Namun agar ikan nila dapat berkembang dengan baik, ikan nila harus diberikan pakan tambahan.
Pada bahasan ini admin tidak akan menjelaskan tentang pakan ikan nila yang resmi diperjual belikan di pasaran.
Namun admin akan membahas pakan tambahan alternatif untuk ikan nila.

Pakan Alternatif untuk Ikan Nila
Pemberian pakan alternatif untuk ikan nila bertujuan untuk menekan biaya pembelian pakan pelet yang cukup mahal.
Dengan menggunakan pakan alternatif, peternak dapat lebih menekan biaya pembelian pakan dan biaya tersebut dapat dialihkan untuk berbagai kebutuhan budidaya lainnya.

101 Pakan Alternatif untuk Ikan Nila
Azzola adalah tumbuhan paku air dari suku Azzollaceae yang merupakan tumbuhan mengapung dari suku tersebut.
Penggunaan azzola sebagai pakan ikan memang belum banyak diketahui oleh para peternak ikan.
Padahal penggunaan azzola untuk pakan ikan nila cukup menjanjikan selain dapaat menekan biaya pembelian pelet, azzola juga memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ikan nila.
Kandungan gizi tersebut antara lain protein, lemak, karbohidrat.
Kandungan gizi terbesar dari azzola adalah protein yaitu sebanyak 33%.
Azzola dapat diberikan untuk berbagai jenis ikan seperti nila, gurame, tawes patin dan bawal.

Ampas Kelapa
Salah satu limbah rumah tangga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ikan nila adalah ampas kelapa.
Ampas kelapa mengandung protein dan zat gizi lainnya yang baik untuk pertumbuhan ikan  nila.
Pengaplikasian ampas kelapa dapat diberikan langsung ataupun melalui proses fermentasi terlebih dahulu dengan Bioboost.

Limbah Sayuran
Limbah sayuran dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ikan nila.
Pemberian limbah sayuran untuk ikan nila terbilang cukup efektif untuk menekan biaya produksi karena hampis setiap rumah tangga pasti memiliki limbah sayuran.
Pemanfaatan tersebut dapat memberikan dampak positif untuk pertumbuhan ikan nila nantinya.
Pemberian limbah sayuran untuk ikan nila dapat digunakan hingga 20%.

Limbah Roti
Limbah roti bisa diperoleh dari sisa rumah tangga.
Namun limbah roti terbanyak terdapat pada café-café serta tempat nongkrong anak muda lainnya yang menyediakan menu roti.
Biasanya roti yang sudah basi akan dibuang, daripada limbah roti tersebut alangkah baiknya jika diberikan sebagai pakan alternatif untuk ikan nila.


Itulah beberapa pakan alternatif untuk ikan nila yang dapat anda jadikan sebagai referensi untuk budidaya ikan nila.
Berikan sedikit saran untuk peternak ikan nila, pakan alternatif yang telah kami sebutkan diatas hanyalah bersifat sebagai alternatif saja dan bukan untuk dijadikan sebagai pakan utama.
Pelet sebagai pakan utama ikan perannya tidak dapat digantikan dengan pakan alternatif yang telah disebutkan diatas.
Maka dari itu berikan pakan alternatif kepada ikan hanya pada saat anda kekurangan modal untuk membeli pelet dan juga digunakan sebagai variasi pakan agar ikan nila tidak bosan dengan pemberian pelet.

Insektisida dan jenisnya

*Insektisida dan Jenisnya


*Cara Kerja Insektisida
Secara ringkas insektisida dapat didifinisikan semua bahan yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama dari golongan serangga.
Ada banyak sekali jenis dan merek insektisida yang beredar di pasaran.
Untuk mempermudah mengenal insektisida, insektisida digolongkan menurut kriteria/batasan tertentu.


*Penggolongan Insektisida

Pembagian menurut cara kerjanya :
Insektisida kontakInsektisida racun perut
Insektisida racun pernafasan
Insektisida sistemik

Pembagian menurut asal bahan yang digunakan :
*Insektisida kimia sintetik
Insektisida yang banyak kita kenal seperti organofosfor, karbamat, piretroid sintetik.

*Insektisida Botani (berasal dari ekstrak tumbuhan)
Ekstrak sejenis bunga krisan (Chrisanthemum sp-Compositae/Asteraceae) (piretrin).
Dalam kemajuannya insektisida ini telah dibuat secara sintetik dan disebut sintetik piretroid (permetrin, sipermetrin , sihalotrin dll)
Ekstrak biji nimba (azadirahtin- Nimbo 0,6 AS)
Ekstrak akar tuba (rotenon- Biocin 2 AS)Insektisida dari mikroorganisme Beauveria bassiana (Bevaria P, Bassiria AS)
Bacillus thuringigiensis (Bactospeine WP, Thuricide HP, Turex WP).


Pembagian yang umum, yang banyak digunakan adalah berdasar batasan golongan kimia dan cara kerja yang khas yaitu :

Anorganik (tembaga arsenat, boraks, merkuri klorida)
Organochlorine (DDT, aldrin, dieldrin, endosulfan)
Organofosfor (organophosphorus)
Organophosphate (dicrotophos, monocrotophos, naled)
Organothiophosphate (phenthoate, dimethoate, omethoate, poksim, chlorpyrifos, diazinon, fenitrothion, profenofos, trichlorfon dll)

Phosphoramidate (fenamiphos, mephosfolan, phosfolan)
Phosphoramidothioate (acephat, isofenphos, methamidophos)
Phosphorodiamide (dimefox, mazidox)
Karbamat (carbamate) (carbaryl, bendiocarb)
Benzofuranyl methylcarbamate (carbofuran, carbosulfan, benfuracarb)
Dimethylcarbamate (dimetan, dimetilan, pirimicarb)
Oxime carbamate (methomyl, oxamyl, thiodicarb)
Phenyl methylcarbamate (fenobucarb, isoprocarb, propoxur)

Pyrethroid
Pyrethroid ester (allethrin, cyfluthrin, cyhalothrin, cypermethrin, deltamethrin, fenpropathrin, fenvalerate, fluvalinate, transfluthrin dll)
Pyrethroid ether (etofenprox, flufenprox)
IGR (insect growth regulator)
Chitin synthesis inhibitor (menghambat sintesis chitin (buprofezin, cyromazin, diflubenzuron, luvenuron)
Moulting hormones agonist (menghambat pembentukan kepompong) (halofenozide, tebufenozide, a-ecdysone).
Juvenile hormone mimic (mengganggu secara hormonal serangga tetap dalam fase larva (fenoxycarb, hydroprene, methoprene).
Dinitrophenol (dinex, dinoprop, DNOC)
Flourine (barium hexafluorosilicate, sodium hexafluorosilicate)
Formamidine (amitraz, chlordimeform)
Nereistoxin analog (cartap, bensultap, thiosultap)
Nicotinoid (imidacloprid, acetamiprid, thiametoxam)Pyrazol (fipronil)

*Insektisida Botani
Insektisida antibiotik (abamectin, ivermectin, spinosad)
Insektisida fumigant (chloropicrin, ethylene dibromide, phosphine) Dan lain-lain

Cara Kerja Insektisida :
Kita telah mengetahui bahwa insektisida adalah bahan racun yang mematikan serangga, tetapi bagaimana proses insektisida mematikan serangga masih tanda tanya.
Umumnya informasi tentang insektisda untuk pengguna (petani) adalah tentang efikasi, cara penggunaan dan keamanannya.
Proses bagaimana insektisida meracun dan mematikan serangga (mode of action) hanya disebut secara garis besar seperti racun kontak, racun perut, atau racun pernafasan.
Informasi demikian sudah cukup.

Untuk mengetahui proses mode of action suatu insektisida diperlukan penelitian yang banyak memerlukan tenaga, waktu, keahlian dan fasilitas yang memadai.
Oleh karena itu tidak semua insektisida yang beredar diketahui informasi mode of action nya secara detail, belum lagi senyawa-senyawa insektisida baru yang terus ditemukan.
Barangkali tidak semua penemu bahan aktif insektisida selalu mengadakan penelitian mode of action nya terhadap serangga.

Disamping itu untuk memahami mode of action suatu insektisida cukup sulit, karena diperlukan pengetahuan dasar lain terutama anatomi dan fisiologi serangga.
Oleh karena itu pula informasi suatu insektisida tidak selalu menyertakan informasi mode of action nya secara detail.
Informasi demikian hanya bermanfaat untuk kalangan tertentu.
Saat ini, dari hasil penelitian yang ada, paling tidak telah diketahui secara garis besar ada lima macam mode of action insektisida, yang telah diketahui :

1. Insektisida yang mempengaruhi sistem syaraf
Kebanyakan insektisida seperti organofosfor, karbamat dan piretroid sintetik dan lainnya bekerja dengan mengganggu sistem syaraf.
Untuk dapat lebih memahami cara kerja racun saraf berikut diuraikan sedikit tentang sistem saraf.
Sistem saraf adalah suatu organ yang digunakan untuk merespon rangsangan baik dari luar maupun dari dalamsehingga serangga dapat hidup dan berkembang.
Sistem saraf terdiri dari banyak sel saraf (neuron) yang saling berhubungan yang menyebar ke seluruh tubuh.

Secara tipikal bentuk neuron di salah satu ujungnya berupa semacam serabut yang disebut dendrit dan diujung lain memanjang dan ujungnya bercabang-cabang disebut akson.
Antar neuron berhubungan melalui aksonnya.
Titik dimana dua neuron berhubungan disebut sinap.
Ujung akson yang berhubungan neuron lainnya disebut presinap sedangkan bagian dari neuron yang berhubungan dengan presinap disebut postsinap.

Impul saraf berjalan dari satu neuron ke neuron berikutnya sepanjang akson melalui sinap.
Di daerah sinap impul saraf diteruskan oleh neurotransmitter yang banyak jenisnya.
Berjalannya impul saraf merupakan proses yang sangat kompleks.
Proses ini dipengaruhi oleh keseimbangan ion-ion K+, Na+, CA++, Cl-, berbagai macam protein, enzim, neurotransmitter, dan lain-lainnya yang saling mempengaruhi. Gangguan pada salah satu faktor mengakibatkan impul saraf tidak dapat berjalan secara normal.
Sehingga serangga tidak mampu merespon rangsangan.

Insektisida organofosfor dan karbamat mengikat enzim asetilkolinesterase yang berfungsi menghidrolisis asetilkolin.
Dalam keadaan normal asetilkolin berfungsi menghantar impul saraf, setelah itu segera mengalami hidrolisis dengan bantuan enzim asetilkolinesterase menjadi kolin dan asam asetat.
Dengan terikatnya enzim asetilkolinesterase terjadi penumpukan asetilkolin, akibatnya impul saraf akan terstimulasi secara terus menerus menerus menyebabkan gejala tremor/gemetar dan gerakan tidak terkendali.

Piretroid sintetik adalah sintetik kimia yang menyerupai piretrin. Mulanya, insektisida pyretrin diperoleh dari ekstrak bunga tanaman Chrysanthemum sp (Compositae), namun sekarang manusia telah mampu membuat sintetiknya.
Piretrin memiliki knockdown yang cepat namun tidak stabil, mudah mengalami degradasi.
Sebaliknya, sintetik piretroid memiliki sifat lebih stabil.
Sintetik piretroid juga bekerja mengganggu sistem syaraf dengan mengikat protein “voltage-gated sodium channel” yang mengatur denyut impul syaraf.
Efeknya sama seperti yang disebabkan oleh organofosfor dan karbamat, impul saraf akan mengalami stimulasi secara terus menerus dan mengakibatkan serangga menunjukkan gejala tremor/gemetar, gerakan tak terkendali.

Imidacloprid, insektisida golongan kloronikotinil juga insektisida yang bekerja mengganggu sistem saraf.
Didalam sistem saraf, imidacloprid memiliki sifat menyerupai fungsi asetilkolin.
Seperti telah diterangkan di atas bahwa setelah asetilkolin meneruskan impul saraf pada reseptor akan segera terhidrolisa.
Imidacloprid akan menempati reseptor asetilkolin dan tetap terikat pada reseptor.
Efek selanjutnya mirip dengan organofosfor atau karbamat.

Avermektin, demikian juga abamektin juga bekerja sebagai racun saraf.
Avermektin adalah insektisida antibiotik yang berasal dari suatu jamur, secara kimia digolongkan dalam makrolakton.  
Avermektin mengikat suatu protein dalam sel saraf yang yaitu gamma amino butyric acid (GABA)-gated chloride channel.
Protein ini berfungsi mengatur impul saraf.
Avermektin menghambat fungsi protein ini, akibatnya saraf akan mengalami overeksitasi.
Gejala yang ditunjukkan tremor dan gerakan tak terkendali.
Demikian juga fipronil, insektisida dari golongan phenylpyrazole menunjukkan efek yang mirip menghambat fungsi GABA-gated chloride channel.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa sebagian besar insektisida walaupun memiliki struktur kimia yang berbeda, namun efeknya sama mengganggu sistem saraf jasad sasaran.


2. Insektisida yang menghambat produksi energi.
Dibandingkan dengan insetisida yang bekerja mengganggu racun saraf, insektisida golongan ini dapat dikatakan sangat sedikit.
Namun demikian tidak menutup kemungkinan akan berkembang pada masa datang.
Insektisida jenis ini yang telah beredar di Indonesia adalah dengan merek dagang Amdro.

Mekanisme kerja insektisida ini mengganggu proses respirasi, suatu proses yang menghasilkan energi untuk proses metabolisme.
Respirasi adalah suatu proses pemecahan gula atau senyawa lain yang menghasilkan energi.
Energi ini digunakan untuk proses pertumbuhan. Proses respirasi adalah proses yang kompleks, yang melibatkan banyak reaksi yang memerlukan enzim.
Gangguan-gangguan dalam setiap tahap reaksi ini akan menggaggu perolehan energi yang diperlukan yang akhirnya menghambat pertumbuhan dan jasad akan mati di atas kakinya sendiri karena kehabisan tenaga untuk tumbuh dan berkembang.


3. Insektisida yang mempengaruhi pertumbuhan serangga hama (IGR - Insect Growth Regulator)
Insektisida ini dibagi menjadi dua yaitu yang mempengaruhi sistem endokrin dan yang menghambat sintesis kitin.
Pertumbuhan serangga pada fase muda (larva), dikendalikan oleh hormon juvenile (juvenile hormon) yang diproduksi di otak.
Hormon juvenil mengatur kapan fase larva berakhir kemudian dilanjutkan dengan molting kemudian menjadi dewasa.
Insektisida berbahan aktin hydroprene, methoprene, pyriproxypen dan fenoxycarb bekerja menyerupai hormon juvenil, menyebabkan larva terganggu pertumbuhannya, tetap dalam fase muda, tidak dapat bekepompong dan akhirnya mati.

Insektisida yang menghambat pembentukan kitin adalah dari golongan benzoylurea seperti lufenuron (Program), diflubenzuron (Dimilin), teflubenzuron (Nomolt) dan hexaflumuron (Sentricon).
Kitin adalah komponen utama eksoskeleton serangga.
Terganggunya proses pembentukan kitin larva tidak dapat melanjutkan pertumbuhannya secara normal dan akhirnya mati.


4. Insektisida yang mempengaruhi keseimbangan air tubuh.
Tubuh serangga dilapisi oleh zat lilin/minyak untuk mencegah hilangnya air dari tubuhnya.
Diatom, silica aerogels dan asam borat adalah bahan yang dapat menyerap lilin/lemak, sehingga lapisan lilin akan hilang, serangga akan banyak kehilangan air dan mengalami desikasi dan akhirnya mati.


5. Insektisida yang merusak jaringan pencernaan serangga
Insektisida golongan ini adalah yang berbahan aktif mikroorganisme Baccilus thuringiensis (Bti).
Bti membentuk endotoksin yang bila masuk ke dalam pencernaan serangga (larva dari golongan lepidoptera) yang bersifat asam akan terlarut dan merusak sel-sel jaringan pencernaan dan menyebabkan kematian.